Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dan Kinerja Operasional UKM di Nairobi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 13.30

unplash.com

Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Martin Muthuri Gitonga dari University of Nairobi, membahas hubungan antara resiliensi rantai pasok dan kinerja operasional pada usaha kecil dan menengah (UKM) manufaktur di Nairobi. Studi ini menyoroti strategi yang diterapkan UKM dalam menghadapi gangguan serta dampaknya terhadap efisiensi operasional.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini mengidentifikasi empat strategi utama dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok:

  • Strategi Mitigasi Risiko – Identifikasi risiko dan pengelolaan rantai pasok yang lebih tangguh.
  • Rekayasa Ulang Rantai Pasok – Adaptasi struktur rantai pasok untuk meningkatkan efisiensi.
  • Strategi Lean dan Agile – Reduksi pemborosan dan peningkatan fleksibilitas.
  • Kolaborasi Strategis – Kerja sama dengan pemasok dan mitra bisnis untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok.

Studi Kasus: Gangguan Global dan Dampaknya pada UKM Nairobi

Paper ini menyoroti beberapa gangguan besar yang memengaruhi UKM manufaktur di Nairobi:

  • Pandemi COVID-19 – Mengakibatkan peningkatan biaya logistik hingga 252% dan keterlambatan rantai pasok.
  • Krisis Keuangan 2008 – Penurunan produksi industri 42,3% di sektor transportasi dan 40,3% di industri manufaktur.
  • Ketidakstabilan Politik di Kenya – Menyebabkan fluktuasi harga bahan baku dan ketidakpastian regulasi.

Dengan mengadopsi strategi resiliensi rantai pasok, UKM mampu bertahan dan tetap kompetitif dalam kondisi penuh ketidakpastian.

Strategi Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok

1. Strategi Mitigasi Risiko

  • Penerapan kontrak kinerja untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
  • Pembuatan risk register guna mengidentifikasi dan mengelola risiko lebih efektif.

2. Rekayasa Ulang Rantai Pasok

  • Outsourcing ke penyedia spesialis untuk menurunkan biaya operasional.
  • Diversifikasi pemasok guna mengurangi ketergantungan pada satu sumber pasokan.

3. Strategi Lean dan Agile

  • Optimalisasi kapasitas kendaraan distribusi untuk meningkatkan efisiensi biaya logistik.
  • Pembatasan produk yang tidak menguntungkan untuk menghindari kerugian finansial.

4. Kolaborasi Strategis

  • Komunikasi terbuka dengan pemasok untuk mempercepat respons terhadap perubahan pasar.
  • Kemitraan dengan kompetitor dalam pengelolaan suplai dan harga produk.

Metrik Keberhasilan Strategi Resiliensi

Paper ini menggunakan beberapa KPI utama untuk mengukur efektivitas strategi resiliensi rantai pasok:

  • Inventory Turnover – Seberapa cepat stok diperbarui dalam rantai pasok.
  • Lead Time Variability – Konsistensi waktu pengiriman dan produksi.
  • Customer Satisfaction Index – Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan rantai pasok.
  • Operational Cost Reduction – Efisiensi biaya operasional setelah penerapan strategi resiliensi.

Kritik dan Evaluasi

Meskipun paper ini memberikan wawasan yang komprehensif, ada beberapa aspek yang dapat diperbaiki:

  • Kurangnya data dari sektor non-manufaktur – Studi ini hanya fokus pada UKM manufaktur.
  • Minimnya eksplorasi teknologi digital – AI dan blockchain dapat berperan lebih besar dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok.
  • Studi terbatas pada satu wilayah – Perlu ada perbandingan dengan daerah lain untuk validitas lebih luas.

Kesimpulan

Paper ini menegaskan bahwa strategi resiliensi rantai pasok berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kinerja operasional UKM. Dengan mengadopsi strategi mitigasi risiko, rekayasa ulang rantai pasok, lean-agile, dan kolaborasi strategis, UKM dapat mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi, dan mempertahankan daya saing dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Sumber Artikel: Gitonga, M. M. (2021). Supply Chain Resilience and Operational Performance of Manufacturing SMEs in Nairobi County. University of Nairobi.