Membongkar Strategi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Air: Resensi Mendalam Buku 'Pengembangan Sumber Daya Air di Bidang Teknik Sipil'

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda

19 Mei 2025, 10.29

pixabay.com

Mengapa Pengembangan SDA Menjadi Isu Strategis?

Air adalah sumber daya yang menjadi penopang utama keberlanjutan kehidupan. Namun di era modern, di mana pertumbuhan penduduk dan ekspansi pembangunan terjadi sangat cepat, pengelolaan sumber daya air (SDA) membutuhkan pendekatan lintas disiplin, termasuk teknik sipil. Buku Pengembangan Sumber Daya Air di Bidang Teknik Sipil yang disusun oleh dosen-dosen Fakultas Teknik Universitas Mataram merupakan referensi penting dalam menjembatani teori dan praktik pembangunan infrastruktur air berbasis kajian ilmiah.

Struktur Buku: Menyentuh Inti Masalah SDA

Buku ini terdiri dari enam bab utama yang membahas secara sistematis:

  1. Pendahuluan
  2. Analisis Hidrologi
  3. Penatagunaan SDA
  4. Pengendalian Sungai
  5. Perencanaan Embung
  6. Manajemen SDA

Setiap bab dirancang tidak hanya untuk mahasiswa teknik sipil, tetapi juga bagi praktisi, birokrat, hingga pemerhati lingkungan yang ingin memahami aspek teknis pengembangan SDA di Indonesia.

Analisis Hidrologi: Fondasi Keilmuan dalam Merancang Infrastruktur Air

Bab II memuat penjelasan mendalam tentang dasar-dasar hidrologi yang digunakan dalam pengembangan infrastruktur air. Mulai dari evapotranspirasi, analisis frekuensi curah hujan, debit banjir puncak, hingga debit andalan. Salah satu metode yang disorot adalah Penman Modified by FAO untuk menghitung evapotranspirasi, yang memadukan data iklim seperti suhu, kelembaban, angin, dan radiasi matahari. Ini penting untuk menentukan kebutuhan air irigasi serta estimasi kehilangan air di waduk.

Selain itu, teknik analisis debit banjir seperti metode Talbot, Sherman, dan Mononobe digunakan untuk merancang bangunan tahan banjir. Data intensitas curah hujan tahunan di Sumbawa digunakan sebagai studi kasus nyata yang memperkuat pentingnya pendekatan berbasis data.

Penatagunaan SDA: Skala Prioritas dan Neraca Air

Pada Bab III, penulis membahas bagaimana menentukan prioritas pengelolaan DAS melalui analisis potensi wilayah dan keseimbangan air. Inventarisasi wilayah studi dan pendekatan SWOT menjadi metode dasar dalam menetapkan skala prioritas DAS. Contohnya, daerah dengan neraca air negatif akibat over-eksploitasi harus diprioritaskan dalam program konservasi dan rehabilitasi.

Lebih lanjut, pendekatan One River One Plan menjadi prinsip utama agar tata kelola DAS tidak terfragmentasi secara administratif. Konsep ini sudah lama digaungkan oleh UNESCO, namun masih sulit diimplementasikan di banyak wilayah Indonesia karena lemahnya koordinasi antarinstansi.

Pengendalian Sungai: Teknologi dan Taktik Mitigasi Banjir

Bab IV menyoroti pentingnya pendekatan teknis dalam pengendalian sungai. Studi lapangan, pemetaan, dan analisis morfologi sungai menjadi langkah awal. Penulis menyampaikan pentingnya bangunan pelimpah, tanggul, kolam retensi, serta kanal banjir sebagai strategi teknis yang terintegrasi.

Misalnya, di wilayah Kota Bima, kerusakan sungai akibat sedimentasi berat memicu banjir tahunan. Dengan menerapkan analisis debit banjir rancangan berdasarkan data ulang 100 tahun (Q100), perencanaan dapat dilakukan lebih presisi.

Perencanaan Embung: Solusi Adaptif Kekeringan dan Ketahanan Air

Bab V menyajikan detail perencanaan embung sebagai alternatif penyimpanan air. Pembahasan meliputi survei topografi, geologi, hingga analisis sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Embung bukan hanya proyek infrastruktur, melainkan juga alat adaptasi iklim. Dalam skenario perubahan iklim, embung memainkan peran kunci dalam menjaga ketersediaan air untuk irigasi dan kebutuhan domestik selama musim kering.

Contoh sukses di Sumba Timur dan Gunungkidul memperlihatkan bagaimana embung skala kecil mampu meningkatkan produktivitas pertanian lokal. Namun, buku ini juga menggarisbawahi pentingnya partisipasi masyarakat dalam tahap desain dan pemeliharaan.

Manajemen SDA: Integrasi Kelembagaan dan Sistem Informasi

Bab VI memperluas cakupan ke aspek manajemen dan kebijakan. Ditekankan bahwa pengelolaan air tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur keras (hard infrastructure), tetapi harus dilengkapi dengan sistem informasi, regulasi, dan koordinasi antar lembaga. Sistem Informasi SDA (SISDA) dan mekanisme pengawasan terpadu menjadi kunci keberhasilan manajemen SDA berkelanjutan.

UU No. 17 Tahun 2019 tentang SDA juga dibahas sebagai kerangka hukum yang menekankan penguasaan negara atas air demi kemakmuran rakyat. Dalam praktiknya, buku ini menyarankan bahwa BUMD dan kelembagaan lokal harus diperkuat untuk menghindari dominasi swasta dalam pengelolaan air.

Kelebihan Buku: Sintesis Akademik dan Aplikasi Lapangan

Kekuatan utama buku ini adalah keberhasilannya menggabungkan pendekatan teoretis dengan aplikasi lapangan. Studi kasus lokal seperti data dari Sumbawa, analisis embung di NTB, serta metode perhitungan debit air menjadikan buku ini lebih dari sekadar teks akademik. Ini adalah panduan strategis yang praktis bagi pemangku kepentingan.

Kritik Konstruktif: Butuh Peta Visual dan Software Pendukung

Meski kaya teori dan data, buku ini relatif minim ilustrasi visual seperti peta atau diagram aliran sungai. Penggunaan software seperti HEC-HMS atau SWAT Model juga belum diintegrasikan, padahal kedua alat ini sangat umum digunakan dalam simulasi pengelolaan DAS modern. Penambahan modul berbasis digital akan meningkatkan relevansi buku ini di era industri 4.0.

Dampak Praktis: Dari Kampus ke Kebijakan

Sebagai bahan ajar, buku ini memberi fondasi kuat bagi mahasiswa teknik sipil dan pengambil kebijakan. Konsep seperti multiple purpose planning dan hydrological modeling dapat menjadi landasan bagi penyusunan Rencana Induk Pengelolaan SDA di berbagai provinsi.

Misalnya, daerah seperti Lombok, yang rentan terhadap kekeringan musiman dan banjir tahunan, dapat mengambil inspirasi dari desain embung dan konsep pengendalian sungai yang ditawarkan dalam buku ini.

Penutup: Rujukan Wajib dalam Ketahanan Air

Buku ini adalah wujud nyata dari kontribusi akademik terhadap isu ketahanan air nasional. Di tengah tantangan perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan tekanan ekonomi, pendekatan integratif yang ditawarkan layak dijadikan standar dalam pendidikan, perencanaan, dan pengambilan keputusan di sektor SDA.

Sumber: Penyusun. (2023). Pengembangan Sumber Daya Air di Bidang Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Universitas Mataram.