Mengelola Air Secara Terpadu: Panduan Praktis IWRM untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda

21 Mei 2025, 10.48

pixabay.com

IWRM: Solusi Menyeluruh untuk Krisis Air Dunia

Di dunia yang krisis akibat pertumbuhan populasi, menghadapi perubahan iklim, dan eksploitasi berlebihan, pendekatan sektoral tidak lagi relevan. Integrated Water Resources Management (IWRM) hadir sebagai pendekatan ekologi holistik yang memadukan aspek, sosial, ekonomi, dan budaya dalam pengelolaan sumber daya air. Manual ini, disusun oleh Stockholm International Water Institute (SIWI), memberikan landasan kokoh bagi para pemangku kepentingan—baik teknisi, pembuat kebijakan, hingga masyarakat—untuk menerapkan IWRM secara praktis dan terarah.

Apa Itu IWRM dan Mengapa Penting?

IWRM adalah pendekatan yang menekankan koordinasi antarsektor dalam pengelolaan udara, dengan tujuan utama:

  • Menjamin efisiensi penggunaan udara
  • Mewujudkan keadilan akses antar pengguna
  • Menjaga ekosistem

Dilihat dari Dublin Principles (1992) dan diperkuat dalam Agenda 21 (Rio Summit), IWRM menekankan bahwa udara:

  1. Adalah sumber daya terbatas dan rentan.
  2. Harus dikelola melalui partisipasi semua pihak.
  3. Memiliki nilai sosial dan ekonomi.
  4. Perempuan berperan sentral dalam pengelolaan air.

Studi Kasus: Danau Hawassa di Ethiopia

Manual ini menggunakan Danau Hawassa sebagai studi utama. Danau ini merupakan sumber air utama bagi ±113.000 penduduk, dan menjadi pusat aktivitas ekonomi: pertanian, industri, pariwisata, serta perikanan. Namun, dalam 25 tahun terakhir, permukaan danau terus meningkat, menyebabkan banjir musiman dan kerusakan pertanian. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan IWRM untuk menyeimbangkan kebutuhan sosial dengan kapasitas ekologis.

Data Menarik:

  • Ketinggian danau: 1.680 mdpl
  • Rata-rata curah hujan tahunan: 1,154 mm
  • Luas DAS: 1.455 km²
  • Luas permukaan udara: 93,6 km²
  • Kedalaman: 18–22 m

Ancaman Sumber Daya Air: Ulah Manusia dan Tekanan Alam

Bab awal manual ini menjelaskan bahwa air tawar hanya 3% dari total air dunia , dan hanya kurang dari 1% yang dapat langsung dimanfaatkan manusia. Di Danau Hawassa, ancaman terbesar datang dari:

  • Polusi rumah tangga dan industri (logam berat, limbah domestik)
  • Penggundulan hutan di hulu → erosi & sedimentasi
  • Limbah pertanian: pupuk, pestisida, dan herbisida

Akibatnya, kualitas air menurun, keanekaragaman hayati terancam, dan terjadi konflik antar pengguna.

Empat Pilar IWRM: Prinsip Dasar Pengelolaan Air Terpadu

1. Air adalah Sumber Daya Terbatas

Pengelolaan udara tidak boleh mengabaikan fakta bahwa udara tidak akan bertambah. Pemanfaatan berlebih dan polusi mempercepat krisis.

2. Pendekatan Partisipatif

IWRM menekankan perlunya partisipasi seluruh pemangku kepentingan: dari masyarakat adat, perempuan, petani, hingga pembuat kebijakan. Kebijakan kesuksesan tidak bisa tercipta dari atas saja.

3. Peran Sentral Perempuan

Perempuan, khususnya di komunitas pedesaan, adalah pengguna dan penjaga air utama. Ketika perempuan dilibatkan dalam pengambilan keputusan, efektivitas pengelolaan udara meningkat secara signifikan.

4. Air Sebagai Barang Ekonomi

Air perlu dikenakan biaya berdasarkan nilai penggunaan—tetapi harus tetap menjamin akses bagi masyarakat miskin. Penggunaan air yang tak terkendali sering terjadi karena menganggap air adalah barang gratis.

Pendekatan IWRM dalam Praktik: Mekanisme Intersektoral

Dalam bab praktik, manual ini menyoroti pentingnya kolaborasi antar sektor melalui pendekatan antar sektor dan antar tingkat . Ini terlihat dalam dua studi nyata:

Sukses: Komisi Sungai Mekong (Asia Tenggara)

Empat negara (Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam) membentuk badan pengelola bersama melalui dialog formal lintas sektor dan tingkat. Mekong menjadi contoh sukses implementasi IWRM multinasional .

Gagal: Sungai Tana di Kenya & Sungai Langat di Malaysia

Kegagalan IWRM disebabkan oleh tumpang tindih otoritas, minimnya partisipasi, dan perencanaan yang tidak berbasis data. Pembelajaran penting: IWRM gagal bukan karena konsepnya, tapi karena buruknya implementasi.

Manfaat IWRM: Dari Ekologi hingga Politik

IWRM tidak hanya menjaga udara, namun juga berdampak luas:

  • Ekologis : menjaga keanekaragaman hayati, mencegah banjir, menyaring polutan secara alami.
  • Ekonomi : efisiensi irigasi, pengurangan limbah industri, sirkulasi udara (reuse & recycle).
  • Sosial : akses yang adil terhadap air bersih, peningkatan kesehatan masyarakat.
  • Kultural & Spiritualitas : pelestarian situs sakral dan tradisi lokal.
  • Politik : menciptakan forum dialog demokratis kelompok sosial.

Kritik dan Refleksi: Apakah IWRM Selalu Efektif?

bahwa IWRMManual ini cukup realistis dalam mengakui bahwa IWRM bukan resep tunggal untuk semua lokasi . Tantangan implementasi antara lain:

  • Keterbatasan kapasitas lembaga lokal
  • Minimnya data kuantitatif terintegrasi
  • Konflik kepentingan antarsektor

Namun, pendekatan IWRM tetap relevan karena fleksibel. Hal ini dapat disesuaikan dengan konteks lokal, bersifat adaptif, dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Kesimpulan: IWRM sebagai Arah Masa Depan Pengelolaan Air

Manual ini menyajikan panduan praktis dan konsep yang kuat untuk membangun sistem pengelolaan air yang adil, efisien, dan lestari. Dalam menghadapi krisis udara global, IWRM menawarkan cara untuk:

  • Mengurangi konflik penggunaan air
  • Meningkatkan efisiensi
  • Melibatkan masyarakat secara bermakna
  • Melindungi ekosistem yang menopang kehidupan
  • Namun, seperti pesan penutup manual ini: kesuksesan IWRM terletak pada partisipasi aktif semua pemangku kepentingan, bukan hanya pada kerangka teoritis.

Sumber Referensi:

Air StockholmInstitut Air Internasional Stockholm. (2020). Prinsip dan Praktik Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu – Manual 1 SIWI.T​. SIWI.