Pendahuluan
Banjir merupakan salah satu bencana alam paling mematikan di dunia, dengan lebih dari 2 miliar orang terdampak dan 150.000 kematian antara tahun 1995 dan 2015. Dalam konteks ini, penting memahami bagaimana masyarakat belajar dari pengalaman banjir dan bagaimana memori kolektif membentuk strategi mitigasi risiko. Artikel "Modeling flood memory and human proximity to rivers" oleh Ridolfi, Mondino, dan Di Baldassarre (2021) menyajikan pendekatan sistem dinamik sosio-hidrologi yang mengeksplorasi hubungan antara banjir, memori masyarakat, dan penempatan permukiman di sekitar Sungai Vltava, Republik Ceko.
Model Sosio-Hidrologi dan Logika Simulasi
Peneliti membangun model berbasis sistem dinamis yang menggabungkan:
- F (Flood Severity): tingkat kerusakan akibat banjir
- M (Flood Memory): memori kolektif masyarakat terhadap banjir
- H (Vertical Distance): jarak vertikal pusat permukiman dari sungai
Model menunjukkan bahwa ketika banjir besar terjadi, memori kolektif meningkat dan masyarakat cenderung pindah ke lokasi lebih tinggi. Namun, seiring waktu, memori memudar dan pemukiman kembali dibangun mendekati sungai karena manfaat ekonomisnya (air, transportasi, pertanian).
Studi Kasus: Republik Ceko (1118–1845)
Penelitian ini menggunakan data historis dari 1.293 desa dan kota yang tersebar sepanjang Sungai Vltava. Tujuh banjir besar yang terjadi dalam kurun waktu 1118, 1342, 1432, 1501, 1655, 1784, dan 1845 dianalisis untuk melihat dampaknya terhadap pola pembangunan permukiman.
Beberapa temuan penting:
- Setelah banjir besar tahun 1118, permukiman baru dibangun rata-rata 13 meter lebih tinggi dari sungai.
- Namun setelah 25-50 tahun (dua generasi), lokasi pemukiman mulai mendekat kembali ke sungai.
- Siklus ini berulang tiap kali terjadi banjir besar, menunjukkan pola "ingat-lupa" kolektif.
Simulasi Model dan Validasi Data
Model mencerminkan tren historis yang teramati, seperti:
- M(t) meningkat tajam setelah banjir, lalu turun eksponensial (setengah nilai dalam 5–15 tahun)
- Pemukiman cenderung mengikuti kurva naik-turun terhadap sungai seiring perubahan memori masyarakat
- Parameter α (kedalaman kerusakan banjir) bervariasi antara 0.01 hingga 10, sedangkan parameter λ (jarak kritis) antara 4–24 meter
Analisis Sosial dan Budaya
Penelitian ini menyimpulkan bahwa memori kolektif adalah pendorong utama perubahan spasial masyarakat dalam menanggapi risiko banjir. Namun faktor lain seperti perang, aktivitas tambang, dan nilai budaya juga turut memengaruhi.
Rekomendasi dan Relevansi Global
- Kampanye edukasi publik dan dokumentasi sejarah penting untuk mempertahankan kesadaran banjir.
- Pendekatan lunak (relokasi, pendidikan) lebih efektif jangka panjang dibanding infrastruktur keras seperti tanggul, yang bisa menimbulkan rasa aman semu.
- Pengambilan keputusan berbasis memori kolektif dapat memperkuat resiliensi masyarakat terhadap banjir masa depan.
Kesimpulan
Model ini berhasil mensimulasikan pengaruh memori banjir terhadap lokasi permukiman secara akurat. Kajian ini menegaskan pentingnya memori sosial dalam memahami dinamika risiko banjir. Dengan mempertahankan dan mewariskan pengalaman banjir secara kolektif, masyarakat dapat membangun strategi adaptasi yang lebih bijak dan tahan lama terhadap bencana air.
Sumber :
Ridolfi, E., Mondino, E., & Di Baldassarre, G. (2021). Modeling flood memory and human proximity to rivers. Hydrology Research, 52(1), 241–252.