Pengantar: Saatnya Transformasi Digital di Sektor Perumahan
Industri konstruksi global berada di titik kritis, di mana efisiensi, keberlanjutan, dan kecepatan menjadi tolok ukur utama keberhasilan. Di tengah tekanan pasar dan meningkatnya permintaan perumahan, teknologi konstruksi hadir sebagai jawaban modern terhadap tantangan lama: mahalnya biaya, lamanya waktu pengerjaan, dan risiko keselamatan kerja.
Paper karya Altuwaim, AlTasan, dan Almohsen (2023) menyuguhkan riset mendalam tentang kriteria keberhasilan penerapan teknologi konstruksi dalam proyek perumahan, khususnya di Arab Saudi. Dengan pendekatan kuantitatif melalui metode Relative Importance Index (RII), penelitian ini memberikan panduan strategis bagi pengembang dan pelaku industri yang ingin menerapkan inovasi dengan hasil nyata.
Latar Belakang: Teknologi Sebagai Solusi Atas Ketimpangan Efisiensi
Proyek-proyek besar seperti NEOM dan The Red Sea Project menjadi wajah ambisi Arab Saudi dalam mewujudkan visi 2030. Namun di balik kemegahan itu, proyek residensial pun harus mengejar standar yang sama dalam efisiensi dan kualitas. Teknologi konstruksi—baik berupa BIM, 3D printing, atau automasi—menawarkan peluang untuk mewujudkan pembangunan yang lebih cepat, murah, dan aman.
Namun pertanyaannya: teknologi mana yang efektif, dan kriteria apa yang menentukan kesuksesan implementasinya? Itulah yang ingin dijawab dalam riset ini.
Metodologi: Survei pada Praktisi Langsung di Lapangan
Penelitian ini dilakukan dengan menyusun 18 kriteria keberhasilan berdasarkan kajian literatur, diskusi dengan pakar, serta studi kasus Dubai Future Foundation. Kuesioner didistribusikan kepada 80 responden—yang setelah disaring menyisakan 71 jawaban valid—yang terbagi menjadi dua kelompok:
Group A: Pengembang properti (real estate developers)
Group B: Non-developer seperti konsultan dan kontraktor
Analisis dilakukan dengan menghitung RII (Relative Importance Index), yaitu rasio antara skor jawaban terhadap total maksimum skor. Skor RII tertinggi menunjukkan kriteria yang dianggap paling krusial.
Temuan Utama: Biaya, Keamanan, dan Waktu Adalah Pilar Utama
Hasil RII menunjukkan bahwa baik pengembang maupun non-pengembang sepakat pada tiga kriteria utama keberhasilan teknologi konstruksi:
- Mengurangi biaya (RII: 0.907)
Teknologi terbukti mampu menekan pengeluaran proyek secara signifikan, terutama pada skala massal.
- Meningkatkan keselamatan kerja (RII: 0.895)
Sensor, drone, dan wearable tech meningkatkan pengawasan dan mengurangi kecelakaan kerja.
- Mempercepat waktu pelaksanaan (RII: 0.888)
Teknologi modular, BIM, dan 3D printing mampu mempercepat proses tanpa mengurangi kualitas.
Kriteria Tambahan: Integrasi Sistem dan Insulasi
Selain tiga kriteria utama, beberapa faktor lain yang mendapat penilaian tinggi dari responden antara lain:
- Kemudahan integrasi antar layanan bangunan (struktur, kelistrikan, plumbing)
- Kemampuan instalasi isolasi panas dan suara
- Presisi konstruksi yang tinggi dan minim rework
Ini mencerminkan bahwa pengguna tidak hanya menilai dari efisiensi waktu dan biaya, tapi juga dari kenyamanan dan kualitas jangka panjang.
Kriteria Terendah: Manajemen Logistik dan Tenaga Kerja
Sebaliknya, kriteria yang dinilai kurang signifikan mencakup:
- Mengurangi tenaga kerja ahli
- Menghindari mobilisasi komponen besar
- Mengurangi kebutuhan gudang material di lokasi
Menariknya, ini menunjukkan bahwa kompleksitas logistik bukan menjadi kekhawatiran utama pengembang dalam konteks proyek residensial.
Analisis Lanjutan: Tren dan Dampak Nyata
Bukti lapangan mendukung hasil penelitian ini. Sebagai contoh, penelitian Tam (2011) menunjukkan teknologi rumah murah di India mampu menghemat biaya hingga 26%. Di sisi lain, proyek-proyek di Dubai yang menggunakan BIM dan VR secara terintegrasi mampu memangkas durasi proyek hingga 40% dan meminimalisasi kesalahan desain.
Teknologi juga berperan besar dalam meningkatkan keselamatan. Menurut studi oleh Haupt (2020), teknologi seperti UAV, 4D-CAD, dan wearable robotics efektif mendeteksi dan mencegah potensi kecelakaan kerja.
Kritik dan Perspektif Tambahan
Penelitian ini sangat kuat dari segi pendekatan metodologis dan relevansi praktis. Namun, ada ruang untuk pengembangan:
- Fokus hanya pada Riyadh membatasi generalisasi hasil
- Belum mempertimbangkan perspektif penghuni sebagai pengguna akhir
- Tidak membedakan dampak berdasarkan skala proyek (kecil, menengah, besar)
Studi lanjutan disarankan untuk menggali:
- Perbandingan antar kota atau negara
- Evaluasi berbasis return on investment (ROI) teknologi konstruksi
- Integrasi keberlanjutan dan dampak lingkungan dalam kriteria sukses
Rekomendasi Strategis untuk Pengembang dan Pembuat Kebijakan
1. Fokus pada Teknologi Hemat Biaya dan Cepat Implementasinya
Prioritaskan adopsi teknologi yang terbukti menekan biaya dan durasi.
2. Perkuat Pelatihan SDM Konstruksi Digital
Adopsi teknologi tanpa pelatihan memadai akan menghasilkan resistensi.
3. Libatkan Pengguna Akhir dalam Evaluasi Keberhasilan
Kriteria keberhasilan juga harus mencakup kepuasan dan kenyamanan penghuni rumah.
4. Dorong Insentif Pajak untuk Proyek Berbasis Teknologi
Pemerintah dapat mempercepat transformasi dengan memberikan insentif bagi proyek yang mengadopsi teknologi digital.
Kesimpulan: Masa Depan Konstruksi Residensial Ada di Tangan Teknologi
Penelitian ini memberikan peta yang jelas bagi pengembang yang ingin mengambil langkah pasti dalam digitalisasi proyek perumahan. Kriteria keberhasilan seperti efisiensi biaya, peningkatan keselamatan, dan penghematan waktu telah terbukti menjadi parameter utama.
Namun, teknologi bukan hanya alat—ia adalah katalis perubahan paradigma. Dengan pendekatan yang tepat, didukung data dan pelatihan, masa depan konstruksi residensial yang cepat, aman, hemat, dan berkelanjutan bisa benar-benar diwujudkan.
Sumber
Altuwaim, A., AlTasan, A., & Almohsen, A. (2023). Success Criteria for Applying Construction Technologies in Residential Projects. Sustainability, 15(6854).
DOI: https://doi.org/10.3390/su15086854