Dalam dunia konstruksi, pemilihan metode pengadaan proyek (procurement method) bukan sekadar urusan administratif—ia adalah keputusan strategis yang berdampak langsung pada keberhasilan proyek dari sisi waktu, biaya, dan mutu. Penelitian Babatunde dkk. menawarkan evaluasi komprehensif terhadap berbagai metode pengadaan yang digunakan di Nigeria, serta menyingkap faktor-faktor utama yang memengaruhi preferensi terhadap metode tradisional maupun non-konvensional.
Latar Belakang—Mengapa Evaluasi Metode Pengadaan Penting?
Proyek konstruksi adalah investasi besar dengan kompleksitas tinggi. Menurut Daniel (2006), metode pengadaan bertujuan mengoptimalkan tiga parameter utama: waktu penyelesaian, biaya, dan kualitas bangunan. Namun kenyataannya, banyak proyek justru gagal memenuhi ketiganya. Hal ini mendorong evaluasi terhadap sistem pengadaan yang dipakai, terutama di negara berkembang seperti Nigeria, yang tengah menggeliat secara infrastruktur.
Metodologi Penelitian—Survei Profesional Konstruksi di Lagos
Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur yang disebar kepada 100 profesional konstruksi di Lagos, pusat aktivitas konstruksi terbesar di Nigeria. Sebanyak 52 responden memberikan data valid, dengan representasi yang cukup merata:
-
Profesi: 53,84% quantity surveyor, 17,31% arsitek, 11,54% insinyur sipil/struktur, sisanya builder & engineer lainnya.
-
Latar organisasi: 42,3% institusi publik, 38,5% konsultan, 19,2% kontraktor.
-
Rata-rata pengalaman kerja: 8 tahun.
Dengan komposisi ini, data yang dikumpulkan dinilai cukup kredibel untuk merepresentasikan perspektif seluruh pelaku proyek.
Ragam Metode Pengadaan Proyek yang Digunakan
1. Metode Tradisional (Design-Bid-Build)
Metode klasik ini masih dominan, digunakan oleh 48,08% responden. Ciri utamanya adalah pemisahan antara fase desain, tender, dan pelaksanaan konstruksi.
Sub-varian Metode Tradisional:
-
Bills of Quantities
-
Drawings & Specifications
-
Cost Reimbursement
-
Schedule of Rates
2. Metode Design–Build
Meski lebih efisien secara teori, hanya 19,24% responden yang pernah menggunakannya. Sub-jenis yang paling dikenal:
-
Design and Construct (9,62%)
-
Package Deal (5,77%)
-
Construction Management (3,85%)
3. Public–Private Partnership (PPP)
Cukup populer di Nigeria, digunakan oleh 32,69% responden. Varian yang paling umum:
-
Build-Operate-Transfer (BOT) – 17,30%
-
Build-Own-Operate-Transfer (BOOT) – 5,77%
-
Lainnya: DBFT, ROT, BLT, dll.
Catatan penting: Management Contracting dan DBFO tidak digunakan sama sekali, mengindikasikan ketidaksiapan atau ketidakcocokan dengan struktur pasar lokal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Penelitian ini menggunakan Relative Importance Index (RII) untuk menilai 15 faktor yang memengaruhi pemilihan metode, dari dua sisi: tradisional dan non-konvensional.
Untuk Metode Tradisional, Top 3 Faktor:
-
Penyelesaian sesuai waktu (RII = 0.78)
-
Penyelesaian sesuai biaya (RII = 0.76)
-
Ketersediaan informasi sejak awal proyek (RII = 0.75)
Untuk Metode Non-Konvensional, Top 3 Faktor:
-
Jaminan kualitas (RII = 0.81)
-
Penyelesaian sesuai waktu (RII = 0.73)
-
Kesesuaian dengan karakter proyek (RII = 0.73)
Temuan Tambahan:
-
Faktor “cheapest cost” justru tidak terlalu penting (RII rendah: 0.63–0.66), membantah mitos bahwa pemilihan metode selalu berorientasi harga.
-
“Fleksibilitas terhadap perubahan klien” menjadi faktor paling rendah dalam metode non-konvensional (RII = 0.55), yang ironis karena metode seperti D&B justru dikenal fleksibel.
Analisis Tambahan & Refleksi Praktis
A. Mengapa Metode Tradisional Masih Dominan?
Faktor sejarah dan kebiasaan memegang peran besar. Metode ini telah lama digunakan, dan banyak pemilik proyek serta pemerintah masih merasa nyaman dengan struktur yang dikenal.
Namun, metode ini memiliki kelemahan signifikan:
-
Tidak efisien waktu
-
Rentan konflik antara desainer dan kontraktor
-
Tidak cocok untuk proyek yang butuh kecepatan dan integrasi tinggi
B. Potensi Metode D&B dan PPP yang Belum Tergarap
Design–build hanya menyumbang 19,24% dari total praktik. Padahal di negara lain seperti Malaysia dan Indonesia, metode ini mulai populer untuk proyek swasta dan publik karena:
-
Lebih cepat
-
Tanggung jawab terpusat
-
Mengurangi konflik kontraktual
PPP juga sangat potensial untuk membiayai proyek besar di Nigeria, mengingat keterbatasan anggaran pemerintah.
Kritik Konstruktif terhadap Penelitian
Kekuatan:
-
Metodologi survei yang solid
-
Representasi responden yang beragam
-
Analisis kuantitatif yang tajam (menggunakan RII)
Kekurangan:
-
Terlalu terfokus pada wilayah Lagos; hasil mungkin tidak mewakili seluruh Nigeria.
-
Tidak ada studi kasus proyek nyata untuk menguatkan klaim.
-
Belum mengeksplorasi faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah atau tekanan global.
Penelitian lanjutan disarankan mencakup data nasional, serta menggabungkan pendekatan studi kasus lapangan.
Implikasi untuk Dunia Konstruksi Global
1. Bagi Pemerintah dan Regulator
Perlu edukasi dan sosialisasi tentang alternatif metode pengadaan proyek, terutama PPP dan D&B. Regulasi juga harus fleksibel agar bisa mengakomodasi metode non-konvensional.
2. Bagi Praktisi
Kontraktor dan konsultan perlu meningkatkan kompetensi dalam metode baru. Misalnya, memahami risiko kontrak lump sum dalam D&B atau struktur keuangan dalam PPP.
3. Bagi Akademisi
Penelitian seperti ini harus dijadikan dasar kurikulum agar calon profesional memahami keunggulan dan tantangan dari setiap metode pengadaan.
Kesimpulan—Antara Tradisi dan Transformasi
Paper ini memberikan gambaran jelas tentang lanskap metode pengadaan proyek di Nigeria: masih didominasi oleh tradisi, namun perlahan-lahan membuka ruang untuk inovasi. Walau metode D&B dan PPP telah diterapkan, masih dibutuhkan upaya masif untuk mengubah pola pikir dan struktur industri.
Pemilihan metode pengadaan bukan sekadar teknis—ia adalah cerminan kesiapan industri dalam merespons tantangan zaman. Di tengah dorongan efisiensi, transparansi, dan percepatan pembangunan, masa depan konstruksi ada pada metode yang fleksibel, kolaboratif, dan adaptif.
Sumber Artikel
Babatunde, S.O., Opawole, A., & Ujaddughe, I.C. (2010). An Appraisal of Project Procurement Methods in the Nigerian Construction Industry.
Published in: Civil Engineering Dimension, Vol. 12, No. 1, pp. 1–7.
Tersedia di: Civil Engineering Dimension atau repositori akademik terdekat.