Pendahuluan
Paper ini, yang ditulis oleh Christoph Alexander Pickert, membahas bagaimana kapabilitas dan strategi rantai pasok memengaruhi agility (kelincahan) dan robustness (ketahanan struktural) dalam menghadapi gangguan. Penelitian ini menyoroti bahwa banyak rantai pasok saat ini terlalu efisien sehingga rentan terhadap guncangan eksternal.
Definisi dan Kerangka Konseptual
Paper ini mengidentifikasi dua dimensi utama dari resiliensi rantai pasok:
- Agility (Kelincahan) – Kemampuan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat dan fleksibel.
- Robustness (Ketahanan Struktural) – Kemampuan untuk tetap stabil dalam menghadapi gangguan besar.
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis dampak kapabilitas tertentu terhadap kedua dimensi ini.
Studi Kasus: Dampak Gangguan Global terhadap Rantai Pasok
Paper ini menyoroti beberapa contoh gangguan yang menguji ketahanan rantai pasok:
- Gempa Jepang 2011 – Menghentikan produksi Toyota global hingga 30%, membutuhkan 6 bulan untuk pulih sepenuhnya.
- Krisis Keuangan 2008 – Menyebabkan penurunan produksi industri sebesar 42,3% di sektor transportasi dan 40,3% di manufaktur logam dasar.
- Pandemi COVID-19 – Meningkatkan biaya logistik hingga 252% dan menyebabkan kekurangan bahan baku di berbagai industri.
Perusahaan yang memiliki kapabilitas rantai pasok yang kuat mampu mengurangi dampak gangguan dan mempercepat pemulihan.
Strategi Meningkatkan Agility dan Robustness dalam SCM
1. Kapabilitas Teknologi dan Informasi
- Implementasi sistem ERP dan IoT untuk meningkatkan visibilitas rantai pasok.
- Prediksi berbasis AI guna mengidentifikasi risiko sebelum terjadi gangguan.
2. Strategi Manajemen Risiko
- Diversifikasi pemasok untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber.
- Buffer stock strategis sebagai cadangan menghadapi ketidakpastian pasar.
3. Rekayasa Ulang Rantai Pasok
- Fasilitas produksi fleksibel untuk memungkinkan perpindahan produksi cepat saat terjadi gangguan.
- Kolaborasi strategis dengan pemasok guna meningkatkan keandalan pasokan.
Metrik Keberhasilan Integrasi Agility dan Robustness
Paper ini mengidentifikasi beberapa KPI utama dalam mengukur efektivitas strategi rantai pasok:
- Inventory Turnover – Efisiensi dalam mengelola persediaan.
- Lead Time Variability – Konsistensi waktu pengiriman dan produksi.
- Supplier Reliability Index – Keandalan pemasok dalam memenuhi permintaan.
Kritik dan Evaluasi
Walaupun penelitian ini memberikan wawasan yang kaya, terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki:
- Kurangnya studi kasus industri spesifik – Studi ini menggunakan data perusahaan Thailand tanpa perbandingan dengan negara lain.
- Minimnya eksplorasi peran blockchain – Teknologi ini dapat meningkatkan transparansi rantai pasok.
- Fokus hanya pada sektor manufaktur – Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sektor lain seperti layanan dan e-commerce.
Kesimpulan
Paper ini menegaskan bahwa strategi dan kapabilitas rantai pasok yang tepat dapat meningkatkan agility dan robustness, sehingga memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi lebih cepat dan bertahan dalam kondisi penuh ketidakpastian. Dengan mengintegrasikan teknologi, manajemen risiko, dan rekayasa ulang rantai pasok, bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan mempertahankan daya saing.
Sumber Artikel: Pickert, C. A. (2014). Supply Chain Resilience – Influence of Supply Chain Capabilities and Strategies on Agility and Robustness. Sirindhorn International Institute of Technology, Thammasat University.