Mengelola Air Secara Terpadu: Panduan Strategis IWRM untuk Dunia yang Kekurangan Air

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda

15 Mei 2025, 10.31

pixabay.com

Pendahuluan: Saat Air Bukan Lagi Hak, tapi Tantangan

Air bersih adalah hak dasar manusia, namun semakin langka karena tekanan populasi, polusi, dan perubahan iklim. Di sinilah konsep Integrated Water Resources Management (IWRM) atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu hadir sebagai solusi strategis. Paper Integrated Water Resources Management dari GWP Technical Advisory Committee (2000) merupakan salah satu dokumen dasar yang menjabarkan prinsip, tantangan, dan cara implementasi IWRM secara komprehensif.

Apa Itu IWRM?

IWRM adalah proses yang mendorong pengelolaan dan pengembangan air, tanah, dan sumber daya terkait secara terkoordinasi. Tujuannya adalah memaksimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial secara adil tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem vital.

Empat Prinsip Dublin yang Mendasari IWRM:

  1. Air adalah sumber daya terbatas dan rentan.
  2. Manajemen air harus partisipatif.
  3. Perempuan berperan penting dalam pengelolaan air.
  4. Air harus dipandang sebagai barang ekonomi.

Tantangan Global dalam Pengelolaan Air

1. Kesenjangan Akses

Sekitar 20% populasi dunia tidak memiliki akses air minum aman, dan 50% tidak memiliki sanitasi memadai. Kondisi ini berdampak pada kesehatan, produktivitas, dan ketimpangan sosial.

2. Persaingan Kebutuhan

Dengan lebih dari 70% air digunakan untuk irigasi, meningkatnya populasi dan permintaan pangan memicu konflik antar sektor: pertanian vs domestik vs industri vs ekosistem.

3. Polusi & Krisis Ekosistem

Limbah pertanian dan industri mencemari air permukaan dan tanah. Kualitas air menurun drastis di banyak wilayah, mengancam biodiversitas dan kesehatan manusia.

4. Variabilitas Iklim

Variasi musiman dan tahunan hujan memperparah krisis air, terutama di negara berkembang. Ketidakpastian iklim menambah risiko kekeringan dan banjir ekstrem.

Implementasi IWRM: Bukan Teori, Tapi Aksi Nyata

Paper ini tidak hanya memberi kerangka konseptual, tetapi juga peta jalan implementasi melalui tiga elemen kunci:

1. Lingkungan Pendukung (Enabling Environment)

Termasuk kebijakan nasional, peraturan hukum, dan sistem informasi. Pemerintah perlu menciptakan kondisi agar semua aktor dapat berperan aktif dan bertanggung jawab.

2. Peran Kelembagaan

Pembagian peran di berbagai level harus jelas. Mulai dari lembaga pusat pembuat kebijakan hingga komunitas lokal pelaksana lapangan. Koordinasi lintas sektor mutlak diperlukan.

3. Instrumen Manajerial

  • Penilaian sumber daya dan permintaan air
  • Mekanisme resolusi konflik
  • Alat regulasi: tarif, insentif ekonomi, teknologi monitoring

Studi Kasus Nyata: Tamil Nadu, India

Dalam basin Sungai Vaigai di India, IWRM diterapkan dengan menggabungkan partisipasi masyarakat, teknologi pendukung pengambilan keputusan (decision support system), dan dialog antar sektor. Model ini terbukti membantu meredakan konflik antara pengguna air hulu dan hilir serta lintas sektor (pertanian vs perkotaan).

Analisis Kritis & Tambahan Opini

Paper ini merupakan fondasi penting bagi negara-negara berkembang yang ingin mengadopsi IWRM. Namun ada beberapa hal yang perlu diperkuat:

  • Konteks Lokal: Tidak ada satu solusi universal. IWRM harus diadaptasi dengan karakter sosial, budaya, dan politik tiap negara.
  • Tantangan Implementasi: Banyak negara memiliki regulasi bagus di atas kertas tapi lemah di eksekusi karena minim pendanaan, kapasitas institusi, atau kemauan politik.
  • Nilai Ekonomi vs Sosial: Konsep air sebagai barang ekonomi bisa menimbulkan resistensi jika tidak dibarengi perlindungan untuk kelompok miskin.

Perbandingan dengan Pendekatan Lain

Berbeda dari pendekatan sektoral, IWRM menyatukan semua aspek air—kuantitas, kualitas, sumber daya, dan pemakai—dalam satu sistem. Ini memberikan efisiensi dan keadilan jangka panjang.

Relevansi IWRM di Era Perubahan Iklim

Di tengah ancaman iklim dan pertumbuhan penduduk, IWRM menjadi alat vital untuk:

  • Mengurangi risiko konflik air lintas negara
  • Menjaga keberlanjutan ekosistem air tawar
  • Menjamin keadilan akses dan keberlanjutan ekonomi

Kesimpulan: Saatnya Mengintegrasikan, Bukan Memisahkan

IWRM bukan sekadar pendekatan teknokratik, melainkan paradigma baru yang menempatkan air sebagai hak, tanggung jawab bersama, dan aset ekonomi. Paper ini menjadi pedoman penting bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan pelaku lapangan yang ingin mengelola air secara efisien, adil, dan berkelanjutan.

Sumber

Global Water Partnership. (2000). Integrated Water Resources Management. TAC Background Papers No. 4.