Membedah Risiko Proyek Design and Build: Studi Kasus Proyek Gedung Jakarta dan Strategi Mitigasinya

Dipublikasikan oleh Anisa

08 Mei 2025, 09.59

Unplash.com

Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan design and build (D&B) semakin populer dalam industri konstruksi Indonesia, terutama untuk proyek-proyek gedung bertingkat di kawasan metropolitan seperti Jakarta. Metode ini dianggap efisien karena menggabungkan proses desain dan konstruksi dalam satu kontrak. Namun, di balik efisiensinya, metode ini menyimpan berbagai potensi risiko yang, jika tidak dikelola dengan tepat, dapat menimbulkan kerugian signifikan.

Artikel ini meresensi dan menganalisis secara mendalam hasil penelitian dari [paper asli], yang berfokus pada identifikasi, evaluasi, dan mitigasi risiko dalam proyek D&B, khususnya melalui studi kasus sebuah proyek gedung di Jakarta.

Sekilas tentang Metode Design and Build

Metode design and build memungkinkan pemilik proyek menunjuk satu kontraktor untuk menangani desain sekaligus pelaksanaan pembangunan. Konsep ini berbeda dari pendekatan tradisional yang memisahkan kontrak desain dan konstruksi. Keuntungan utamanya adalah efisiensi waktu dan biaya karena proses berjalan paralel.

Namun, model ini menyatukan tanggung jawab besar pada satu entitas, sehingga potensi risiko—baik teknis, administratif, maupun eksternal—juga menjadi tanggungannya secara penuh.

Kategori Risiko dalam Proyek Design and Build

Penelitian ini berhasil mengelompokkan risiko ke dalam beberapa kategori utama, yaitu:

  • Risiko Proyek Internal

    • Perubahan desain oleh pemilik proyek

    • Ketidaksesuaian spesifikasi teknis

  • Risiko Keuangan

    • Keterlambatan pembayaran

    • Fluktuasi harga material

  • Risiko Hukum dan Kontrak

    • Ambiguitas dalam dokumen kontrak

    • Sengketa antara pemilik dan kontraktor

  • Risiko Lingkungan dan Eksternal

    • Perizinan

    • Gangguan sosial atau politik
       

Melalui metode Probability-Impact Matrix, risiko-risiko ini dipetakan berdasarkan tingkat kemungkinan dan dampaknya, yang kemudian menjadi dasar dalam penyusunan strategi mitigasi.

Studi Kasus – Proyek Gedung di Jakarta

Studi ini menggunakan proyek pembangunan gedung perkantoran bertingkat di Jakarta sebagai studi kasus. Berdasarkan wawancara dengan pihak-pihak terlibat (pemilik proyek, kontraktor, konsultan), didapatkan daftar 20 risiko dominan yang dikaji secara kuantitatif dan kualitatif.

Temuan Penting:

  • Risiko paling dominan: perubahan desain dari pemilik proyek, dengan skor dampak tinggi dan probabilitas menengah.

  • Risiko keuangan: keterlambatan pembayaran oleh pemilik proyek menduduki posisi kedua.

  • Risiko teknis: desain struktural awal yang tidak lengkap sering menimbulkan penundaan saat pelaksanaan.

Menariknya, hasil pengukuran menunjukkan bahwa 40% risiko utama berasal dari faktor internal (desain & manajemen), bukan dari faktor eksternal seperti regulasi atau cuaca.

Strategi Mitigasi Risiko: Pendekatan Preventif & Korektif

Penelitian ini menyarankan strategi mitigasi berbasis dua pendekatan: preventif (sebelum terjadi) dan korektif (sesudah terjadi). Beberapa contoh langkah mitigasi adalah:

  • Perubahan desain: Menyusun spesifikasi desain yang lebih rigid dan menetapkan periode 'freezing' desain setelah fase awal.

  • Keterlambatan pembayaran: Penjadwalan ulang pembayaran dengan milestone yang fleksibel namun mengikat.

  • Ambiguitas kontrak: Menyusun dokumen kontrak berbasis FIDIC yang terstandarisasi secara internasional.

  • Desain awal yang kurang lengkap: Mewajibkan proses desain tahap awal divalidasi oleh tim teknis independen.
    Langkah-langkah ini mencerminkan pentingnya sistem manajemen risiko yang terstruktur dan berbasis data, bukan sekadar reaksi spontan terhadap masalah di lapangan.

Analisis Tambahan – Pembelajaran dan Relevansi Industri

Meskipun studi kasus terbatas pada satu proyek di Jakarta, temuan ini merefleksikan tantangan umum dalam sistem D&B di Indonesia. Beberapa insight tambahan:

1. Budaya Perubahan Desain yang Terlalu Longgar

Perubahan desain mendadak sering kali terjadi karena kurangnya keputusan tegas di awal. Ini menunjukkan perlunya edukasi kepada pemilik proyek mengenai pentingnya komitmen terhadap keputusan desain awal.

2. Tantangan Legal dan Administratif

Banyak proyek D&B masih menggunakan dokumen kontrak yang tidak standar, membuka peluang multitafsir. Penggunaan kontrak berbasis FIDIC atau NEC bisa meningkatkan kejelasan dan mengurangi potensi konflik.

3. Integrasi Teknologi Masih Lemah

Belum banyak proyek D&B yang memanfaatkan teknologi seperti BIM (Building Information Modeling) secara optimal. Padahal BIM dapat meminimalkan risiko desain dan koordinasi antar-disiplin teknik.

Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini sejalan dengan studi oleh Rahman & Kumaraswamy (2004) yang juga mengidentifikasi desain dan komunikasi sebagai sumber utama risiko dalam proyek D&B di Asia. Namun, studi ini memberikan konteks lokal yang lebih kuat karena berbasis proyek nyata di Indonesia, memperkaya pustaka literatur yang sebelumnya masih didominasi studi dari luar negeri.

Implikasi Praktis bagi Pelaku Industri

Penelitian ini memberikan panduan nyata bagi pelaku konstruksi, terutama:

  • Developer: Perlu membuat keputusan desain yang tegas dan komitmen terhadap spesifikasi awal.

  • Kontraktor: Harus memiliki tim desain in-house yang kuat dan sistem manajemen risiko.

  • Konsultan: Perannya penting dalam menjembatani komunikasi antara pemilik dan kontraktor.

Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan

Beberapa ruang yang dapat dieksplorasi dalam studi lanjutan:

  • Analisis risiko proyek D&B di luar gedung bertingkat, seperti infrastruktur transportasi.

  • Perbandingan efektivitas mitigasi risiko antara proyek D&B dan metode konvensional.

  • Integrasi digitalisasi dalam manajemen risiko proyek D&B.

Kesimpulan: Design and Build Bukan Solusi Instan, Tapi Memerlukan Strategi Matang

Meskipun metode design and build menawarkan banyak keuntungan, seperti efisiensi waktu dan biaya, keberhasilannya sangat bergantung pada kemampuan para pelaku proyek dalam mengelola risiko yang muncul. Paper ini memberikan kontribusi nyata dengan tidak hanya mengidentifikasi risiko, tapi juga menyajikan strategi mitigasi yang praktis dan aplikatif di lapangan.

Kehadiran sistem manajemen risiko yang kuat, kontrak yang jelas, dan desain yang matang sejak awal adalah kunci sukses bagi proyek D&B, terutama dalam konteks kompleksitas urban seperti Jakarta.

Sumber Artikel

Penelitian ini berasal dari:
“Analisis Risiko dan Mitigasi dalam Proyek Design and Build (Studi Kasus: Proyek Gedung di Jakarta)”, dapat diakses melalui repository resmi institusi akademik penulis. [Silakan masukkan DOI atau tautan resmi jika tersedia]