Meningkatkan Resiliensi dan Kelincahan Rantai Pasok: Strategi untuk Menghadapi Disrupsi Global

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 13.18

unplash.com

Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Jorge Calvo, Vanesa Berlanga Silvent, dan del Olmo Arriaga Josep Lluís, membahas pentingnya resiliensi dan kelincahan rantai pasok dalam menghadapi disrupsi global. Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi, geopolitik, dan teknologi, perusahaan harus mengadopsi strategi rantai pasok yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan cepat. Artikel ini mengkaji literatur teoretis mengenai konsep tersebut serta pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan ketahanan operasional.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini menguraikan dua pendekatan utama dalam manajemen rantai pasok:

  1. Resiliensi – Kemampuan rantai pasok untuk menyerap, menyesuaikan, dan pulih dari gangguan.
  2. Agility (Kelincahan) – Kemampuan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat dan efisien.

Kedua konsep ini sangat berkaitan dengan strategi mitigasi risiko, termasuk perencanaan sebelum gangguan, tindakan cepat saat terjadi disrupsi, serta proses pemulihan dan stabilisasi pasca-krisis.

Faktor Risiko dalam Rantai Pasok

Penulis mengidentifikasi lima kategori risiko utama yang dapat memengaruhi rantai pasok:

  • Risiko permintaan – Fluktuasi permintaan pasar yang tidak terduga.
  • Risiko pasokan – Gangguan dari pemasok, termasuk keterlambatan dan kelangkaan bahan baku.
  • Risiko operasional – Kegagalan internal dalam sistem logistik dan produksi.
  • Risiko lingkungan – Faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan kebijakan.
  • Risiko finansial – Ketidakstabilan ekonomi global yang berdampak pada biaya produksi dan pengiriman.

Studi Kasus: Dampak Krisis Global pada Rantai Pasok

Paper ini menyajikan beberapa contoh gangguan global yang telah menguji ketahanan rantai pasok:

  • Krisis Finansial 2008 menyebabkan gangguan besar dalam rantai pasok global, dengan penurunan 42,3% pada sektor transportasi dan 40,3% pada industri logam dasar.
  • Gempa Jepang 2011 memaksa perusahaan seperti Toyota untuk menyesuaikan strategi pasokan mereka, meningkatkan produksi lokal untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok luar negeri.
  • Pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan harga bahan baku dan biaya logistik hingga 252% untuk jalur pelayaran utama seperti Shanghai-Rotterdam.

Strategi Meningkatkan Resiliensi dan Kelincahan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi berikut:

1. Manajemen Risiko Proaktif

  • Mengembangkan model prediksi berbasis AI dan big data.
  • Meningkatkan diversifikasi pemasok untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber.

2. Desain Rantai Pasok Fleksibel

  • Strategi dual sourcing untuk memastikan keberlanjutan pasokan.
  • Penggunaan sistem digitalisasi dan IoT untuk meningkatkan visibilitas rantai pasok.

3. Optimasi Logistik dan Produksi

  • Mengadopsi model lean supply chain untuk meningkatkan efisiensi.
  • Membangun buffer stock sebagai cadangan dalam menghadapi fluktuasi permintaan.

Pengukuran Keberhasilan: KPI dalam Resiliensi Rantai Pasok

Paper ini mengidentifikasi beberapa metrik utama dalam mengukur efektivitas strategi rantai pasok:

  • Inventory Turnover – Mengukur efisiensi perputaran stok.
  • Supplier Reliability Index – Menilai keandalan pemasok.
  • Lead Time Variability – Mengukur kestabilan waktu pemenuhan pesanan.

Kritik dan Evaluasi

Meskipun artikel ini memberikan wawasan yang mendalam, ada beberapa aspek yang dapat dikembangkan lebih lanjut:

  • Kurangnya data empiris – Sebagian besar analisis berbasis teori tanpa dukungan studi kuantitatif.
  • Fokus industri terbatas – Studi ini lebih banyak mengacu pada manufaktur besar tanpa mempertimbangkan skala bisnis kecil dan menengah.
  • Minimnya eksplorasi teknologi – Peran AI, blockchain, dan otomasi masih belum dieksplorasi secara mendalam dalam mendukung resiliensi rantai pasok.

Kesimpulan

Paper ini memberikan landasan teoretis yang kuat mengenai pentingnya resiliensi dan agility dalam rantai pasok untuk menghadapi tantangan global. Dengan menerapkan strategi mitigasi risiko, perusahaan dapat meminimalkan dampak gangguan serta meningkatkan daya saing mereka dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks.

Sumber Artikel:

  • Calvo, J., Berlanga, V., & del Olmo, J. L. (2020). Supply chain resilience and agility: a theoretical literature review. International Journal of Supply Chain and Operations Resilience, 4(1), 37–69.