Meningkatkan Keberhasilan Proyek Konstruksi melalui Implementasi Manajemen: Studi Kasus Superflat Floor Karawang

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

30 April 2025, 12.01

Pexels.com

Pendahuluan

Pembangunan kawasan industri seperti Karawang memerlukan kualitas infrastruktur yang tinggi, termasuk dalam konstruksi lantai beton. Salah satu inovasi terbaru adalah metode superflat floor, yang dirancang untuk memenuhi standar tinggi dalam hal kerataan dan elevasi lantai. Artikel ini mengulas secara kritis implementasi manajemen konstruksi terhadap keberhasilan proyek superflat floor berdasarkan penelitian oleh Imam Muhammad Fikri, Darmawan Pontan, dan Dhanu Setyo Bhekti.

Apa Itu Superflat Floor dan Mengapa Penting?

Superflat floor adalah sistem pelat lantai beton dengan standar deviasi elevasi maksimum 3 mm dalam jarak 3 meter, sesuai spesifikasi American Concrete Institute (ACI). Lantai jenis ini digunakan di pabrik dan gudang yang menggunakan kendaraan otomatis (AGV) atau rak penyimpanan berkapasitas tinggi, sehingga kerataan sangat krusial.

Tujuan Penelitian dan Metode

Penelitian bertujuan mengukur dampak implementasi manajemen konstruksi terhadap kesuksesan proyek superflat floor di kawasan industri Karawang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif berbasis kuesioner pada 30 responden dari kalangan kontraktor, pemilik proyek, dan perencana. Analisis data dilakukan dengan PLS-SEM menggunakan SmartPLS 3.0.

Variabel Penelitian

Penelitian menguji lima variabel utama:

  • Administrasi: mencakup kemampuan teknis, manajerial, dan K3.

  • Manajemen Teknologi: efisiensi dan pengembangan teknologi konstruksi.

  • Total Quality Management (TQM): leadership, komunikasi, dan perencanaan kualitas.

  • Manajemen Pengetahuan: budaya organisasi dan knowledge sharing.

  • Keberhasilan Proyek: kriteria seperti ketepatan waktu, minim limbah, dan kepuasan stakeholder.

Hasil Penelitian

Dari hasil analisis statistik, tiga variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan proyek:

  1. Manajemen Pengetahuan (T-statistik: 2,111; P-value: 0.035)

  2. Total Quality Management (T-statistik: 1,546; P-value: 0.122)

  3. Administrasi (T-statistik: 1,594; P-value: 0.111)

Sementara itu, manajemen teknologi tidak memberikan dampak signifikan (T-statistik: 0.276; P-value: 0.783).

 

Analisis Tambahan:

  • Knowledge Management terbukti menjadi variabel paling dominan. Dalam industri konstruksi modern, praktik berbagi pengetahuan dan pengembangan budaya organisasi mendukung produktivitas dan adaptasi teknologi.

  • Administrasi seperti kemampuan teknis dan pengalaman juga sangat penting, terutama dalam proses tender dan pengawasan proyek.

 

Studi Kasus: Proyek Superflat Floor di Karawang

Proyek ini dilaksanakan di kawasan industri pabrik tisu. Tantangan utamanya adalah menjaga konsistensi elevasi dan menghindari retakan. Berkat perencanaan yang matang dan manajemen kualitas yang baik, proyek mampu menyelesaikan konstruksi sesuai spesifikasi standar ACI Superflat.

 

Implikasi Praktis untuk Industri Konstruksi

Penelitian ini memberikan wawasan bagi para profesional konstruksi untuk lebih fokus pada:

  • Peningkatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

  • Penguatan sistem dokumentasi dan evaluasi proyek.

  • Penerapan sistem manajemen mutu secara menyeluruh.

 

Kritik dan Saran

Meskipun metodologi penelitian cukup solid, jumlah responden yang terbatas (30 orang) bisa jadi kurang representatif. Akan lebih baik jika penelitian lanjutan mencakup proyek dari berbagai sektor konstruksi dan melibatkan lebih banyak stakeholder.

Selain itu, variabel manajemen teknologi yang tidak signifikan sebaiknya dikaji ulang—bisa jadi ini akibat rendahnya penetrasi teknologi mutakhir seperti BIM (Building Information Modeling) di proyek tersebut.

 

Kesimpulan

Implementasi manajemen konstruksi, khususnya dalam aspek pengetahuan, kualitas, dan administrasi, berperan krusial dalam keberhasilan proyek superflat floor. Industri konstruksi di Indonesia harus mulai mengadopsi pendekatan berbasis pengetahuan dan kualitas secara lebih menyeluruh agar mampu bersaing secara global.

 

Referensi

Penelitian ini dapat diakses melalui jurnal Syntax Idea Vol. 6, No. 1 (2024), dengan judul: "Analisis Implementasi Manajemen Konstruksi Terhadap Keberhasilan Proyek Lantai Beton Superflat" oleh Imam Muhammad Fikri, Darmawan Pontan, dan Dhanu Setyo Bhekti. DOI: https://doi.org/10.46799/syntax-idea.v6i1.2840