Teknik Industri
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 06 Maret 2025
Perkembangan teknologi yang cepat berdampak besar pada industri manufaktur. Meskipun teknologi manufaktur meningkatkan produksi, operasi, dan proses untuk membuat pekerjaan lebih mudah bagi perusahaan dan pekerja, ada kekhawatiran tentang kemampuan mesin untuk melakukan pekerjaan manufaktur dan memberikan hasil yang tepat.
Meskipun ada pro dan kontra terhadap teknologi otomatis di bidang manufaktur, teknologi canggih ini memiliki kemampuan luar biasa yang dapat menyelesaikan hampir semua tugas dengan mudah.
Manfaat teknologi manufaktur canggih
Teknologi di bidang manufaktur memiliki banyak hasil positif. Otomatisasi bisa:
Kekurangan teknologi manufaktur
Terlepas dari banyaknya keuntungan, perusahaan memiliki beberapa kekhawatiran tentang menambahkan teknologi otomatis ke fasilitas manufaktur mereka, termasuk:
Bagaimana masa depan Teknologi Manufaktur?
Otomatisasi, digitalisasi, dan kemampuan manusia telah mendorong apa yang disebut sebagai revolusi industri keempat. Label ini membawa kesadaran tentang bagaimana teknologi dan manufaktur bekerja sama di era modern. Jalur perakitan, meskipun masih bermanfaat, semakin bergantung pada sistem teknologi terobosan yang telah memanipulasi bentuk proses manufaktur. Dua terobosan tersebut termasuk kecerdasan buatan (AI) dan blockchain.
Kecerdasan Buatan
Saat ini dan di masa depan, Anda dapat mengharapkan AI menjadi aset penting di antara teknologi manufaktur. Pada tahun 2016, pasar AI bernilai Rp130.000 miliar. Pada tahun 2024, nilai tersebut dapat berlipat ganda sekitar tiga puluh tujuh kali lipat hingga mencapai lebih dari Rp4.842.500 miliar. AI memiliki banyak aplikasi, tetapi ada dua area yang mungkin Anda lihat di bidang manufaktur:
Blockchain
Blockchain adalah metode pencatatan yang terdiri dari potongan-potongan informasi digital dan blok-blok yang ditentukan. Pada tahun 2016, pasar blockchain bernilai Rp3.250.000 juta, dan diproyeksikan akan berkembang menjadi Rp325.000 miliar pada akhir tahun 2024. Popularitas blockchain sebagian besar dikaitkan dengan mata uang digital, tetapi penggunaannya sangat luas.
Kemampuan Blockchain untuk melacak transaksi telah membuatnya berperan penting dalam penarikan produk. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan besar telah melengkapi blockchain untuk melacak pengiriman. Satu perusahaan bahkan dapat mengurangi waktu pelacakan dari 7 hari menjadi 2,2 detik. Pabrik-pabrik memiliki pilihan untuk menggunakan teknologi yang sama di masa depan untuk memastikan prosedur pengiriman yang memuaskan dan menerapkan tindakan pencegahan keamanan.
Disadur dari: https://calderamfg.com/
Teknik Industri
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 06 Maret 2025
Penyelesaian masalah atau pemecahan masalah adalah usaha mencari penjelasan dan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi. Upaya penyelesaian masalah melalui pemilihan dari beberapa alternatif atau opsi yang mendekati kebenaran atau dianggap benar untuk suatu tujuan tertentu.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari proses berpikir. Sesuai dengan pernyataan Marzano dkk. mengungkapkan bahwa pemecahan masalah adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Terminologi penyelesaian masalah digunakan secara ekstensif dalam psikologi kognitif yakni bertujuan untuk mendeskripsikan "semua bentuk dari kesadaran, pengertian, atau kognisi". Kemampuan penyelesaian masalah ering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan. Pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan dasar. Proses ini terjadi jika suatu makhluk hidup atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bertindak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju. Kemampuan pemecahan masalah dapat pula diartikan sebagai kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga berdampak pada pengembangan diri peserta didik.
Keterampilan pemecahan masalah bisa diajarkan kepada orang yang mengidap cedera otak menggunakan langkah-langkah berpikir atau bernalar, tetapi membutuhkan penanganan dan metode khusus. Hal ini tentunya harus disertai dengan motivasi pasien. Dengan demikian, kemampuan dalam menyelesaikan masalah dapat dikembangkan secara sistematis dan bertahap untuk membentuk kemampuan hingga mencapai target yang diharapkan.
Definisi dan penyebab timbulnya masalah
Masalah adalah suatu situasi stimulus yang didapati seseorang ketika mereka tidak siap menghadapinya, sehingga mereka tidak bisa merespons situasi tersebut dengan cepat. Sementara itu, para ahli mendefinisikan masalah sebagai situasi yang tidak biasa ditemui. Masalah juga dapat didefinisikan sebagai situasi di mana terdapat perbedaan antara keadaan awal dan keadaan tujuan sehingga tidak ada solusi instan yang dapat digunakan langsung untuk menyelesaikan hal tersebut. Adapun masalah ditentukan oleh berbagai faktor penyebab.
Faktor terjadinya masalah adalah sebagai berikut.
Potret kemiskinan yang merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya masalah sosial dari bidang ekonomi. Permasalahan ini dapat merembet pada faktor lainnya seperti biologis dan psikologis.
1. Faktor Ekonomi
Masalah sosial yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang biasanya berupa pengangguran, kemiskinan, dan yang lainnya. Kemiskinan dan pengangguran yang disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai acuan maju atau tidaknya suatu negara, serta faktor ekonomi dapat memengaruhi masalah sosial politik pada aspek psikologis dan biologis masyarakat.
2. Faktor Budaya
Budaya yang semakin berkembang dalam masyarakat memiliki peran penting dalam kehidupan. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah sosial. Salah satu contohnya, seperti pada pernikahan usia dini, kawin cerai, dan masih banyak yang lainnya. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipicu karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan norma, nilai, dan kepentingan sosial akibat adanya proses perubahan sosial dan pola masyarakat yang heterogen atau multikultural.
3. Faktor Biologis
Faktor ini bisa menyebabkan timbulnya sebuah masalah sosial misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular, dan lain sebagainya. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya fasilitas kesehatan yang layak sehingga kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan tidak terpenuhi. Selain itu, faktor biologis juga bisa terjadi karena kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih rendah sehingga mempengaruhi kesehatan fisiologis dan biologisnya.
4. Faktor Psikologis
Faktor ini berhubungan dengan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu yang bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial yang ada. Masalah seperti ini bisa muncul apabila psikologis sebuah masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga bisa muncul apabila adanya beban hidup yang sangat berat. Hal ini cenderung dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Banyaknya pekerjaan yang menumpuk dapat menimbulkan stress sehingga dapat menimbulkan luapan emosi hingga mampu memicu sebuah konflik di antara anggota masyarakat.
Penyelesaian masalah dalam berbagai kajian ilmu
Pemecahan masalah dalam psikologi mengacu pada proses menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Keefektifan penyelesaian masalah dapat dikembangkan melalui restukturisasi kognitif dan pelatihan dalam kemampuan bersosial. Para ahli profesional kesehatan mental mempelajari proses pemecahan masalah manusia menggunakan metode seperti introspeksi, behaviorisme, simulasi, pemodelan komputer, dan eksperimen. Psikolog sosial melihat ke dalam aspek hubungan orang-lingkungan dari masalah dan metode pemecahan masalah yang independen dan saling bergantung. Pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi dan fungsi intelektual yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih sederhana atau mendasar.
Pemecahan masalah memiliki dua domain utama: pemecahan masalah matematis dan pemecahan masalah pribadi. Keduanya dilihat dari beberapa kesulitan atau hambatan yang dihadapi. Penelitian empiris menunjukkan terdapat banyak strategi dan faktor yang berbeda dalam memengaruhi pemecahan masalah sehari-hari. Istilah pemecahan masalah sosial mengacu pada proses pemecahan masalah seperti yang terjadi di lingkungan alam atau "dunia nyata". Oleh karena itu, studi tentang pemecahan masalah sosial berkaitan dengan semua jenis masalah yang mungkin memengaruhi fungsi seseorang, termasuk masalah impersonal (misalnya, kekurangan finansial atau menjadi korban pencurian), masalah pribadi atau intrapersonal (emosional, perilaku, kognitif, atau masalah kesehatan), masalah interpersonal (misalnya, konflik perkawinan atau perselisihan keluarga), serta masalah masyarakat sekitar hingga yang lebih luas (misalnya, kejahatan atau diskriminasi rasial).
Dalam ilmu kognitif, pemecahan masalah dipahami sebagai kegiatan mencari penjelasan yang diarahkan pada tujuan pada berbagai kemungkinan solusi yang dirasakan dalam domain tertentu yang disebut "ruang masalah." Pemikiran akan ruang masalah seperti itu dianggap dapat dilakukan dalam simulasi upaya pemecahan masalah bagi pemula, di mana mereka masih memiliki sedikit pengalaman dalam mencoba memecahkan masalah baru. Namun, hal ini tidak dapat digunakan secara sederhana dalam menjelaskan bagaimana para ahli seperti master catur, fisikawan atau desainer, yang memiliki pengetahuan menyeluruh dan pemahaman sistematis dapat memecahkan masalah sulit di bidang keahlian mereka.
Banyak ahli mendeskripsikan pemecahan masalah dan proses pembentukan pemikiran sebagai kemampuan struktur dan proses mental yang kompleks, biasanya yang istimewa untuk masalah tertentu dan tidak mudah digeneralisasi dari satu domain masalah ke domain lainnya. Hal ini berarti bahwa pemecahan masalah biasanya spesifik untuk masalah tententu.
Namun, pengalaman dalam memecahkan masalah terdahulu dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan masalah lainnya yang serupa. Hal ini karena proses kognitif yang mendasari penyelesaian masalah teoritis di dalam laboratorium dapat mewakili proses kognitif pada pemecahan masalah yang "nyata". Oleh karena itu, masalah teoritis digunakan agar lebih mudah dipahami dan dianggap dapat menyederhanakan masalah yang lebih kompleks. Walau kemudian disadari jika masalah teoretis tersebut tidak dapat digunakan untuk menyederhanakan masalah pada keadaan sesungguhnya yang lebih kompleks.
Ilmu komputer adalah studi tentang masalah, pemecahan masalah, dan solusi yang dipilih melalui proses pemecahan masalah. Ketika terdapat masalah, ilmuwan komputer berusaha untuk mengembangkan algoritme, yakni prosedur berupa langkah-langkah untuk memecahkan setiap masalah yang mungkin muncul. Algoritme adalah proses bertahap yang jika diikuti akan menyelesaikan masalah, dapat disebut juga sebuah solusi.
Penting untuk disebutkan bahwa komputer itu sendiri tidak dapat memecahkan masalah. Petunjuk langkah demi langkah yang tepat harus diberikan untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, keberhasilan komputer dalam memecahkan masalah tergantung pada seberapa benar dan tepat para ahli komputer mendefinisikan masalah, merancang solusi (algoritme) dan mengimplementasikan solusi (program) menggunakan bahasa pemrograman. Jadi, pemecahan masalah dalam ilmu komputer adalah proses mengidentifikasi masalah, mengembangkan algoritme untuk masalah yang diidentifikasi dan akhirnya menerapkan algoritme untuk mengembangkan program komputer.
Tahapan penyelesaian masalah
Dalam menyelesaikan masalah, terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan, Adapun menurut J.Dewey tahapan penyelesaian masalah tersebut antara lain:
1. Merumuskan masalah
Tahap pertama yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah adalah untuk mengidentifikasi masalah. Tahapan identifikasi masalah ini dapat dilakukan menggunakan kegiatan brain storming. Adapun kemampuan yang diperlukan pada tahap ini adalah mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.[19] Tahap ini merupakan hal yang penting karena seseorang cenderung tidak menyadari masalah utama yang mereka hadapi. Hal ini terkadang dapat berpengaruh pada tahap selanjutnya yang tidak maksimal.
2. Menelaah masalah
Setelah mengetahui dan merumuskan masalah, tahap selanjutnya adalah menelaah atau mendiagnosis masalah. Pada tahap ini pengetahuan yang dimiliki sangat diperlukan untuk dapat memerinci dan menganalisa masalah dari berbagai sudut pandang.
3. Merumuskan hipotesis
Tahapan selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau alternatif strategi penyelesaian masalah. Pada tahap ini, seseorang dituntut untuk berpikir secara kreatif, divergen, menghayati setiap ruang lingkup dan sebab akibat untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian.
4. Mengumpulkan data
Dalam mengumpulkan data dibutuhkan kecakapan mencari dan menyusun data, kemudian menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel. Hal ini dapat memudahkan untuk mengelompokkan dan menggunakan data pada tahap selanjutnya.
5. Membuktikan hipotesis
Tahapan berikutnya adalah membuktikan hipotesis menggunakan data yang sudah dikumpulkan. Kemampuan yang diperlukan pada tahap ini adalah menelaag dan membahas data. Selanjutnya menghubungkan serta mengambil keputusan hingga merumuskan kesimpulan adalah kemampuan yang diperlukan.
6. Menentukan pilihan penyelesaian
Pada tahap akhir dari proses penyelesaian masalah adalah menentukan pilihan penyelesaian. Pilihan penyelesaian ini berdasarkan alternatif pilihan yang telah dirumuskan dan didukung dengan hasil dari pembuktian hipotesis yang telah dilakukan. Pada tahap ini dibutuhkan kecakapan dalam membuat alternatif penyelesaian dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan. Tahap selanjutnya seteleh menentukan penyelesaian adalah mengimplementasikan pemikiran menjadi sebuah aksi nyata.
Keseluruhan tahapan ini disebut sebagai sebuah siklus yang berulang. Di mana ketika sudah sampai tahap menentukan pilihan kemudian diimplementasikan dan dilihat kembali solusi tersebut apakah berfungsi atau tidak. Apabila hasilnya tidak maksimal dan masalah tidak terselesaikan dengan baik, maka harus diperhatikan kembali pada tahap 1 yakni identifikasi masalah. Dengan demikian siklus kembali berlanjut hingga sampai pada solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah.
Pada proses pencarian alternatif solusi terkadang diperlukan wawasan sebagai sudut pandang dalam menentukan jawaban. Wawasan atau insight adalah solusi tiba-tiba untuk masalah lama, pengenalan ide baru yang muncul tiba-tiba, atau pemahaman yang tiba-tiba tentang situasi yang kompleks. Hal tersebut disebut pula sebagai momen Aha!. Solusi yang ditemukan melalui wawasan seringkali lebih akurat daripada yang ditemukan melalui analisis langkah demi langkah. Untuk memecahkan lebih banyak masalah pada tingkat yang lebih cepat, wawasan diperlukan untuk memilih langkah-langkah produktif pada berbagai tahap siklus pemecahan masalah. Strategi pemecahan masalah ini berkaitan secara khusus dengan masalah yang disebut sebagai masalah wawasan.
Penyelesaian masalah sederhana dan kompleks
Pemecahan masalah kompleks (CPS) dapat dibedakan dari pemecahan masalah sederhana (SPS). Ketika berhadapan dengan SPS akan ditemui satu kendala sederhana yang terdapat di antara keadaan awal dan tujuan ingin dicapai. Namun, CPS dapat terdiri dari satu atau lebih kendala pada suatu waktu, berupa hambatan yang kompleksitas dan berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Dalam contoh kehidupan nyata, seorang ahli bedah di tempat kerja memiliki masalah yang jauh lebih kompleks daripada seorang individu yang memutuskan sepatu apa yang akan dipakai. Dengan demikian dalam kehidupan, sangat mungkin ditemui penyelesaian masalah sederhana maupun kompleks.
Faktor yang memengaruhi penyelesaian masalah
Penyelesaian masalah merupakan salah satu keterampilan intelektual yang lebih tinggi dari keterampilan lainnya. Hal ini karena apabila dilihat dari aspek kognitifnya dalam memecahkan masalah tentunya diperlukan kemampuan atau keterampilan dasar tertentu. Kemampuan penyelesaian masalah ini bukan hanya sekedar pengetahuan dan pemahaman, akan tetapi sudah mencapai tingkatan analisis.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penyelesaian masalah, diantaranya:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang memengaruhi proses penyelesaian masalah dam berasal dari dalam diri seseorang.
Motivasi yang rendah akan mengalihkan perhatian seseorang sehingga mereka tidak fokus akan masalah yang dihadapinya. Sementara motivasi yang tinggi akan membatasi fleksibilitas seseorang. Jika seseorang memfokuskan perhatiannya pada beragam masalah, maka tindakan menceburkan diri ke dalam masalah itu merupakan salah satu sebab membesarnya masalah. Melibatkan diri ke dalam masalah-masalah orang lain itu lebih buruk hasilnya dari yang diharapkan.
Asumsi yang salah dapat menyesatkan seseorang, selanjutnya rujukan yang tidak cermat dapat menghambat efektivitas penyelesaian masalah. Sikap yang defensif, (misalnya, kurang kepercayaan pada diri sendiri), akan cenderung menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan, dan mempersukar penyelesaian.
Kebiasaan dapat mendorong kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu sehingga hanya melihat masalah hanya dari satu sisi. Kebiasaan ini cenderung dibentuk berdasarkan aktivitas harian yang berulang dilakukan. Dengan demikian, mencari wawasan dan pengetahuan baru dapat mengembangkan pola pikir yang dapat membantu memandang masalah dari berbagai sudut pandang.
Emosi dapat mewarnai cara berpikir seseorang sebagai manusia. Namun, ketika emosi sudah mencapai intesitas tinggi akan menyebabkan stress sehingga kesulitan untuk berpikir secara efisien. Emosi juga akan mengurangi kemampuan mengantarkan kepada ketidakmampuan untuk bertindak dalam kondisi yang berbeda-beda, serta tidak mampu untuk menghadapi masalah-masalahnya atau berpikir jernih dalam mencari solusinya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
Faktor lingkungan sosial adalah faktor yang meliputi keberadaan orang lain yang mendukung pembentukan proses penyelesaian masalah, misalnya para guru, staf administrasi, teman-teman, rekan kerja, keluarga, dan lainnya. Faktor nonsosial adalah faktor yang keberadaannya dan penggunaannya diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan belajar yang telah dirancang dan turut menentukan tingkat keberhasilan dalam belajar meliputi keberadaan gedung sekolah, tempat tinggal, alat-alat praktikum, perpustakaan, sarana prasarana dan lain-lain. Selain itu, khusus bagi siswa, model atau metode pembelajaran yang digunakan, lingkungan belajar yang diciptakan dan pemberian motivasi dari guru.
Disadur dari:
Teknik Industri
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 06 Maret 2025
Kumpulan data (atau dataset) adalah kumpulan data. Dalam kasus data tabular, kumpulan data berhubungan dengan satu atau beberapa tabel basis data, di mana setiap kolom tabel mewakili variabel tertentu, dan setiap baris berhubungan dengan catatan tertentu dari kumpulan data yang dimaksud. Kumpulan data mencantumkan nilai untuk setiap variabel, seperti misalnya tinggi dan berat objek, untuk setiap anggota kumpulan data. Kumpulan data juga dapat terdiri dari kumpulan dokumen atau file.
Dalam disiplin data terbuka, set data adalah unit untuk mengukur informasi yang dirilis dalam repositori data terbuka publik. Portal data.europa.eu mengumpulkan lebih dari satu juta set data.
Properti
Beberapa karakteristik mendefinisikan struktur dan properti set data. Ini termasuk jumlah dan jenis atribut atau variabel, dan berbagai ukuran statistik yang berlaku untuk mereka, seperti deviasi standar dan kurtosis.
Nilai dapat berupa angka, seperti bilangan real atau bilangan bulat, misalnya mewakili tinggi badan seseorang dalam sentimeter, tetapi juga dapat berupa data nominal (yaitu, tidak terdiri dari nilai numerik), misalnya mewakili etnis seseorang. Secara lebih umum, nilai dapat berupa salah satu jenis yang digambarkan sebagai tingkat pengukuran. Untuk setiap variabel, nilainya biasanya memiliki jenis yang sama. Nilai yang hilang mungkin ada, yang harus ditunjukkan dengan cara apa pun.
Dalam statistik, kumpulan data biasanya berasal dari pengamatan aktual yang diperoleh dengan mengambil sampel dari populasi statistik, dan setiap baris sesuai dengan pengamatan pada satu elemen dari populasi tersebut. Kumpulan data selanjutnya dapat dihasilkan oleh algoritme untuk tujuan pengujian jenis perangkat lunak tertentu. Beberapa perangkat lunak analisis statistik modern seperti SPSS masih menyajikan data mereka dalam bentuk kumpulan data klasik. Jika ada data yang hilang atau mencurigakan, metode imputasi dapat digunakan untuk melengkapi kumpulan data.
Klasik
Beberapa set data klasik telah digunakan secara luas dalam literatur statistik:
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Teknik Industri
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 06 Maret 2025
Visualisasi data dilihat oleh banyak bidang ilmu sebagai komunikasi visual modern. Visualisasi data tidak berada di bawah bidang manapun, melainkan interpretasi di antara banyak bidang (misalnya, terkadang dilihat sebagai cabang modern dari statistik deskriptif oleh beberapa orang, tetapi juga sebagai dasar alat pengembangan oleh yang lain). Visualisasi data mengikutkan pembuatan dan kajian dari representasi visual dari data, artinya "informasi yang telah diabstraksikan dalam bentuk skematis, termasuk atribut atau variabel dari unit informasi".
Tujuan utama dari visualisasi data adalah untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dan efisien kepada pengguna lewat grafik informasi yang dipilih, seperti tabel dan grafik. Visualisasi yang efektif membantu pengguna dalam menganalisis dan penalaran tentang data dan bukti. Ia membuat data yang kompleks bisa diakses, dipahami dan berguna. Pengguna bisa melakukan pekerjaan analisis tertentu, seperti melakukan pembandingan atau memahami kausalitas, dan prinsip perancangan dari grafik (contohnya, memperlihatkan perbandingan atau kausalitas) mengikuti pekerjaan tersebut. Tabel pada umumnya digunakan saat pengguna akan melihat ukuran tertentu dari sebuah variabel, sementara grafik dari berbagai tipe digunakan untuk melihat pola atau keterkaitan dalam data untuk satu atau lebih variabel.
Visualisasi data adalah seni dan sains. Laju di mana data dikeluarkan telah meningkat, dipicu oleh meningkatnya ekonomi berbasis informasi. Data yang dibuat oleh aktivitas internet dan sejumlah sensor yang makin bertambah dalam lingkungan, seperti satelit dan kamera jalan, disebut sebagai "Big data". Pemrosesan, analisis dan mengkomunikasikan data tersebut menciptakan berbagai tantangan analisis bagi visualisasi data. Bidang ilmu data dan pelakunya yang disebut ilmuwan data telah muncul untuk membantu mengatasi tantangan tersebut.
Gambaran Umum
Visualisasi data mengacu pada teknik yang digunakan untuk mengkomunikasi data atau informasi dengan membuatnya sebagai objek visual (misalnya, titik, garis, atau batang) dalam grafik. Tujuannya yaitu untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dan efisien kepada pengguna. Ia merupakan salah satu tahap dalam analisis data atau ilmu data. Menurut Friedman (2008) "tujuan utama dari visualisasi data adalah untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dan efektif dengan cara grafis. Bukan berarti visualisasi data harus terlihat membosankan supaya berfungsi atau sangat canggih supaya terlihat menarik. Untuk memaparkan ide secara efektif, bentuk estetis dan fungsionalitas harus berbarengan, menyediakan wawasan bagi kumpulan data yang kompleks dan jarang dengan mengkomunikasikan aspek-aspek kunci dengan cara yang intuitif. Namun perancang terkadang gagal mencapai keseimbangan antara bentuk dan fungsi, menciptakan visualisasi data yang menawan yang gagal menyediakan tujuan utamanya -- untuk mengkomunikasikan informasi".
Fernanda Viegas dan Martin M. Wattenberg menyarankan bahwa sebuah visualisasi yang ideal tidak hanya harus mengkomunikasikan secara jelas, tetapi menstimulasi atensi dan keterlibatan penonton.
Visualisasi data secara dekat berkaitan dengan grafik informasi, visualisasi informasi, visualisasi ilmiah, eksplorasi analisis data dan grafik statistis. Pada milenia baru, visualisasi data telah menjadi wilayah penelitian, pengajaran dan pengembangan yang aktif. Menurut Post dkk. (2002), visualisasi data telah menyatukan visualisasi informasi dan ilmiah.
Karakteristik dari penampilan grafik yang efektif
Profesor Edward Tufte menjelaskan bahwa pengguna dari tampilan informasi melakukan pekerjaan analitis tertentu seperti membuat perbandingan atau menentukan kausalitas. Prinsip perancangan dari grafik informasi harus mendukung pekerjaan analitis, memperlihatkan perbandingan atau kausalitas.
Dalam bukunya tahun 1983 The Visual Display of Quantitative Information, Edward Tufte mendefinisikan 'tampilan grafik' dan prinsip-prinsip dari tampilan grafik yang efektif sebagai berikut: "Keberhasilan dalam grafik statistik terdiri dari mengkomunikasikan ide yang kompleks dengan kejelasan, ketepatan dan efisiensi. Tampilan grafis seharusnya:
Grafik menyingkap data. Tentu saja grafik bisa lebih tepat dan membuka daripada komputasi statisik konvensional."
Sebagai contohnya, diagram Minard memperlihatkan kekalahan yang dialami oleh tentara Napoleon dalam periode 1812-1813. Enam variabel dipaparkan: ukuran tentara, lokasinya dalam dua-dimensi (x dan y), waktu, arah pergerakan, dan temperatur. Tampilan multivarian tersebut dalam dua dimensi menceritakan sebuah cerita yang dapat ditangkap langsung sementara mengidentifikasi sumber data untuk membangun sebuah kredibilitas. Tufte menulis pada tahun 1983 bahwa: "Ia mungkin saja grafik statistik terbaik yang pernah dilukis."
Dengan tidak menerapkan prinsip-prinsip tersebut bisa menghasilkan grafik menyesatkan, yang mengganggu pesan atau mendukung kesimpulan yang salah. Menurut Tufte, sampah-grafik mengacu pada dekorasi tambahan dari grafik yang tidak meningkatkan pesan, atau efek tiga dimensi atau perspektif yang serampangan. Secara sia-sia memisahkan kunci penjelasan dari gambar itu sendiri, membuat mata berpindah dari gambar ke penjelasan, adalah suatu bentuk dari "puing administratif". Rasio dari "data ke tinta" harus dimaksimalkan, menghapus tinta-tinta yang bukan data bila memungkinkan.
Congressional Budge Office menyimpulkan beberapa praktik terbaik dalam menampilkan grafik dalam presentasi bulan Juni 2014, yaitu: a) Kenali penonton anda; b) Merancang grafik yang dapat berdiri sendiri di luar konteks dari laporan; dan c) Merancang grafik yang mengkomunikasikan pesan kunci dalam laporan.
Pesan Kuantitatif
Sebuah rangkaian waktu digambarkan dengan grafik garis memperlihatkan tren pada pengeluaran dan pendapatan A.S. sepanjang waktu.
Sebuah scatterplot memperlihatkan korelasi negatif antara dua variabel (inflasi dan pengangguran ) dihitung sebagai titik dalam waktu.
Penulis Stephen Few menjelaskan delapan tipe pesan kuantitatif yang pengguna coba pahami atau komunikasikan dari sekumpulan data dan grafik yang digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan:
Analis yang meninjau sekumpulan data bisa mempertimbangkan apakah beberapa atau semua pesan dan tipe grafik di atas bisa diterapkan pada pekerjaan atau penonton mereka. Proses uji coba untuk mengidentifikasi keterkaitan dan makna pesan pada data adalah bagian dari eksplorasi analisis data.
Persepsi visual dan visualisasi data
Seseorang bisa membedakan perbedaan antara panjang dua garis, orientasi bentuk, dan warna (corak) tanpa usaha pemrosesan yang signifikan; hal ini disebut sebagai "atribut pra-atensi." Sebagai contohnya, mungkin membutuhkan waktu dan usaha ("pemrosesan atensi") untuk mengidentifikasi berapa kali angka "5" muncul dalam sekumpulan angka; tetapi jika angka tersebut berbeda dalam ukuran, orientasi, atau warna, instan dari angka tersebut dapat dilihat lebih cepat lewat pemrosesan pra-atensi.
Grafik yang efektif menggunakan kelebihan pemrosesan pra-atensi dan atribut dan kekuatan relatif dan atribut tersebut. Sebagai contohnya, secara manusia dapat dengan mudah memroses perbedaan panjang garis daripada wilayah permukaan, akan lebih efektif menggunakan grafik batang (yang mengambil keuntungan panjang garis untuk memperlihatkan perbandingan) daripada grafik lingkaran (yang menggunakan wilayah permukaan).
Terminologi
Visualisasi data mengikutkan terminologi khusus, beberapa diturunkan dari statistik. Sebagai contohnya, penulis Stephen Few mendefinisikan dua tipe data, yang digunakan secara kombinasi untuk mendukung analisis atau visualisasi yang bermakna:
Dua tipe utama dari tampilan informasi adalah tabel dan bagan.
Perpustakaan KPI telah mengembangkan "Tabel Periodik dari Metode Visualisasi", sebuah bagan interaktif yang memperlihatkan berbagai metode visualisasi data. Ia mengikutkan enam tipe dari metode visualisasi data: data, informasi, konsep, strategi, metafora dan gabungan.
Perspektif lain
Ada pendekatan berbeda dalam ruang lingkup visualisasi data. Salah satu fokus umum yaitu pada presentasi informasi, seperti yang Friedman (2008) berikan. Dalam cara ini Friendly (2008) menganggap dua bagian utama dari visualisasi data: grafik statistik, dan kartografi tematik. Dalam artikel "Data Visualization: Modern Approaches" (2007) memberikan ikhtisar tentang tujuh subjek dari visualisasi data:
Semua subjek tersebut secara dekat berkaitan dengan perancangan grafik dan representasi informasi.
Di lain sisi, dari perspektif ilmu komputer, Frits H. Post (2002) mengkategorikan bidang ilmu ini menjadi sejumlah sub-bidang:
Arsitektur presentasi data
Arsitektur Presentasi Data (APD) adalah sekumpulan keahlian yang mencoba mengidentifikasi, menempatkan, memanipulasi, memformat dan memberikan data dengan suatu cara untuk secara optimal mengkomunikasi makna dan memberikan pengetahuan.
Menurut sejarah, istilah APD diatribusikan ke Kelly Lautt: "Arsitektur Presentasi Data adalah penerapan keahlian yang jarang digunakan untuk kesuksesan dan nilai dari Intelijensi Bisnis. Arsitektur presentasi data mengawinkan ilmu angka, data dan statisik dalam menemukan informasi yang berharga dari data dan membuatnya berguna, berkaitan dan dapat diaksikan dengan seni dari visualisasi data, komunikasi, psikologi organisasi dan manajemen perubahan dengan tujuan untuk menyediakan solusi intelijensi bisnis dengan ruang lingkup data, pemilihan waktu penyampaian, format dan visualisasi yang secara efektif akan mendukung dan mengarahkan perilaku operasional, taktikal, dan strategik ke arah tujuan bisnis (atau organisasi) yang dapat dipahami. APD bukanlah kemampuan teknologi informasi (TI) atau bisnis tetapi berada sebagai bagian ilmu keahlian yang terpisah. Terkadang dianggap dengan visualisasi data, APD adalah keahlian yang lebih luas yang mengikutkan penentuan data apa dan pada waktu kapan dan dalam format apa akan dipresentasikan, tidak hanya cara terbaik menampilkan data yang telah dipilih sebelumnya (yaitu visualisasi data). Kemampuan visualisasi data adalah salah satu elemen dari APD.
Objektif
PAD memiliki dua objektif utama:
Ruang lingkup
Dengan objektif di atas, pekerjaan sebenarnya dari arsitektur presentasi data terdiri dari:
Bidang ilmu terkait
Pekerjaan APD memiliki kesamaan dengan beberapa bidang lainnya, termasuk:
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Teknik Industri
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 05 Maret 2025
Ergonomi semakin banyak dimasukkan dalam penggunaan bahasa di banyak perusahaan karena berkaitan dengan kinerja, kesehatan dan keselamatan karyawan. Banyak aktivitas kerja dan lingkungan kerja saat ini dipelajari dan dioptimalkan berdasarkan kriteria ergonomis, dengan tujuan mengurangi bahaya kesehatan dan pada saat yang sama meningkatkan kinerja.
Dalam artikel ini, kami memberikan gambaran umum tentang topik ergonomi dalam konteks industri, menjawab pertanyaan-pertanyaan teoretis dan melihat implementasi praktis. Anda akan mempelajari apa yang dimaksud dengan desain kerja ergonomis dan bagaimana Anda dapat merancang kondisi kerja yang ergonomis untuk karyawan Anda.
Apa itu ergonomi?
Kata ergonomi terdiri dari kata Yunani “ergon” (untuk “kerja”) dan “nomos” (untuk “hukum”) dan menggambarkan ilmu tentang kerja manusia. Ilmu tentang kerja ini bertujuan untuk mendesain stasiun kerja sedemikian rupa sehingga orang dapat bekerja secara optimal.
Kerja yang optimal berarti:
Seperti di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh pekerjaan yang berat, tidak benar, atau terlalu banyak tekanan memiliki prioritas utama. Tujuannya adalah adaptasi optimal dari kondisi kerja terhadap manusia dan desain pekerjaan yang berpusat pada manusia (lihat juga Desain yang berpusat pada manusia menurut DIN EN ISO 9241-210).
Singkatnya: ergonomi mendukung orang yang bekerja dalam menyelesaikan tugas pekerjaan.
Hukum ergonomi juga memainkan peran penting dalam desain mesin dan antarmuka manusia-mesin (= interaksi antara teknologi dan manusia).
Untuk mencapai tujuan yang disebutkan di atas, desain tempat kerja dibagi menjadi dua sub-bidang:
1. Ergonomi fisik - lingkungan dan aktivitas
Ergonomi fisik adalah apa yang mungkin dipahami oleh kebanyakan orang dengan istilah ergonomi. Desain peralatan dan desain lingkungan kerja. 
Hal ini mencakup kriteria seperti:
Gerakan tubuh (misalnya memutar atau membungkuk) dan aktivitas (misalnya mengangkat atau mendorong) yang dilakukan pekerja, misalnya, juga merupakan bagian dari ergonomi fisik atau fisiologis. Hal-hal tersebut memainkan peran penting dalam perhitungan angka-angka kunci ergonomi dan merupakan bagian dari antropometri (=ilmu tentang pengukuran tubuh), di mana ukuran-ukuran keselamatan seperti jarak minimum atau lebar bukaan maksimum ditentukan.
Untuk dapat menilai apakah suatu aktivitas itu ergonomis, aspek-aspek berikut ini penting:
Karyawan bekerja pada ketinggian yang ergonomis dan dalam postur yang sehat di stasiun kerja BeeWaTec
2. Ergonomi kognitif - jiwa manusia
Faktor psikologis juga dapat berdampak besar pada kesehatan karyawan serta kualitas pekerjaan.
Ini termasuk aspek-aspek seperti:
Pekerjaan yang monoton, misalnya, memiliki efek negatif pada perhatian dan persepsi. Kerentanan terhadap kesalahan meningkat dan karyawan menjadi lebih cepat lelah, yang membuat mereka tidak puas dalam jangka panjang.
Di sisi lain, multitasking dan tuntutan yang tinggi (fisik atau mental) meningkatkan tingkat stres. Ketika ada banyak stres atau stres yang berkepanjangan, motivasi menurun dan begitu pula dengan kinerja. Selain itu, risiko kerusakan (jangka panjang) pada kesehatan juga meningkat (misalnya kelelahan).
Namun, yang banyak orang lupakan adalah fakta bahwa manusia membutuhkan tingkat aktivasi tertentu untuk dapat berkinerja. Menurut Hukum Yerkes-Dodson, kurangnya tantangan (misalnya melalui monotonitas) dan terlalu banyak tantangan (misalnya melalui stres) sama buruknya bagi produktivitas. Oleh karena itu, disarankan untuk mengupayakan keseimbangan yang ideal.”
Catatan:
Persepsi tentang stres mental bersifat subjektif dan karenanya berbeda dari orang ke orang, ingatlah hal ini jika Anda bekerja dalam persiapan kerja atau optimalisasi proses, misalnya, dan mendesain sistem stasiun kerja atau proses kerja. Pertimbangkan untuk mengubah aktivitas (= rotasi pekerjaan), pembagian (ulang) langkah kerja atau keringanan lebih lanjut untuk menjaga motivasi dan kesehatan rekan kerja Anda.
Apa saja tujuan dari ergonomi?
Ergonomi memiliki tiga tujuan utama:
Melalui keselamatan kerja preventif dan desain stasiun kerja, lingkungan kerja, dan aktivitas yang ergonomis, tujuan-tujuan yang disebutkan di atas dapat dicapai. Proses yang lebih efisien, pengurangan penyakit akibat kerja dan banyak manfaat lainnya adalah hasilnya”
Apa saja keuntungan dan kerugian dari ergonomi?
Singkatnya: Kinerja, kesehatan dan keselamatan di satu sisi (= pro) kontras dengan biaya dan pengeluaran waktu di sisi lain (= kontra).
Keuntungan dari ergonomi
Langkah-langkah ergonomis memberikan dukungan di semua bidang kehidupan sehari-hari. Dalam industri, baik pengusaha maupun karyawan mendapat manfaat dari berbagai efek positif:
Kerugian dari ergonomi
Desain stasiun kerja - Kapan sebuah stasiun kerja dikatakan ergonomis?
Sebuah stasiun kerja dianggap ergonomis jika telah dinilai dan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja, dengan mempertimbangkan aspek fisik dan mental.
Penilaian dan desain pekerjaan meliputi:
Sistem manajemen REFA (REFA - Verband für Arbeitsgestaltung, Betriebsorganisatie und Unternehmensentwicklung e. V.) merupakan pendekatan sistematis untuk menilai dan meningkatkan ergonomi di tempat kerja mana pun. Pendekatan ini membantu mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan postur tubuh yang janggal, gerakan berulang, dan pengangkatan beban berat, yang kemudian dapat dieliminasi melalui tindakan yang tepat.
Hasil akhirnya adalah tempat kerja yang ergonomis yang tidak hanya mengurangi risiko cedera, tetapi juga meningkatkan kepuasan karyawan, produktivitas dan kualitas kehidupan kerja secara keseluruhan.
Pada dasarnya, pengukuran ergonomi dapat dilakukan dengan menilai empat kriteria berikut.
1. Keselamatan
Pengukuran keselamatan meliputi penilaian kondisi fisik, seperti tata letak tempat kerja, penempatan peralatan kerja, dan desain tugas.
2. Efisiensi
Langkah-langkah efisiensi menilai seberapa cepat tugas diselesaikan dan berapa banyak energi yang dikonsumsi selama melakukan tugas.
3. Kenyamanan
Ukuran kenyamanan menilai postur tubuh karyawan selama melakukan tugas dan ketegangan fisik.
4. Kinerja
Terakhir, pengukuran kinerja menilai seberapa baik karyawan dapat melakukan tugas mereka dengan kesalahan minimal.
Untuk mendapatkan penilaian ergonomi tempat kerja yang akurat, yang terbaik adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti survei analisis pekerjaan, penilaian biomekanik, dan uji kegunaan. Data ini kemudian dapat dianalisis untuk mengidentifikasi kemungkinan perbaikan ergonomi yang dapat diterapkan untuk efisiensi dan kepuasan yang lebih besar bagi semua karyawan”
Tip praktis kami untuk analisis ergonomi Anda:
Sebelum Anda menghabiskan banyak waktu dan uang untuk analisis yang rumit, kami sarankan agar Anda memanfaatkan pengalaman Anda dengan stasiun kerja yang ada dan dengan demikian melakukan survei sederhana terhadap kolega Anda.
Pengalaman kami menunjukkan bahwa mereka akan dapat memberi Anda potensi pengoptimalan yang dapat dipahami dan berorientasi pada praktik langsung. Mereka tahu persis postur mana yang tidak nyaman, langkah kerja mana yang merupakan solusi yang tidak perlu, atau wadah SLC mana yang terlalu berat.
Pertukaran terbuka sangat penting, karena pada akhirnya Anda mendesain tempat kerja untuk orang-orang ini.
Melibatkan karyawan dalam desain tempat kerja baru sudah dapat menghilangkan sebagian besar masalah (misalnya: postur duduk yang tidak baik, masalah punggung, tingkat kesalahan yang tinggi, dll.). Pada saat yang sama, Anda membuat semua orang di perusahaan Anda peka dengan mengatasi masalah ergonomi.
Kami telah menyiapkan daftar periksa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk kolega Anda untuk tujuan ini.
 8 tips untuk desain stasiun kerja yang ergonomis di industri
Khususnya di industri, topik ergonomi memainkan peran sentral, karena banyak aktivitas fisik atau proses kerja yang diulang dalam jangka waktu yang lama (berjam-jam sehari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun).
Dengan menggunakan prinsip-prinsip produksi ramping dan solusi ramping dari BeeWaTec, ergonomi di tempat kerja dapat ditingkatkan dengan mudah dan hemat biaya. Sistem modular sistem plug-in tabung kami, set pengangkat, lampu, dan banyak aksesori lainnya membentuk dasar yang optimal untuk ini.
Kiat-kiat kami:
Anda dapat menemukan penjelasan terperinci dengan lebih banyak contoh tips kami di artikel kami “8 tips untuk desain tempat kerja yang ergonomis di industri”.
Stasiun kerja ergonomis (BeeWaTec) untuk produksi dengan tempat penyimpanan dengan bagian depan terbuka dan tempat yang fleksibel untuk bahan dan alat
Bagaimana kit konstruksi BeeWaTec berkontribusi pada ergonomi yang lebih baik di stasiun kerja
Yang menyatukan semua produk BeeWaTec adalah fleksibilitas. Dengan sistem modular yang disetel dengan baik untuk produksi yang ramping, kami menghadirkan semua yang Anda butuhkan untuk mendesain stasiun kerja yang ergonomis dan menerapkan persyaratan ergonomis Anda.
Kontak BeeWaTec pribadi Anda akan dengan senang hati memberi tahu Anda tentang produk kami yang lebih ergonomis.
Kesimpulan tentang masalah ergonomi
Ergonomi adalah sekrup penyetel yang penting untuk kesehatan, keselamatan, dan kinerja yang lebih baik di stasiun kerja (lihat juga Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Ergonomi tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga dengan jiwa manusia, karena hal ini juga memiliki pengaruh terhadap kualitas pekerjaan.
Berbagai metode dapat digunakan untuk mencatat dan mengevaluasi ergonomi di tempat kerja. Sistem manajemen REFA menawarkan panduan sistematis untuk hal ini. Sebagai bantuan lebih lanjut, Anda dapat memulai dengan cepat dan mudah dengan survei terhadap rekan kerja Anda dan mengidentifikasi banyak potensi untuk dioptimalkan.
Ada 8 tips penting yang perlu dipertimbangkan ketika mendesain ulang peralatan operasi (misalnya: bahan makanan dan informasi). Dengan kit konstruksi BeeWaTec, Anda memiliki prasyarat yang ideal untuk desain tempat kerja yang ergonomis dan penerapan persyaratan ergonomis Anda.
Anda sudah memiliki proyek tertentu?
Sebagai salah satu penyedia terkemuka konstruksi peralatan ramping dan produksi ramping, kami mendukung Anda dengan perangkat keras dan pengetahuan yang fleksibel. Temukan berbagai kemungkinan dari sistem modular kami dan dapatkan manfaat berkelanjutan dari ergonomi dan fleksibilitas yang lebih baik.
Butuh lebih banyak inspirasi?
Di ruang pamer kami, Anda akan menemukan banyak solusi cerdas dan proyek-proyek yang sukses. Manfaatkan pengalaman kami untuk desain stasiun kerja Anda. Kami akan dengan senang hati membantu Anda.
Disadur dari: https://www.beewatec.com/
Teknik Industri
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 05 Maret 2025
Asosiasi Ergonomi Internasional mendefinisikan ergonomi (tautan eksternal) sebagai, “disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemahaman interaksi antara manusia dan elemen-elemen lain dari sebuah sistem, dan profesi yang menerapkan teori, prinsip, data, dan metode pada desain dalam rangka mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan.” Definisi ini mengidentifikasi pentingnya desain yang berpusat pada manusia.
American Industrial Hygiene Association (AIHA) mengembangkan konsep ini untuk mendefinisikan peran ergonomi di tempat kerja (file PDF) (tautan eksternal). Menurut AIHA, tujuan ergonomi adalah untuk mengurangi risiko cedera dan penyakit muskuloskeletal, mengurangi ketidaknyamanan pekerja dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja, serta meningkatkan kinerja pekerja.
Ini adalah aspek penting dari ergonomi. Alasan kami mengupayakan pendekatan yang berpusat pada manusia dalam mendesain pekerjaan adalah untuk meminimalkan risiko cedera dan penyakit, serta meningkatkan kualitas hidup dan kinerja. Sederhananya, ergonomi adalah studi tentang efisiensi manusia dalam lingkungan kerja mereka.
Manusia secara alamiah condong ke arah efisiensi. Kita cenderung mengambil jalan yang paling sedikit hambatannya dan melakukan hal-hal yang mengurangi paparan risiko fisik yang membahayakan selama hal itu tidak memperlambat kita. Ketika kita mengusulkan solusi yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, lebih aman, dan lebih cepat, kita menciptakan jalan menuju kesuksesan bagi pekerja dan bisnis.
'Faktor manusia' adalah frasa lain untuk konsep ergonomi. Secara konvensional, keduanya terkadang dibedakan menurut aspek fisik dan psikologis manusia. Kemampuan psikologis lebih sering dikaitkan dengan faktor manusia, sementara aspek fisik lebih sering dikaitkan dengan ergonomi. Namun, pada akhirnya, kedua istilah tersebut dapat dianggap sebagai sinonim.
Terlepas dari apakah Anda lebih menyukai faktor manusia, ergonomi, atau faktor manusia dan ergonomi (HF/E), praktik yang komprehensif membutuhkan keahlian dari berbagai disiplin ilmu termasuk desain industri, psikologi, kedokteran dan kesehatan kerja, fisiologi, dan teknik.
Jika Anda tertarik untuk memperluas pendidikan ergonomi Anda, COEH menawarkan kursus online tentang Dasar-dasar Faktor Manusia dan Ergonomi (HF/E) Kognitif, Makro, dan Fisik.
Anda juga dapat melihat perpustakaan webinar online gratis kami di YouTube (tautan eksternal), yang mencakup ceramah tentang Tips Ergonomis untuk Bekerja dan Sekolah di Rumah Selama COVID-19 (tautan eksternal), dan Menggunakan Antropometri, Biomekanika, dan Kegunaan untuk Menginformasikan Desain Produk (tautan eksternal) yang diproduksi dalam kemitraan dengan Pusat Kesehatan dan Keselamatan Kerja Barat Laut di Universitas Washington.
Disadur dari: https://www.coeh.berkeley.edu/