Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Sarana dan bahan
Dalam sejarah umat manusia, seni telah diungkapkan melalui sarana dan bahan yang beragam, mulai dari arang, kapur, batu, kayu, cat hingga teknologi terkini seperti media digital. Seniman-seniman purbakala memanfaatkan bahan-bahan sederhana seperti tulang, kayu dan batu untuk menciptakan suatu gambar atau rancangan. Lambat laun, media seni bergeser menjadi tanah liat yang dibentuk dan dibakar, kemudian menemukan teknik penempaan dan pengecoran untuk menciptakan alat-alat berbahan logam. Di sisi lain, para pelukis menjelajah lingkungan sekitarnya untuk menemukan bahan-bahan berpigmen, seperti kapur, arang, beri-berian, krustasea dan mineral tertentu yang disarikan dari tanah. Cat tempera yang terbuat dari telur adalah bahan yang populer hingga abad ke-15 sebelum akhirnya tergantantikan oleh cat minyak. Cat minyak dan cat air menguasai bentang seni lukis hingga 1940-an tatkala cat akrilik ditemukan. Pada abad ke-20, seniman kemudian mencoba menggabungkan berbagai media, alat dan bahan untuk menciptakan karya seni yang menantang konsepsi manusia tentang dunianya dan estetika seni.
Gambar
Menggambar adalah ungkapan seni yang paling gegas. Sebelum Renaisans, menggambar tidaklah dianggap sebagai sebentuk seni, melainkan hanya sebatas tahap persiapan dari penciptaan karya seni yang sesungguhnya. Cennino Cennini, misalnya, melihat kegiatan menggambar sebagai "pelengkung kemenangan" menuju lukisan. Seniman yang masyhur memanfaatkan kegiatan menggambar sebagai sarana pengungkapan independen adalah Leonardo da Vinci dan Michaelangelo.
Beberapa bahan untuk menggambar yang dikenali dalam sejarah yakni:
Lukis
Semua cat membutuhkan bahan perantara yang dapat mengikat pigmen secara kuat sehingga dapat diterapkan pada pelbagai bidang lukis, seperti tembok, kayu, kulit, kertas, atau kanvas. Bentuk cat awal dibuat dengan mengikat pigmen menggunakan semacam lem berbasis air yang dibuat dari kulit binatang. Bahan perantara lainnya yang mungkin juga digunakan meliputi karet dan resin yang diambil dari pepohonan, kuning dan putih telur, atau lilin lebah. Dari abad ke-15 sampai 20, bahan perantara cat utamanya dibuat dari minyak nabati, khususnya minyak biji flaks.
Cetak
Bentuk paling kuno dari pembuatan kriya cetak memanfaatkan teknik cetak tinggi, di mana gambar tercipta dari menempelkan kertas pada area yang timbul yang sebelumnya telah dilapisi tinta, contohnya seperti pada cukil kayu. Sementara itu dalam teknik intaglio, seperti gravir dan etsa, tinta mengisi area yang turun pada papan cetak yang kemudian akan menempel pada kertas. Teknik cetak lainnya adalah cetak saring dan cetak datar, teknik cetak yang menggunakan permukaan datar, seperti pada teknik cetak batu.
Patung
Menciptakan patung adalah bentuk ungkapan seni pertama dan paling mudah ditemukan dalam berbagai kebudayaan. Patung-patung paling purba ditengarai diciptakan dengan mengubah bentuk suatu benda yang ditemukan menjadi sebentuk manusia atau hewan. Seiring dengan perkembangan teknologi, para seniman mulai menjelajah berbagai kemungkinan dalam menciptakan patung, mulai dari memahat tulang-belulang, kayu, dan batu, hingga menciptakan gerabah dan menemukan teknik pengecoran logam. Berbeda dengan patung-patung Romawi dan Yunani yang masyhur dalam keadaan yang sudah luntur, patung-patung Klasik sesungguhnya jarang dibuat tanpa warna. Pematung mewarnai patungnya dengan pigmen dan batu berharga untuk menghias atau meningkatkan realisme dari karyanya.
Kontemporer
Banyak karya seni kontemporer bertujuan untuk mematahkan ekspektasi pemirsanya tentang kesenian dan kehidupan, sering kali dalam semangat parodi atau pastise. Demi mengejar keaslian dalam berkarya, seniman-seniman kiwari telah menjelajah bermacam ragam sarana dan bahan yang terbayangkan, mulai dari fotografi, papan neon, film hingga video.
Keterjangkauan
Semenjak dahulu kala, karya-karya seni terbaik sengaja dihadirkan untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan. Karya seni ini sering kali diciptakan dengan menggunakan bahan-bahan berskala besar dan mahal. Banyak karya seni dipesan oleh penguasa politik atau lembaga agama, dengan versinya yang lebih sederhana untuk golongan papan atas dalam masyarakat.
Biarpun demikian, terdapat banyak periode dalam sejarah ketika seni bermutu tinggi tersedia, dalam artian kepemilikan, bagi banyak kalangan dalam masyarakat, terutama dengan media berbahan murah seperti tembikar, yang bertahan di dalam tanah, dan media yang mudah rusak seperti kain dan kayu. Pada banyak kebudayaan yang berbeda-beda, keramik orang asli Amerika ditemukan dalam banyak makam yang membuktikan bahwa benda semacam itu tidak terbatas pada golongan elit, meskipun bentuk karya seni lainnya mungkin terbatas pada kalangan tertentu. Tata cara pembuatan seperti cetakan memungkinkan produksi jumlah besar menjadi lebih mudah dilakukan, dan hal semacam itu digunakan untuk menyediakan tembikar Romawi Kuno dan figurin Tanagra Yunani yang bermutu tinggi ke pasar yang luas. Segel silinder yang memiliki fungsi praktis dan artistik, digunakan secara luas pada kalangan yang kita sebut sebagai kelas menengah di Timur Dekat Kuno. Ketika uang logam telah dipergunakan secara luas, hal ini juga berarti bahwa uang logam telah menjadi sebentuk seni yang telah menjangkau masyarakat yang paling luas.
Inovasi penting lainnya terjadi pada abad ke-15 di Eropa, ketika karya seni cetak mulai dibuat dari cukilan kayu kecil yang umumnya bertema keagamaan. Hasil seni cetak ini sering kali berukuran sangat kecil dan diwarnai secara manual, dan bahkan terjangkau bagi kalangan buruh tani. Mereka menempelkan seni cetak tersebut ke dinding rumah mereka. Sementara itu, pada mulanya buku cetak begitu mahal, tetapi harganya terus turun hingga abad ke-19 yang bahkan kalangan berekonomi rendah dapat membeli ilustrasi cetak. Berbagai macam hasil cetak populer telah menghiasi rumah dan tempat-tempat lainnya selama berabad-abad.
Pada tahun 1661, Kota Basel di Swiss membuka museum seni untuk umum pertama di dunia, yaitu Museum Seni Rupa Basel. Saat ini, koleksinya merentang luas dari permulaan abad ke-15 hingga karya seni mutakhir. Koleksinya yang beraneka ragam membuat museum ini menjadi salah satu museum seni terpenting di dunia. Sejumlah koleksinya meliputi lukisan dan gambar dari seniman-seniman wilayah Rhein Atas antara tahun 1400 dan 1600, serta juga karya seni dari abad ke-19 hingga 21.
Bangunan dan tugu publik, baik yang sekuler maupun yang religius, secara alami menganggap keseluruhan masyarakat dan pengunjung sebagai penonton, sehingga kenampakannya pada khalayak umum merupakan suatu faktor penting dalam perancangannya. Kuil-kuil Mesir yang paling besar dan paling mewah biasanya ditempatkan pada lokasi yang bisa dilihat oleh masyarakat umum, bukan tempat tersembunyi yang hanya bisa dilihat oleh kalangan tertentu. Banyak kawasan dalam istana dan puri kerajaan atau rumah kalangan elite bisa dikunjungi masyarakat umum. Koleksi karya seni kerajaan atau kalangan elite juga dapat dilihat oleh semua orang, dengan atau tanpa biaya masuk. Sebagian juga memiliki kode busana tertentu tanpa membeda-bedakan siapa mereka, seperti di Istana Versailles di mana aksesori tambahan yang sesuai (gesper sepatu perak dan pedang) dapat disewa dari toko di luar.
Di Indonesia, batik merupakan contoh karya seni yang mulanya terbatas pada kalangan tertentu tetapi kemudian menjadi tersedia untuk masyarakat luas. Batik awalnya hanya dikerjakan dengan tangan sehingga hanya tersedia dalam jumlah yang sedikit dan harganya tidak terjangkau. Pada 1840-an, batik dengan teknik cap diperkenalkan dan berhasil mempercepat produksi batik. Selembar kain batik tulis umumnya diselesaikan dalam waktu 2-3 bulan, tetapi dengan teknik cap dapat diselesaikan hanya dalam 2-3 hari saja. Pada 1960-an, teknologi cetak untuk batik diperkenalkan. Sejak saat itu, harga kain batik menjadi jauh lebih murah dari yang sebelumnya dikerjakan menggunakan tangan. Batik juga mampu diproduksi secara massal dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu, batik lantas berhasil menjangkau beragam lapisan dalam masyarakat.
Cabang-cabang seni
Umumnya seni dibagi menjadi dua cabang besar, yakni seni murni (fine art) dan seni terapan (applied art). Seni rupa murni tidak memperhatikan unsur praktis. Karya seni rupa murni adalah ungkapan daya cipta pembuatnya. Cabang-cabang seni rupa murni di antaranya adalah:
Sementara itu, seni rupa terapan merupakan cabang seni yang memperhatikan nilai kepraktisan atau kegunaan dari karya seni.Seni rupa terapan sering kali disebut juga dengan desain. Cabang-cabang seni rupa terapan antara lain adalah sebagai berikut:
Gerakan/aliran seni dan sastra secara lintas sejarah antara lain adalah sebagai berikut:
Asal Barat
Asal Timur
Polemik
Seni dalam perjalanan sejarahnya sering kali menuai kontroversi, yakni dalam bentuk tidak disukai oleh sejumlah pihak yang melihatnya karena berbagai alasan, meskipun sebagian besar kontroversi pra-modern direkam secara samar, atau sama sekali hilang dari pengetahuan modern. Salah satu bentuk kebencian dan penghancuran terhadap seni adalah ikonoklasme. Banyak hal yang dapat melatarbelakangi ikonoklasme, termasuk salah satunya adalah agama. Sementara itu, anikonisme adalah ketidaksukaan secara umum terhadap semua gambar figuratif, atau sering kali hanya yang bersifat religius. Anikonisme dapat ditemui di banyak agama besar. Dalam Seni Islam, penggambaran Muhammad dianggap sebagai hal yang kontroversial. Sebagian karya seni lainnya tidak disukai semata-mata karena menggambarkan atau mewakili penguasa atau pihak yang tidak disegani atau menggambarkan kelompok lain. Kesepakatan tentang nilai-nilai artistik sering kali bersifat konservatif dan dianggap sangat serius oleh para kritikus seni, meskipun sering kali tidak dipandang demikian oleh masyarakat umum. Muatan ikonografi seni dapat menimbulkan kontroversi, seperti penggambaran baru Bunda Maria Jatuh Pingsan dalam adegan Penyaliban Yesus. Pengadilan Terakhir oleh Michelangelo juga dianggap kontroversial karena berbagai alasan, termasuk pelanggaran kesopanan dalam bentuk ketelanjangan dan pose Kristus yang tampak seperti Apollo.
Sumber: https://id.wikipedia.org/
Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, fungsinya, bentuknya, makna dari bentuknya, dan sebagainya), seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau keprigelan teknik pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. Kegiatan-kegiatan tersebut pada umumnya berupa penciptaan karya seni, kritik seni, kajian sejarah seni dan estetika seni.
Peristilahan
Pengertian seni dalam bahasa Indonesia memiliki riwayat peristilahannya sendiri yang tidak sederhana, baik dipandang dari segi terminologis maupun etimologisnya. Hal ini mulanya disebabkan oleh ketiadaan padanan istilah yang pas dalam bahasa Indonesia/Melayu untuk konsep art dalam bahasa Inggris atau kunst dalam bahasa Belanda.
Asal kata
Terdapat beberapa teori yang beredar mengenai asal mula kata seni, di antaranya adalah:
Sejarah dan polemik
Terdapat permasalahan alih bahasa ketika bahasa Indonesia terpapar konsep-konsep Barat, seperti apa yang kita sebut sekarang sebagai seni, walaupun gejala kesenian telah ada sebelumnya dan istilah padanannya dapat digali dari kosakata lokal, seperti kata kagunan dalam bahasa Jawa dan kabinangkitan dalam bahasa Sunda. Memadankan kata seni untuk art atau kunst sesungguhnya terdengar sangat ganjil karena sampai abad ke-19, kata seni hanya sering digunakan pada konteks air seni yang merupakan penghalusan istilah untuk kencing. Sedangkan contoh penggunaan kata seni untuk menyebut sesuatu kecil/lembut pada konteks lainnya tidak banyak ditemukan.
Sebelum istilah seni populer seperti sekarang, istilah kunst dalam kamus Belanda-Melayu (Klinkert atau Mayer atau Badings yang terbit pada penghujung abad ke-19 atau permulaan abad ke-20) diterjemahkan menjadi hikmat, ilmu, pengetahuan, kepandaian dan ketukangan. Kamus Umum Bahasa Indonesia (terbit pertama kali 1953) oleh Purwadarminta ditengarai ialah kamus yang merekam kata seni dengan makna yang baru untuk pertama kalinya. Meskipun Purwadarminta bukanlah yang mula-mula menggunakan istilah "seni" dan "seni rupa", tetapi hal ini membuat polemik di kalangan seniman karena seakan-akan menimbulkan ketimpangan persepsi antara seni di Indonesia dan seni di Barat.
Istilah "seni rupa", "seni musik", "seni teater", "seni sastra" dll. Dalam bahasa Indonesia ditengarai memperlihatkan gejala adverbial. Gejala ini menunjukkan kata-kata penting (rupa, musik, tari, sastra) hanya sekadar kata keterangan (adverbia) untuk kata seni. Keutamaan pada istilah-istilah itu terletak pada kata "seni"-nya. Istilah "seni" sendiri dalam bahasa Indonesia tidak membawa sifat kebendaan, walaupun merupakan kata benda abstrak. Dengan demikian, semua ungkapan seni punya kedudukan sejajar. Seni menjadi istilah yang 'terbuka'. Ungkapan seni bahkan tidak dibatasi pada seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater saja (dikenal menampilkan ungkapan pribadi). Deretan istilah ini bisa diperpanjang dengan seni keris, seni batik, seni ronggeng (dan sebagainya) yang dikenal sebagai kesenian di dunia tradisi. Maka, kata seni tidak memiliki bentuk dan merupakan kondisi mental yang bisa berwujud banyak hal selama memiliki gejala seni. Gejala tersebut membuat pengertian seni dalam bahasa Indonesia lebih dekat kepada estetika. Oleh karenanya, terdapat banyak kesulitan dalam menyeimbangkan perkembangan wacana seni di Indonesia dan Barat, misalkan seni tari jika diterjemahkan secara harfiah menjadi dance art mungkin tidak masuk akal bagi pemakai bahasa Inggris, juga seperti seni ukir, seni musik, dsj. Bahasa Inggris dan beberapa bahasa lain juga membedakan antara istilah art (untuk konsep seni secara umum) dan (the) arts (bidang-bidang kreatif kesenian).
Neologisme
Istilah seni kemungkinan besar ditemukan—atau lebih tepatnya dimaknai ulang—oleh S. Sudjojono melalui Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) yang kala itu sangat giat mencari padanan istilah berbahasa Indonesia. Istilah baru yang juga diperkenalkan antara lain seni lukis, lukisan, pelukis, lukisan kampas (kanvas), pematung, seni rupa, cukilan, alam benda, potret diri, watak, sanggar, sketsa, etsa, seniman, telanjang dan lain-lain. Sementara itu, istilah seniman (untuk menyebut pelaku seni) muncul pada akhir 1930-an di dalam tulisan-tulisan S. Sudjojono mengenai seni lukis Indonesia. S. Sudjojono mengakui bahwa istilah ”seniman” ini pertama kali diusulkan oleh Ki Mangunsarkoro—mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Tulisan-tulisan S.Sudjojono juga membantu istilah-istilah tersebut semakin populer, khususnya buku Seni lukis, kesenian, dan seniman yang terbit pertama kali 1946.
Sejarah
Bentuk kesenian tertua yang ditemukan adalah seni rupa, yang meliputi penciptaan gambar atau benda yang sekarang digolongkan menjadi lukisan, patung, cetakan, fotografi dan media rupa lainnya. Bentuk seni seperti patung, lukisan gua, lukisan batu, dan petroglif dari zaman Paleolitikum Akhir telah ada sejak dari 40.000 tahun yang lalu. Lukisan gua di Sulawesi disebut sebagai salah satu artefak seni tertua di dunia. Akan tetapi, makna sesungguhnya dari seni tersebut masih dalam perdebatan karena kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang menghasilkannya. Di gua Lubang Jeriji Saleh, Kalimantan Timur, para arkeolog menemukan gambar serupa binatang sapi yang ditegaskan sebagai karya seni figuratif tertua di dunia, diperkirakan berasal dari 40 ribu hingga 52 ribu tahun lalu (periode Paleolitik Atas dan akhir zaman es), lebih tua 5000 tahun dari penemuan sebelumnya di Sulawesi. Benda seni yang disebut tertua lainnya berasal dari gua di Afrika Selatan, berusia 75.000 tahun, berbentuk rangkaian cangkang keong kecil-kecil yang dilubangi. Wadah yang kemungkinan untuk tempat cat juga ditemukan dengan usia 100.000 tahun. Cangkang kerang dengan goresan oleh Homo erectus yang ditemukan tahun 2014 dipercaya berasal dari 430.000 dan 540.000 tahun yang lalu.
Banyak tradisi besar dalam seni memiliki akar dari salah satu peradaban besar kuno, yakni Mesir Kuno, Mesopotamia, Persia, India, Tiongkok, Yunani Kuno, Romawi, juga Inka, Maya dan Olmek. Tiap-tiap pusat peradaban awal ini mengembangkan gaya khas dalam keseniannya. Dikarenakan ukuran dan usia peradaban-peradaban tersebut, terdapat lebih banyak karya seni yang terselamatkan dan lebih banyak pengaruh yang disebarluaskan kepada budaya-budaya yang datang kemudian. Sebagian dari peradaban tersebut bahkan memiliki catatan terawal bagaimana seniman bekerja. Sebagai contoh, seni zaman Yunani melihat pemujaan bentuk tubuh manusia dan pengembangan keterampilan yang berimbang untuk menunjukkan proporsi otot, ketenangan, kecantikan, dan anatomi yang tepat.
Dalam seni peradaban Bizantium dan Abad Pertengahan Barat, banyak seni berfokus pada ekspresi subjek tentang budaya Alkitab dan keagamaan, dan menggunakan gaya yang menunjukkan kemuliaan yang lebih tinggi bagi dunia surgawi, seperti penggunaan emas pada latar belakang lukisan, atau kaca dalam mosaik atau jendela, yang juga menyajikan figur-figur dalam bentuk yang ideal, berpola (datar). Namun demikian, tradisi realis klasik bertahan dalam karya-karya kecil Bizantium, dan realisme terus tumbuh dalam seni Katolik Eropa.
Seni Renaisans kemudian berkembang dengan lebih menekankan pada penggambaran realistik dunia bendawi, dan tempat manusia di dalamnya. Hal itu tercermin dari penggambaran jasmani tubuh manusia, dan perkembangan metode sistematis penggambaran jauh-dekat dari sudut pandang grafis untuk mendapatkan kesan ruang tiga dimensi.
Di Timur, penolakan seni Islami terhadap ikonografi mengakibatkan pengutamaan pada pola geometris, kaligrafi dan arsitektur. Di Timur jauh, agama juga menguasai gaya dan bentuk kesenian. India dan Tibet memperlihatkan penekanan pada patung lukis dan tarian, sedangkan lukisan agamawi meminjam banyak aturan dari kesenian patung dan cenderung memiliki warna-warna terang yang kontras dengan penekanan pada garis-garis batasnya. Sementara itu, Cina memperlihatkan banyak perkembangan bentuk seni: ukiran giok, kerajinan perunggu, tembikar (termasuk tentara terakota dari Kekaisaran Qin), syair, kaligrafi, musik, lukis, drama, fiksi, dll. Gaya seni Cina sangat beragam dari zaman ke zaman dan masing-masingnya dinamai berdasarkan dinasti yang berkuasa. Jadi, sebagai contoh, lukisan-lukisan dinasti Tang memiliki warna monokromatik dan renggang-renggang, menekankan bentang yang ideal. Akan tetapi, lukisan-lukisan dinasti Ming berwarna-warni dan padat, dan berfokus untuk bercerita dengan pengaturan latar dan komposisi.Jepang juga menamai gaya-gaya dalam kesenian mereka dengan dinasti kekaisaran juga, dan menampakkan banyak pembauran antara gaya kaligrafi dan lukis. Cetak balok kayu menjadi penting di Jepang setelah abad ke-17.
Abad Pencerahan di Barat pada abad ke-18 melihat penggambaran artistik dari sudut kepastian fisik dan rasionalnya, serta visi politik revolusioner dari dunia pasca-monarki, seperti penggambaran Blake tentang Newton sebagai geometer ilahi, atau lukisan-lukisan propaganda David. Hal ini menyebabkan penolakan Romantisisme demi gambar-gambar dari sisi emosional dan individualitas manusianya, dicontohkan dalam novel-novel Goethe. Kemudian penghujung abad ke-19 memunculkan sejumlah gerakan artistik, seperti seni akademik, simbolisme, impresionisme, dan fauvisme.
Sejarah seni abad kedua puluh adalah narasi tentang kemungkinan yang tak terbatas dan pencarian standar-standar baru, masing-masing gerakan ditumbangkan secara berurutan oleh yang datang berikutnya. Dengan demikian, ukuran-ukuran impresionisme, ekspresionisme, fauvisme, kubisme, dadaisme, surealisme, dll. tidak dapat dipertahankan jauh melampaui waktu penemuan mereka. Meningkatnya keterhubungan global sepanjang masa ini memperlihatkan pengaruh yang setara dari budaya lain ke dalam kesenian Barat. Dengan demikian, cetakan balok kayu Jepang (dipengaruhi oleh kejurugambaran Renaisans Barat) memiliki pengaruh besar pada impresionisme dan perkembangan selanjutnya. Contoh lainnya, patung-patung Afrika diambil oleh Picasso dan sampai batas tertentu oleh Matisse. Demikian pula, pada abad ke-19 dan ke-20, gagasan-gagasan Barat memiliki dampak besar pada seni di Timur seperti komunisme dan pascamodernisme yang memberikan pengaruh kuat.
Kegunaan
Seni memiliki sejumlah besar fungsi yang berbeda sepanjang sejarahnya, sehingga tujuannya sulit untuk diabstraksikan atau dikuantifikasi dengan konsep tunggal apa pun. Namun hal ini tidak menyiratkan bahwa tujuan seni adalah sesuatu yang "kabur", melainkan bahwa seni tercipta dengan memiliki banyak alasan unik dan berbeda. Beberapa kegunaan seni disediakan dalam garis besar berikut. Berbagai tujuan seni dapat dikelompokkan sesuai dengan yang tidak termotivasi, dan yang termotivasi (Lévi-Strauss). Seni memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat tradisional dan sering kali tidak hanya bersifat dekoratif atau estetis, tetapi juga memiliki fungsi-fungsi yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tersebut. Berikut adalah beberapa fungsi seni dalam masyarakat tradisional:
1. Ekspresi Budaya:
- Seni memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan dan merayakan identitas budaya mereka. Melalui seni, tradisi, cerita rakyat, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat diungkapkan.
2. Ritual dan Upacara:
- Seni sering terlibat dalam ritual dan upacara keagamaan atau kehidupan sehari-hari. Misalnya, seni dapat digunakan dalam tarian, patung, atau lukisan yang memiliki makna mendalam dalam konteks upacara keagamaan atau adat istiadat.
3. Pendidikan dan Pembelajaran:
- Seni dapat menjadi sarana pendidikan dan pembelajaran. Melalui seni, pengetahuan tentang sejarah, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat dapat disampaikan kepada generasi muda.
4. Simbolisme Sosial:
- Seni sering kali berfungsi sebagai simbol-simbol sosial yang mencerminkan hierarki, status, atau peran dalam masyarakat. Contohnya termasuk busana tradisional, hiasan dinding, atau seni ukir yang menandakan status sosial atau keanggotaan dalam suatu kelompok.
5. Pengobatan dan Kesehatan:
- Beberapa masyarakat tradisional menggunakan seni dalam konteks pengobatan dan pemulihan kesehatan. Seni bisa berupa tarian penyembuhan, seni rupa yang dianggap memiliki kekuatan penyembuhan, atau musik yang dianggap dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.
6. Perekat Sosial:
- Seni dapat berperan sebagai perekat sosial yang menghubungkan anggota masyarakat. Pementasan teater, pertunjukan musik, atau festival budaya dapat menjadi momen di mana masyarakat berkumpul, merayakan bersama, dan memperkuat ikatan sosial.
7. Pertanian dan Keberlanjutan:
- Dalam beberapa masyarakat tradisional, seni sering terkait dengan praktik pertanian atau keberlanjutan. Misalnya, seni pertanian seperti ukiran di alat-alat pertanian atau seni tekstil yang digunakan dalam kegiatan pertanian memiliki makna simbolis dan praktis.
8. Penciptaan Barang Seni Fungsional:
- Banyak barang seni dalam masyarakat tradisional tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki fungsi praktis. Kerajinan tangan, perhiasan, atau tekstil sering kali digunakan sehari-hari dan memiliki nilai fungsional serta artistik.
Fungsi-fungsi ini dapat bervariasi antar masyarakat tradisional, tergantung pada nilai-nilai, keyakinan, dan kebutuhan khusus masing-masing kelompok. Seni membentuk bagian integral dari kehidupan masyarakat tradisional, mencerminkan dan memperkaya warisan budaya mereka.
Kegunaan tanpa dorongan
Kegunaan seni tanpa dorongan adalah tujuan yang tak terpisahkan dalam proses menjadi manusia, melampaui diri pribadi, atau tidak memenuhi tujuan luar tertentu. Dalam pengertian ini, seni, sebagai daya cipta, adalah sesuatu yang harus dilakukan manusia sesuai dengan kodratnya (yaitu, tidak ada spesies lain yang menciptakan seni), dan karenanya melampaui kegunaan praktis.
Kegunaan dengan dorongan
Kegunaan seni dengan dorongan mengacu pada tindakan yang disengaja dan sadar dari seniman atau penciptanya. Hal ini mungkin membawa perubahan politik, untuk mengomentari suatu aspek dalam masyarakat, untuk menyampaikan emosi atau suasana hati tertentu, untuk menunjukkan psikologi pribadi, untuk menggambarkan disiplin lain, untuk (dengan seni komersial) menjual produk, atau hanya sekadar bentuk komunikasi.
Fungsi seni yang dijelaskan di atas tidak saling berdiri sendiri-sendiri, karena banyak dari mereka mungkin tumpang tindih. Misalnya, seni untuk tujuan hiburan juga dapat berupaya untuk menjual suatu produk, yaitu film atau permainan video.
Sumber: https://id.wikipedia.org/
Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Botani merupakan salah satu ilmu tertua di dunia. Namun seni botani belum banyak yang tahu. Era media sosial berhasil menghimpun seniman botani Indonesia untuk berkarya bersama sekaligus melestarikan kekayaan hayati Indonesia.
Seniman botani atau yang disebut dengan botani artist asal Indonesia yang tergabung dalam Indonesian Society of Botanical Artist (IDSBA) menggelar Pameran Ragam Flora Indonesia (RFI) yang keempat di Bandung bekerja sama dengan NuArt Sculpture Park mulai 19 Agustus hingga 1 Oktober 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk merangkul masyarakat luas untuk mengenal dan memahami seni botani sekaligus merawat bersama-sama meratawat kekayaan hayati Indonesia.
Ketua IDSBA Grace Syariel menjelaskan, seni botani merupakan bagian dari seni lukis dua dimensi yang masuk ke ranah realis. Akan tetapi, tidak hanya sekadar menggamar sesuai aslinya. Semua bagian tanaman yang digambar harus sesuai dengan kajian botani. “Jadi ini gabungan daris seni dan sains,” ujarnya saat menjadi pembicara Bincang Seni Botani: Potret Cemerlang Keindahan Alam di NuArt Sculpture Park, Minggu, 20 Agustus 2023. Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan RFI ke-4.
Seni botani bisa mendekatkan pengetahuan soal tanaman kepada masyarakat. Seringkali masyarakat tidak mendapatkan informasi secara menyeluruh terkait tanaman. “Tahu ya kluwek untuk membuat rawon, tapi tidak tahu buahnya seperti apa, pohonnya bagaimana. Belimbing wuluh tahu, tapi di pohonnya buahnya terletak di mana itu tidak banyak yang tahu,” katanya.
Ia menambahkan, seni botani menjadi salah satu cara konservasi tumbuhan lewat seni. Informasi tentang tumbuhan yang mulai punah akan lebih mudah dipahami masyarakat lewat seni.
Menyebarkan ilmu pengetahuan
Botani artist yang juga pendiri IDSBA Eunike Nugroho mengatakan, seni botani kini sedang bangkit. Berkat media sosial, para botani artist berkumpul dan berjejaring hingga terbentuklah IDSBA.
Sebelumnya, geliat botani artist bisa dilihat di Ameria Serikat, Inggris, juga Eropa. Tapi sekarang, Asia pun menunjukkan geliatnya. “IDSBA merupakan yang pertama di Asia Tenggara pada 2017. Sekarang perhimpunan seni botani ada juga di Singapura dan Thailand,” katanya.
Seni botani bukan sekadar seni menggambar bunga atau tanaman. Tidak semua lukisan tumbuhan bisa disebut sebagai seni botani. Seni botani haruslah menunjukkan gambar yang benar morfologisnya. “Jadi yang menilai adalah botanis. Sehingga botani artist yang baik harus jadi pembelajar yang tekun,” kata Eunike.
Botani artist tidak hanya menghasilkan karya seni. Ia juga memproduksi ilmu pengetahuan. Seorang ilustrator botani bahkan menjadi spesies baru. Kepekaan pada warnam struktur, dan tekstur membuatnya mampu mengenali spesies yang berbeda.
Eunike sendiri sudah membuktikan, karyanya tidak saja sebagai karyanya pribadi, tetapi juga bagian dari penyebaran ilmu pengetahuan. Karyanya pernah digunakan untuk jurnal ilmiah, gambar perangko, juga komersial.
Menurut dia, menjadi botani artist akan menumbuhkan kepedulian terhadap berbagai isu tentang tanaman dan lingkungan. Sadar akan persoalan perubahan iklim, ketahanan pangan, dan menumbuhkan jalinan erat dengan tumbuhan terutama yang menjadi obyek gambarnya. “Seni botani bukan hanya tentang seni tumbuhan saja, ini seni yang menumbuhkan,” ujarnya.
Menjadi botani artist tidak hanya ranah seniman atau mereka yang jago gambar. Anggota IDSBA sendiri terdiri dari beragam profesi, ada yang dosen, dokter, farmasi, dan lain sebagainya. Tidak perlu minder untuk bergabung dengan IDSBA. “Nanti saling mengajari. Iklimnya bukan kompetisi, tapi kolaborasi,” ujarnya.
Buta tanaman
Meski ilmu botani adalah yang tertua di dunia, nyatanya seni botani tidak cukup dikenal. Menurut kurator yang juga dosen seni rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Asep Topan, seni botani sempat mengalami penurunan, sebelum akhirnya bergeliat kembali. Salah satu pemicunya ialah semakin berkurang narasi alam. Selama periode revolusi industri, lalu urbanisasi, hubungan manusia dengan alam tidak lagi banyak dibicarakan.
Akibatnya, manusia jadi tidak terlalu mengapresiasi tanaman. Tidak menyadari kehadiran tanaman di sekitarnya. Bahkan, pengetahuan akan tanaman tidak sebanyak hewan.“Anak-anak sejak kecil dikenalkan, ini hewan apa, cirinya apa. Jarang dikenalkan pada tanaman,” ujarnya.
Manusia jadi tidak terlalu mengapresiasi tanaman. Itulah yang disebut dengan plant-blindness atau buta tanaman.
Seni botani bisa berfungsi sebagai upaya untuk memperbaiki situasi ini. Lewat seni botani, manusia kembali menghargai kekayaan flora.
“Di seni botani, bukan hanya senimannya yang ada di panggung. Tanamannya juga ada di panggung. Dia menjadi subyek juga,” katanya. Sebuah gestur kecil yang sangat penting, kata Asep, dalam pameran seni botani, nama tanaman diletakkan di atas senimannya.
Pameran 45 hari
Pameran RFI 4 yang bertajuk Spreading the Beauty of Nature dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus – 1 Oktober 2023 di NuArt Sculpture Park, Bandung. Kegiatan seperti ini tergolong jarang diselenggarakan di Bandung.
Direktur NuArt Sculpture Park Putu Tania Madiadipoera mengatakan, NuArt sebagai kawasan memiliki tiga pilar program, seni, budaya, dan alam. “Berangkat dari tiga pilar program ini, kami mengajak masyarakat untuk belajar dan mengalami berbagai ekspresi seni, mengenali juga memahami ragam budaya, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya alam bagi manusia,” katanya.
Pada pameran ini, pengunjung disuguhi sejarah seni botani, rekam jejak IDSBA sebagai komunitas seni botani di Indonesia, serta melihat lukisan ragam tetumbuhan nusantara sebagai subjek utama.
Terdapat 60 karya yang dipamerkan dari 32 orang seniman Indonesia maupun mancanegara. Karya-karya yang dipamerkan telah melalui proses seleksi yang teliti. Melibatkan tiga juri dengan disiplin ilmu yang berbeda, yakni Jenny A. Kartawinata (seniman botani & pendiri IDSBA), Destario Metusala (botanis & peneliti BRIN), dan Fahmy Al Ghiffari Siregar (kurator NuArt). Akurasi, keterampilan, komposisi, dan kekayaan informasi botani menjadi parameter utama dalam menilai, menginterpretasi, dan mengkurasi karya yang dipamerkan.
Terbuka untuk umum
NuArt Sculpture Park dan IDSBA juga mengajak publik untuk mengikuti rangkaian program yang beririsan dengan dunia botani dan terinspirasi oleh alam selama 45 hari pameran berlangsung. Rangkaian program publik ini bervariasi mulai dari lokakarya, open studio (demo), art jam, seminar dan talkshow, hingga art tour.
Ada juga sesi Open Studio dan Art Jam yang dilaksanakan di setiap hari Sabtu. Pada Open Studio, seniman botani akan ‘berpraktik’ langsung di ruang pamer dan pengunjung dapat menyaksikan bagaimana cara mereka bekerja. Art Jam menggandeng komunitas yang terhubung dengan seni rupa dan sains, antara lain Genbi (Generasi Biologi), Kolcai (Komunitas Lukis Cat Air), Komunitas Drawing Garis Hitam, Bandung Sketchwalk, dan KPA Biocita Formica untuk berbagi informasi sesuai keahliannya yang dilanjutkan dengan membuat karya kolaborasi bersama peserta.
Selain itu, Nuart Sculpture Park dan IDSBA juga mengundang kolaborator serta narasumber ahli untuk melaksanakan lokakarya maupun seminar, yang terbuka bagi publik. Di antaranya adalah LOKUS Foundation yang akan melaksanakan lokakarya perakitan Foldscope, basic kit mikroskop ekonomis tahan air, kemudian seminar oleh Nenun Ruang mengenai arsitektur berbasis tumbuhan bambu, dan masih banyak lagi. Jadwal selengkapnya bisa disimak di website RFI ke-4.
Sumber: https://digitalmama.id/
Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Seni Merupakan Suatu bagian dari kehidupan kita serta seni juga diartikan sebagai arti dari kehidupan dan kemunculan Teknologi menjadi Seni Semakin berkembang.
Perkembangan seni dalam teknologi global telah menjadi fenomena yang semakin relevan dan menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Seiring dengan kemajuan teknologi, seniman memiliki akses yang lebih besar ke alat dan platform baru yang memungkinkan mereka untuk bereksperimen dan menciptakan karya yang inovatif.
Pada era digital ini, seni tidak lagi terbatas pada medium tradisional seperti cat, kertas, atau patung. Teknologi memberikan kemungkinan baru untuk bereksperimen, berkolaborasi, dan menyampaikan pesan melalui berbagai medium baru seperti seni digital, seni interaktif, seni virtual, dan seni media.
penggunaan media digital. Dapat menciptakan karya seni yang unik dan interaktif. Contohnya adalah seni komputer, seni pemrograman, seni virtual reality, dan seni berbasis aplikasi. Dengan bantuan teknologi, seniman dapat mengeksplorasi lebih dalam dalam menciptakan karya yang mencerminkan dunia digital dan mengaktifkan interaksi dengan pengguna.
Penggunaan teknologi dalam seni juga melibatkan instalasi interaktif, seni kinetik, dan seni elektronik. Seniman sering kali menggunakan sensor gerakan, suara, dan cahaya untuk menciptakan pengalaman artistik yang menarik dan memikat. Misalnya, instalasi dengan proyeksi visual yang merespon gerakan atau suara yang dilakukan oleh pengunjung, memberikan pengalaman multisensori yang khas.
Pergeseran ini dalam seni juga memengaruhi cara kita mengonsumsi dan berinteraksi dengan seni. Museum dan galeri yang memamerkan seni digital dan interaktif semakin populer. Pameran seni dengan teknologi juga sering diadakan di tempat-tempat umum dan festival, memungkinkan masyarakat umum untuk lebih mendekati seni dan memahami peran teknologi dalam penciptaan karya seni kontemporer.
Perkembangan seni dalam teknologi global juga telah membuka pintu bagi kolaborasi yang lebih luas antara seniman, pengembang, ilmuwan, dan perusahaan teknologi. Kerja sama ini memungkinkan pemerasan ide dan pertukaran pengetahuan, yang menghasilkan inovasi yang lebih baik dalam seni dan teknologi. Misalnya, seniman bisa bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan peralatan dan alat baru yang memungkinkan mereka untuk menciptakan karya seni yang lebih kompleks dan menarik.
Namun, meskipun teknologi telah memberikan banyak kemajuan dalam seni, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kesenjangan digital, di mana tidak semua seniman memiliki akses yang sama ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan karya seni digital. Selain itu, penggunaan teknologi juga menimbulkan pertanyaan tentang privasi dan etika dalam seni.
Secara keseluruhan, perkembangan seni dalam teknologi global menghadirkan peluang baru dan tantangan yang menarik bagi seniman. Interaksi antara seni dan teknologi terus berlanjut dan membentuk wajah seni kontemporer saat ini. Perkembangan ini juga memberikan peluang bagi masyarakat umum untuk terlibat secara langsung dengan seni dan mengalami pengalaman artistik yang inovatif.
Pendapat Para Ahli
1. Dr. Aria Mulia, Ahli Seni Media:
Menurut Dr. Aria Mulia, teknologi telah menjadi katalisator dalam mengubah lanskap seni secara global. Ia berpendapat bahwa seniman modern harus menguasai teknologi agar bisa mengekspresikan diri mereka dengan cara baru. Dengan teknologi, seniman dapat menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan merangsang indera pengamat. Seni media, seperti seni instalasi interaktif atau seni virtual, memungkinkan pengamat untuk terlibat secara aktif dalam karya seni, menciptakan hubungan yang lebih personal dengan karya tersebut.
2. Prof. Bambang Santoso, Ahli Seni Digital:
Prof. Bambang Santoso berpendapat bahwa teknologi telah membawa paradigma baru dalam menciptakan dan menginterpretasikan seni. Ia menekankan bahwa seni digital bukan hanya mengenai alat atau medium, tetapi juga mempengaruhi cara pandang dan pemikiran seniman. Dengan seni digital, seniman memiliki lebih banyak kebebasan untuk bereksperimen, menciptakan efek visual yang rumit, dan menyampaikan pesan yang lebih kompleks. Seni digital juga memperluas batasan seni tradisional dengan menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti seni, matematika, dan teknologi komputer.
3. Dr. Maya Wijaya, Ahli Seni Virtual:
Dr. Maya Wijaya berpendapat bahwa seni virtual telah membuka jalan baru bagi seniman untuk mengeksplorasi realitas yang dihasilkan oleh teknologi. Melalui seni virtual, seniman dapat menciptakan dunia baru yang masih dalam batas-batas imajinasi mereka. Ia percaya bahwa seni virtual dapat memberikan pengalaman tak terbayangkan sebelumnya, memungkinkan pengamat untuk memasuki dan berinteraksi dengan dunia karya seni tersebut. Dengan seni virtual, seniman dapat menciptakan pengalaman sensorik yang kuat dan menghadirkan inovasi tak terduga dalam seni.
Kesimpulan
Perkembangan seni dalam teknologi global telah memungkinkan para seniman untuk bereksperimen dengan medium baru dan menciptakan pengalaman seni yang lebih interaktif dan inovatif. Pendapat para ahli seperti Dr. Aria Mulia, Prof. Bambang Santoso, dan Dr. Maya Wijaya menunjukkan bahwa teknologi telah mengubah cara seniman memahami dan menciptakan seni. Melalui seni digital, seni virtual, dan seni media, seni telah mengambil langkah maju dalam menciptakan koneksi yang unik antara seniman dan pengamat.
Sumber: https://geotimes.id/
Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Februari 2025
Sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) adalah istilah umum yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai disiplin teknis yang berbeda namun saling berkaitan, yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika. Istilah ini biasanya digunakan dalam konteks kebijakan pendidikan atau pilihan kurikulum di sekolah. Hal ini berimplikasi pada pengembangan tenaga kerja, masalah keamanan nasional (karena kekurangan warga negara yang berpendidikan STEM dapat mengurangi efektivitas di bidang ini), dan kebijakan imigrasi, sehubungan dengan penerimaan siswa asing dan pekerja teknologi.
Tidak ada kesepakatan universal tentang disiplin ilmu mana yang termasuk dalam STEM; khususnya, apakah ilmu pengetahuan dalam STEM termasuk ilmu sosial, seperti psikologi, sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik. Di Amerika Serikat, hal ini biasanya dimasukkan oleh organisasi seperti National Science Foundation (NSF), basis data online O*Net milik Departemen Tenaga Kerja untuk para pencari kerja, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Di Inggris, ilmu sosial dikategorikan secara terpisah dan dikelompokkan dengan humaniora dan seni untuk membentuk singkatan HASS (humaniora, seni, dan ilmu sosial), yang diganti namanya pada tahun 2020 menjadi SHAPE (ilmu sosial, humaniora, dan seni untuk masyarakat dan ekonomi). Beberapa sumber juga menggunakan HEAL (kesehatan, pendidikan, administrasi, dan literasi) sebagai padanan STEM.
Terminologi
Sebelumnya disebut sebagai SMET oleh NSF, pada awal tahun 1990-an, akronim STEM digunakan oleh berbagai pendidik, termasuk Charles E. Vela, pendiri dan direktur Pusat Kemajuan Hispanik dalam Pendidikan Sains dan Teknik (CAHSEE). Selain itu, CAHSEE memulai program musim panas untuk siswa berbakat yang kurang terwakili di wilayah Washington, D.C., yang disebut STEM Institute. Berdasarkan keberhasilan program yang diakui dan keahliannya dalam pendidikan STEM, Charles Vela diminta untuk melayani di berbagai panel NSF dan Kongres di bidang pendidikan sains, matematika, dan teknik; melalui cara inilah NSF pertama kali diperkenalkan dengan singkatan STEM. Salah satu proyek NSF pertama yang menggunakan akronim ini adalah STEMTEC, Kolaborasi Pendidikan Guru Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika di University of Massachusetts Amherst, yang didirikan pada tahun 1998. Pada tahun 2001, atas dorongan Dr. Peter Faletra, Direktur Pengembangan Tenaga Kerja untuk Guru dan Ilmuwan di Office of Science, akronim ini diadopsi oleh Rita Colwell dan administrator sains lainnya di National Science Foundation (NSF). Office of Science juga merupakan pengadopsi awal akronim STEM.
Distribusi geografis
Laporan Otoritas Kurikulum, Penilaian, dan Pelaporan Australia tahun 2015 yang berjudul, Strategi Pendidikan Sekolah STEM Nasional, menyatakan bahwa “Fokus nasional yang diperbarui pada STEM dalam pendidikan sekolah sangat penting untuk memastikan bahwa semua anak muda Australia dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan STEM yang diperlukan yang mereka perlukan untuk berhasil.” Tujuannya adalah untuk:
“Memastikan semua siswa menyelesaikan sekolah dengan pengetahuan dasar yang kuat di bidang STEM dan keterampilan terkait”
“Memastikan bahwa siswa terinspirasi untuk mengambil mata pelajaran STEM yang lebih menantang”
Acara dan program yang dimaksudkan untuk membantu mengembangkan STEM di sekolah-sekolah Australia meliputi Victorian Model Solar Vehicle Challenge, Tantangan Matematika (Australian Mathematics Trust), Go Girl Go Global, dan Olimpiade Informatika Australia.
Kanada berada di peringkat ke-12 dari 16 negara sebanding dalam hal persentase lulusannya yang belajar di program STEM, dengan 21,2%, angka yang lebih tinggi dari Amerika Serikat, tetapi lebih rendah dari Prancis, Jerman, dan Austria. Negara sebanding dengan proporsi lulusan STEM terbesar, Finlandia, memiliki lebih dari 30% lulusan universitasnya yang berasal dari program sains, matematika, ilmu komputer, dan teknik.
SHAD adalah program pengayaan musim panas tahunan di Kanada untuk siswa sekolah menengah yang berprestasi di bulan Juli. Program ini berfokus pada pembelajaran akademis, khususnya di bidang STEAM.
Pramuka Kanada telah mengambil langkah serupa dengan rekan mereka di Amerika untuk mempromosikan bidang STEM kepada kaum muda. Program STEM mereka dimulai pada tahun 2015.
Pada tahun 2011, pengusaha dan dermawan Kanada Seymour Schulich mendirikan Schulich Leader Scholarships, beasiswa senilai Rp1.626.900 juta dalam bentuk Rp976.140.000 untuk siswa yang memulai pendidikan universitas mereka dalam program STEM di 20 institusi di seluruh Kanada. Setiap tahun 40 mahasiswa Kanada akan dipilih untuk menerima penghargaan ini, dua orang di setiap institusi, dengan tujuan untuk menarik generasi muda yang berbakat ke dalam bidang STEM. Program ini juga memberikan beasiswa STEM kepada lima universitas yang berpartisipasi di Israel.
Untuk mempromosikan STEM di Tiongkok, pemerintah Tiongkok mengeluarkan pedoman pada tahun 2016 tentang strategi pembangunan berbasis inovasi nasional, “menginstruksikan bahwa pada tahun 2020, Tiongkok harus menjadi negara yang inovatif; pada tahun 2030, Tiongkok harus menjadi yang terdepan dalam hal inovasi; dan pada tahun 2050, Tiongkok harus menjadi negara yang memiliki kekuatan dalam inovasi teknologi.”
"Pada bulan Mei 2018, upacara peluncuran dan konferensi pers untuk Rencana Aksi 2029 untuk Pendidikan STEM Tiongkok diadakan di Beijing, Tiongkok. Rencana ini bertujuan untuk memungkinkan sebanyak mungkin siswa mendapatkan manfaat dari pendidikan STEM dan membekali semua siswa dengan pemikiran ilmiah dan kemampuan untuk berinovasi."
“Menanggapi kebijakan pemerintah yang mendorong, sekolah-sekolah di sektor publik dan swasta di seluruh negeri telah mulai melaksanakan program pendidikan STEM.”
“Namun, untuk mengimplementasikan kurikulum STEM secara efektif, dibutuhkan guru penuh waktu yang berspesialisasi dalam pendidikan STEM dan konten yang relevan untuk diajarkan.” Saat ini, “Cina kekurangan guru STEM yang berkualitas dan sistem pelatihan belum terbentuk.”
Beberapa kota di Cina telah mengambil langkah berani untuk menambahkan pemrograman sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Ini adalah kasus kota Chongqing. Namun, sebagian besar siswa dari kota-kota kecil dan menengah belum terpapar dengan konsep STEM hingga mereka memasuki perguruan tinggi.
Beberapa proyek Eropa telah mempromosikan pendidikan dan karier STEM di Eropa. Misalnya, Scientix adalah kerja sama Eropa antara guru STEM, ilmuwan pendidikan, dan pembuat kebijakan. Proyek SciChallenge menggunakan kontes media sosial dan konten yang dibuat oleh siswa untuk meningkatkan motivasi siswa pra-universitas untuk pendidikan dan karir STEM. Proyek program Erasmus, AutoSTEM, menggunakan automata untuk memperkenalkan mata pelajaran STEM kepada anak-anak usia dini.
LUMA Center adalah advokat terkemuka untuk pendidikan berorientasi STEM. Tujuannya adalah untuk mempromosikan pengajaran dan penelitian ilmu pengetahuan alam, matematika, ilmu komputer, dan teknologi di semua tingkat pendidikan di negara ini. Dalam bahasa aslinya, luma adalah singkatan dari “luonnontieteellis-matemaattinen” (kata sifat “ilmiah-matematis”). Kependekannya kurang lebih merupakan terjemahan langsung dari STEM, dengan bidang teknik yang disertakan oleh asosiasi. Namun, tidak seperti STEM, istilah ini juga merupakan kata serapan dari lu dan ma. Untuk mengatasi penurunan minat dalam mempelajari bidang-bidang sains, Dewan Pendidikan Nasional Finlandia meluncurkan program pengembangan pendidikan ilmiah LUMA. Tujuan utama proyek ini adalah untuk meningkatkan tingkat pendidikan Finlandia dan meningkatkan kompetensi siswa, memperbaiki praktik pendidikan, dan menumbuhkan minat terhadap sains. Inisiatif ini menghasilkan pendirian 13 pusat LUMA di berbagai universitas di seluruh Finlandia yang diawasi oleh LUMA Center.
Nama STEM di Perancis adalah ilmu teknik industri (sciences industrielles atau sciences de l'ingénieur). Organisasi STEM di Perancis adalah asosiasi UPSTI.
Pendidikan STEM belum dipromosikan di antara sekolah-sekolah lokal di Hong Kong hingga beberapa tahun terakhir. Pada bulan November 2015, Biro Pendidikan Hong Kong merilis sebuah dokumen berjudul Promosi Pendidikan STEM, yang mengusulkan strategi dan rekomendasi untuk mempromosikan pendidikan STEM.
India berada di urutan kedua setelah Cina dengan lulusan STEM per populasi 1 banding 52. Jumlah total lulusan STEM baru adalah 2,6 juta pada tahun 2016. Lulusan STEM telah berkontribusi pada perekonomian India dengan gaji yang tinggi di dalam dan luar negeri selama dua dekade terakhir. Perputaran ekonomi India dengan cadangan devisa yang nyaman terutama disebabkan oleh keterampilan para lulusan STEM-nya. Di India, wanita merupakan 43% dari lulusan STEM, persentase tertinggi di seluruh dunia. Namun, mereka hanya memegang 14% dari pekerjaan yang berhubungan dengan STEM. Selain itu, di antara 280.000 ilmuwan dan insinyur yang bekerja di lembaga penelitian dan pengembangan di negara ini, perempuan hanya mewakili 14%.
Di Nigeria, Asosiasi Insinyur Perempuan Profesional Nigeria (APWEN) telah melibatkan anak perempuan berusia antara 12 dan 19 tahun dalam kursus berbasis sains agar mereka dapat mengikuti kursus berbasis sains di lembaga pendidikan yang lebih tinggi. National Science Foundation (NSF) di Nigeria telah melakukan upaya sadar untuk mendorong anak perempuan untuk berinovasi, menciptakan, dan membangun melalui program “ciptakan, bangun, dan kembangkan” yang disponsori oleh NNPC.
Mata pelajaran STEM diajarkan di Pakistan sebagai bagian dari mata pelajaran pilihan yang diambil di kelas 9 dan 10, yang berpuncak pada ujian Matrikulasi. Mata pelajaran pilihan ini adalah ilmu murni (Fisika, Kimia, Biologi), matematika (Fisika, Kimia, Matematika), dan ilmu komputer (Fisika, Kimia, Ilmu Komputer). Mata pelajaran STEM juga ditawarkan sebagai mata pelajaran pilihan yang diambil di kelas 11 dan 12, yang biasanya disebut sebagai tahun pertama dan kedua, yang berpuncak pada ujian Intermediate. Mata pelajaran pilihan ini adalah pra-medis FSc (Fisika, Kimia, Biologi), pra-teknik FSc (Fisika, Kimia, Matematika), dan ICS (Fisika / Statistik, Ilmu Komputer, Matematika). Mata kuliah pilihan ini dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam mengejar karir yang berhubungan dengan STEM di masa depan dengan mempersiapkan mereka untuk mempelajari mata kuliah ini di universitas.
Sebuah proyek pendidikan STEM telah disetujui oleh pemerintah[52] untuk mendirikan laboratorium STEM di sekolah-sekolah umum. Kementerian Teknologi Informasi dan Telekomunikasi telah berkolaborasi dengan Google untuk meluncurkan Program Pengembangan Keterampilan Pengkodean tingkat akar rumput pertama di Pakistan, berdasarkan Program CS First Google, sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan pengkodean pada anak-anak. Program ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan coding terapan menggunakan teknik gamifikasi untuk anak-anak berusia antara 9 dan 14 tahun.
Inisiatif Pemrograman Usia Dini KPITB, yang didirikan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, telah berhasil diperkenalkan di 225 Sekolah Dasar dan Menengah. Banyak organisasi swasta yang bekerja di Pakistan untuk memperkenalkan pendidikan STEM di sekolah-sekolah.
Di Filipina, STEM adalah program dua tahun dan merupakan mata pelajaran yang digunakan di Sekolah Menengah Atas (Kelas 11 dan 12), yang ditugaskan oleh Departemen Pendidikan atau DepEd. Program STEM berada di bawah Jalur Akademik, yang juga mencakup program lain seperti ABM, HUMSS, dan GAS. Tujuan dari strand STEM adalah untuk mendidik siswa di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika, dalam pendekatan interdisipliner dan terapan, dan untuk memberikan siswa pengetahuan dan aplikasi tingkat lanjut di lapangan. Setelah menyelesaikan program ini, para siswa akan mendapatkan gelar Diploma dalam bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika. Di beberapa perguruan tinggi dan universitas, mereka mengharuskan siswa yang mendaftar untuk gelar STEM (seperti kedokteran, teknik, studi komputer, dll.) untuk menjadi lulusan STEM, jika tidak, mereka harus mengikuti program penghubung.
Di Qatar, AL-Bairaq adalah program penjangkauan untuk siswa sekolah menengah dengan kurikulum yang berfokus pada STEM, yang dijalankan oleh Center for Advanced Materials (CAM) di Qatar University. Setiap tahun sekitar 946 siswa, dari sekitar 40 sekolah menengah, berpartisipasi dalam kompetisi AL-Bairaq. AL-Bairaq memanfaatkan pembelajaran berbasis proyek, mendorong siswa untuk memecahkan masalah otentik, dan meminta mereka untuk bekerja sama satu sama lain sebagai sebuah tim untuk membangun solusi nyata. Penelitian sejauh ini menunjukkan hasil yang positif untuk program ini.
STEM merupakan bagian dari Program Pembelajaran Terapan (ALP) yang telah dipromosikan oleh Kementerian Pendidikan Singapura (MOE) sejak tahun 2013, dan saat ini, semua sekolah menengah memiliki program tersebut. Diharapkan pada tahun 2023, semua sekolah dasar di Singapura akan memiliki ALP. Tidak ada tes atau ujian untuk ALP. Penekanannya adalah agar siswa belajar melalui eksperimen - mereka mencoba, gagal, mencoba, belajar dari kegagalan tersebut, dan mencoba lagi. MOE secara aktif mendukung sekolah-sekolah yang menerapkan ALP untuk lebih meningkatkan dan memperkuat kemampuan dan program mereka yang memupuk inovasi dan kreativitas.
Singapore Science Centre mendirikan unit STEM pada bulan Januari 2014, yang didedikasikan untuk membangkitkan minat siswa terhadap STEM. Untuk lebih memperkaya pengalaman belajar siswa, Program Kemitraan Industri (IPP) mereka menciptakan peluang bagi siswa untuk mendapatkan paparan awal terhadap industri dan karier STEM di dunia nyata. Spesialis kurikulum dan pendidik STEM dari Science Centre akan bekerja sama dengan para guru untuk bersama-sama mengembangkan pelajaran STEM, memberikan pelatihan kepada para guru, dan mengajar bersama pelajaran tersebut untuk memberikan paparan awal kepada para siswa dan mengembangkan minat mereka terhadap STEM.
Pada tahun 2017, Menteri Pendidikan Thailand Teerakiat Jareonsettasin mengatakan setelah Konferensi Dewan Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO) ke-49 di Jakarta, bahwa pertemuan tersebut menyetujui pendirian dua pusat regional SEAMEO yang baru di Thailand. Salah satunya adalah Pusat Pendidikan STEM, sementara yang lainnya adalah Pusat Pembelajaran Ekonomi yang Memadai.
Teerakiat mengatakan bahwa pemerintah Thailand telah mengalokasikan dana sebesar Bt250 juta selama lima tahun untuk pusat STEM yang baru. Pusat ini akan menjadi lembaga regional yang bertanggung jawab atas promosi pendidikan STEM. Pusat ini tidak hanya akan membuat kebijakan untuk meningkatkan pendidikan STEM, tetapi juga akan menjadi pusat berbagi informasi dan pengalaman di antara negara-negara anggota dan para ahli pendidikan. Menurutnya, “Ini adalah pusat regional SEAMEO pertama untuk pendidikan STEM, karena pusat pendidikan sains yang ada di Malaysia hanya berfokus pada perspektif akademis. Pusat pendidikan STEM kami juga akan memprioritaskan implementasi dan adaptasi ilmu pengetahuan dan teknologi."
Institut Promosi Pengajaran Sains dan Teknologi telah memprakarsai Jaringan Pendidikan STEM. Tujuannya adalah untuk mempromosikan kegiatan pembelajaran terpadu, meningkatkan kreativitas siswa dan penerapan pengetahuan, serta membangun jaringan organisasi dan personel untuk mempromosikan pendidikan STEM di negara ini.
Satuan Tugas Pendidikan STEM Turki (atau FeTeMM-Fen Bilimleri, Teknoloji, Mühendislik ve Matematik) adalah koalisi akademisi dan guru yang menunjukkan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bidang STEM, bukan hanya berfokus pada peningkatan jumlah lulusan STEM.
Di Amerika Serikat, akronim ini mulai digunakan dalam perdebatan pendidikan dan imigrasi dalam inisiatif untuk mulai mengatasi kurangnya kandidat yang memenuhi syarat untuk pekerjaan berteknologi tinggi. Hal ini juga mengatasi kekhawatiran bahwa mata pelajaran sering diajarkan secara terpisah, alih-alih sebagai kurikulum yang terintegrasi. Mempertahankan warga negara yang menguasai bidang STEM adalah bagian penting dari agenda pendidikan publik Amerika Serikat. Akronim ini telah digunakan secara luas dalam perdebatan imigrasi mengenai akses ke visa kerja Amerika Serikat untuk imigran yang terampil di bidang ini. Istilah ini juga telah menjadi hal yang umum dalam diskusi pendidikan sebagai referensi untuk kekurangan pekerja terampil dan pendidikan yang tidak memadai di bidang-bidang ini. Istilah ini cenderung tidak mengacu pada sektor non-profesional dan kurang terlihat di lapangan, seperti pekerjaan perakitan elektronik.
Banyak organisasi di Amerika Serikat mengikuti panduan dari National Science Foundation tentang apa yang dimaksud dengan bidang STEM. NSF menggunakan definisi yang luas tentang mata pelajaran STEM yang mencakup mata pelajaran di bidang kimia, ilmu komputer dan teknologi informasi, teknik, geosains, ilmu hayati, ilmu matematika, fisika dan astronomi, ilmu sosial (antropologi, ekonomi, psikologi, dan sosiologi), serta penelitian pendidikan dan pembelajaran STEM. NSF adalah satu-satunya lembaga federal Amerika yang misinya mencakup dukungan untuk semua bidang ilmu pengetahuan dasar dan teknik, kecuali ilmu kedokteran. Bidang program disiplinernya meliputi beasiswa, hibah, dan beasiswa di berbagai bidang seperti ilmu biologi, ilmu dan teknik komputer dan informasi, pendidikan dan sumber daya manusia, teknik, penelitian dan pendidikan lingkungan, ilmu bumi, ilmu dan teknik internasional, ilmu matematika dan fisika, ilmu sosial, ilmu perilaku dan ekonomi, infrastruktur siber, dan program kutub.
Meskipun banyak organisasi di Amerika Serikat mengikuti pedoman National Science Foundation tentang apa yang merupakan bidang STEM, Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS) memiliki definisi fungsionalnya sendiri yang digunakan untuk kebijakan imigrasi. Pada tahun 2012, DHS atau ICE mengumumkan daftar program gelar yang ditunjuk STEM yang diperluas yang memenuhi syarat bagi lulusan yang memenuhi syarat dengan visa pelajar untuk mendapatkan perpanjangan pelatihan praktis opsional (OPT). Di bawah program OPT, siswa internasional yang lulus dari perguruan tinggi dan universitas di Amerika Serikat dapat tinggal di negara tersebut dan menerima hingga dua belas bulan pelatihan melalui pengalaman kerja. Siswa yang lulus dari program gelar STEM yang ditunjuk dapat tinggal selama tujuh belas bulan tambahan dengan perpanjangan STEM OPT.
Pada tahun 2023, AS menghadapi kekurangan pekerja berketerampilan tinggi di bidang STEM, dan talenta asing harus melewati rintangan yang sulit untuk berimigrasi. Sementara itu, beberapa negara lain, seperti Australia, Kanada, dan Inggris, telah memperkenalkan program untuk menarik talenta dengan mengorbankan Amerika Serikat. Dalam kasus Tiongkok, Amerika Serikat berisiko kehilangan keunggulannya atas saingan strategisnya.
Dengan menumbuhkan minat pada ilmu pengetahuan alam dan sosial di prasekolah atau segera setelah masuk sekolah, peluang keberhasilan STEM di sekolah menengah dapat sangat ditingkatkan.
STEM mendukung perluasan studi teknik dalam setiap mata pelajaran lain dan memulai teknik di kelas yang lebih muda, bahkan di sekolah dasar. Hal ini juga membawa pendidikan STEM kepada semua siswa, bukan hanya untuk program-program berbakat. Dalam anggaran tahun 2012, Presiden Barack Obama mengganti nama dan memperluas “Kemitraan Matematika dan Sains (MSP)” untuk memberikan dana hibah kepada negara-negara bagian untuk meningkatkan pendidikan guru dalam mata pelajaran tersebut.
Pada tahun 2015, dalam tes penilaian internasional, Program Penilaian Siswa Internasional (PISA), siswa Amerika Serikat berada di peringkat ke-35 dalam bidang matematika, peringkat ke-24 dalam bidang membaca, dan peringkat ke-25 dalam bidang sains, dari 109 negara. Amerika Serikat juga berada di peringkat ke-29 dalam persentase penduduk berusia 24 tahun yang memiliki gelar sarjana sains atau matematika.
Pendidikan STEM sering kali menggunakan teknologi baru seperti printer 3D untuk mendorong minat di bidang STEM. Pendidikan STEM juga dapat memanfaatkan kombinasi teknologi baru, seperti fotovoltaik dan sensor lingkungan, dengan teknologi lama seperti sistem pengomposan dan irigasi di lingkungan laboratorium tanah.
Pada tahun 2006, Akademi Nasional Amerika Serikat menyatakan keprihatinan mereka tentang kondisi pendidikan STEM yang menurun di Amerika Serikat. Komite Sains, Teknik, dan Kebijakan Publik mengembangkan daftar 10 tindakan. Tiga rekomendasi teratas mereka adalah untuk:
Beberapa negara bagian, seperti California, telah menjalankan program percontohan STEM setelah jam sekolah untuk mempelajari praktik-praktik yang paling menjanjikan dan bagaimana menerapkannya untuk meningkatkan peluang keberhasilan siswa. Negara bagian lain yang berinvestasi dalam pendidikan STEM adalah Florida, di mana Florida Polytechnic University, universitas negeri pertama di Florida untuk bidang teknik dan teknologi yang didedikasikan untuk sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), didirikan. Di masa sekolah, program-program STEM telah didirikan di berbagai distrik di seluruh Amerika Serikat, termasuk di New Jersey, Arizona, Virginia, North Carolina, Texas, dan Ohio.
Pendidikan STEM yang berkelanjutan telah meluas ke tingkat pasca sekolah menengah melalui program magister seperti Program STEM Universitas Maryland serta Universitas Cincinnati.
Di Amerika Serikat, National Science Foundation menemukan bahwa nilai rata-rata sains pada Penilaian Nasional Kemajuan Pendidikan tahun 2011 lebih rendah untuk siswa kulit hitam dan Hispanik dibandingkan dengan siswa kulit putih, Asia, dan Kepulauan Pasifik. Pada tahun 2011, sebelas persen tenaga kerja AS berkulit hitam, sementara hanya enam persen pekerja STEM yang berkulit hitam. Meskipun STEM di AS biasanya didominasi oleh laki-laki kulit putih, ada banyak upaya untuk menciptakan inisiatif untuk membuat STEM menjadi bidang yang lebih beragam secara ras dan gender. Beberapa bukti menunjukkan bahwa semua siswa, termasuk siswa kulit hitam dan Hispanik, memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan gelar STEM jika mereka kuliah di perguruan tinggi atau universitas yang kredensial akademiknya setidaknya sama tinggi dengan siswa pada umumnya.
Meskipun perempuan merupakan 47% dari angkatan kerja di AS, mereka hanya memegang 24% dari pekerjaan di bidang STEM. Penelitian menunjukkan bahwa mengekspos anak perempuan pada penemu perempuan di usia muda berpotensi mengurangi kesenjangan gender di bidang teknis STEM hingga setengahnya. Kampanye dari organisasi seperti National Inventors Hall of Fame bertujuan untuk mencapai keseimbangan gender 50/50 dalam program STEM anak muda pada tahun 2020.
Dalam Pidato Kenegaraan pada tanggal 31 Januari 2006, Presiden George W. Bush mengumumkan Inisiatif Daya Saing Amerika. Bush mengusulkan inisiatif ini untuk mengatasi kekurangan dalam dukungan pemerintah federal untuk pengembangan pendidikan dan kemajuan di semua tingkat akademis di bidang STEM. Secara rinci, inisiatif ini menyerukan peningkatan yang signifikan dalam pendanaan federal untuk program-program penelitian dan pengembangan lanjutan (termasuk penggandaan dukungan pendanaan federal untuk penelitian lanjutan dalam ilmu fisika melalui DOE) dan peningkatan lulusan pendidikan tinggi AS dalam disiplin ilmu STEM.
Kompetisi NASA Means Business, yang disponsori oleh Konsorsium Hibah Luar Angkasa Texas, mendukung tujuan tersebut. Para mahasiswa berkompetisi untuk mengembangkan rencana promosi untuk mendorong siswa di sekolah menengah dan menengah atas untuk mempelajari mata pelajaran STEM dan untuk menginspirasi para profesor di bidang STEM untuk melibatkan siswa mereka dalam kegiatan penjangkauan yang mendukung pendidikan STEM.
National Science Foundation memiliki banyak program dalam pendidikan STEM, termasuk beberapa program untuk siswa K-12 seperti Program ITEST yang mendukung Program ITEST Global Challenge Award. Program STEM telah diterapkan di beberapa sekolah di Arizona. Program-program ini menerapkan keterampilan kognitif yang lebih tinggi bagi siswa dan memungkinkan mereka untuk bertanya dan menggunakan teknik-teknik yang digunakan oleh para profesional di bidang STEM.
Project Lead The Way (PLTW) adalah penyedia program kurikulum pendidikan STEM untuk sekolah menengah dan menengah di Amerika Serikat. Program-programnya meliputi kurikulum teknik sekolah menengah yang disebut Pathway To Engineering, program ilmu biomedis sekolah menengah, dan program teknik dan teknologi sekolah menengah yang disebut Gateway To Technology. Program-program PLTW telah didukung oleh Presiden Barack Obama dan Menteri Pendidikan Amerika Serikat Arne Duncan serta berbagai pemimpin negara bagian, nasional, dan bisnis.
Koalisi Pendidikan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) bekerja untuk mendukung program STEM untuk guru dan siswa di Departemen Pendidikan AS, National Science Foundation, dan lembaga lain yang menawarkan program terkait STEM. Aktivitas Koalisi STEM tampaknya telah melambat sejak September 2008.
Pada tahun 2012, Pramuka Amerika mulai memberikan penghargaan yang diberi nama NOVA dan SUPERNOVA, untuk menyelesaikan persyaratan khusus yang sesuai dengan tingkat program pramuka di masing-masing dari empat bidang STEM utama. Pramuka Amerika Serikat juga telah memasukkan STEM ke dalam program mereka melalui pengenalan lencana seperti “Naturalis” dan “Seni Digital”.
SAE adalah organisasi internasional, dan penyedia layanan yang mengkhususkan diri dalam mendukung program pendidikan, penghargaan, dan beasiswa untuk bidang STEM, mulai dari pra-TK hingga perguruan tinggi. Organisasi ini juga mempromosikan inovasi ilmiah dan teknologi.
eCybermission adalah kompetisi sains, matematika, dan teknologi berbasis web gratis untuk siswa kelas enam hingga sembilan yang disponsori oleh Angkatan Darat AS. Setiap webinar difokuskan pada langkah yang berbeda dari metode ilmiah dan dipresentasikan oleh Pemandu Cyber eCybermission yang berpengalaman. CyberGuides adalah sukarelawan militer dan sipil dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan STEM dan STEM, yang dapat memberikan wawasan tentang sains, teknologi, teknik, dan matematika kepada para siswa dan penasihat tim.
STARBASE adalah program pendidikan yang disponsori oleh Kantor Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Cadangan. Para siswa berinteraksi dengan personel militer untuk mengeksplorasi karier dan menjalin hubungan dengan “dunia nyata”. Program ini memberikan pengalaman selama 20-25 jam kepada para mahasiswa di Garda Nasional, Angkatan Laut, Marinir, Cadangan Angkatan Udara, dan pangkalan Angkatan Udara di seluruh negeri.
SeaPerch adalah program robotika bawah air yang melatih para guru untuk mengajar murid-murid mereka cara membuat kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh di bawah air (ROV) dalam lingkungan di dalam atau di luar sekolah. Para siswa membangun ROV dari sebuah kit yang terdiri dari komponen-komponen berbiaya rendah dan mudah didapat, mengikuti kurikulum yang mengajarkan konsep-konsep teknik dan sains dasar dengan tema teknik kelautan.
NASAStem adalah program badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk meningkatkan keragaman dalam jajarannya, termasuk usia, disabilitas, dan jenis kelamin, serta ras/etnis.
The America COMPETES Act (P.L. 110-69) menjadi undang-undang pada tanggal 9 Agustus 2007. Undang-undang ini dimaksudkan untuk meningkatkan investasi negara dalam penelitian sains dan teknik serta pendidikan STEM dari taman kanak-kanak hingga sekolah pascasarjana dan pendidikan pascadoktoral. Undang-undang ini mengesahkan peningkatan dana untuk National Science Foundation, laboratorium National Institute of Standards and Technology, dan Kantor Ilmu Pengetahuan Departemen Energi (DOE) selama tahun fiskal 2008-2010. Robert Gabrys, Direktur Pendidikan di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, menyatakan bahwa keberhasilan ini ditandai dengan peningkatan prestasi siswa, ekspresi awal minat siswa terhadap mata pelajaran STEM, dan kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja.
Pada bulan November 2012, pengumuman Gedung Putih sebelum pemungutan suara di Kongres mengenai STEM Jobs Act membuat Presiden Obama menentang banyak perusahaan dan eksekutif Silicon Valley yang mendanai kampanye pemilihannya kembali. Departemen Tenaga Kerja mengidentifikasi 14 sektor yang “diproyeksikan akan menambah sejumlah besar pekerjaan baru dalam perekonomian atau memengaruhi pertumbuhan industri lain atau sedang ditransformasikan oleh teknologi dan inovasi yang membutuhkan keahlian baru bagi para pekerjanya.” Sektor-sektor yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: manufaktur maju, otomotif, konstruksi, jasa keuangan, teknologi geospasial, keamanan dalam negeri, teknologi informasi, transportasi, kedirgantaraan, bioteknologi, energi, kesehatan, perhotelan, dan ritel.
Laporan ini juga mencatat bahwa pekerja STEM memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan stabilitas ekonomi AS yang berkelanjutan, dan pelatihan di bidang STEM umumnya menghasilkan upah yang lebih tinggi, terlepas dari apakah mereka bekerja di bidang STEM atau tidak.
Pekerjaan STEM meningkat sekitar 9% per tahun. Brookings Institution menemukan bahwa permintaan akan lulusan teknologi yang kompeten akan melampaui jumlah pelamar yang mampu setidaknya satu juta orang.
Menurut Pew Research Center, seorang pekerja STEM umumnya berpenghasilan dua pertiga lebih tinggi daripada mereka yang bekerja di bidang lain.
Menurut sensus AS tahun 2014, “74 persen dari mereka yang memiliki gelar sarjana di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika - yang biasa disebut STEM - tidak bekerja di bidang STEM.”
Pada bulan September 2017, beberapa perusahaan teknologi besar di Amerika secara kolektif berjanji untuk menyumbangkan $300 juta untuk pendidikan ilmu komputer di Amerika.
57 persen responden survei menunjukkan bahwa salah satu masalah utama STEM adalah kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar.
Rapor National Assessment of Educational Progress (NAEP) baru-baru ini mempublikasikan skor literasi teknologi dan teknik yang menentukan apakah siswa dapat menerapkan kecakapan teknologi dan teknik ke dalam skenario kehidupan nyata.
Laporan yang sama juga menunjukkan perbedaan 38 poin antara siswa kulit putih dan kulit hitam.
Strategi Amerika untuk Pendidikan STEM."Tujuannya adalah untuk mengusulkan strategi federal yang berpijak pada visi masa depan sehingga semua orang Amerika memiliki akses permanen ke pendidikan berkualitas premium di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika.
Tujuan dari rencana ini adalah membangun fondasi untuk literasi STEM; meningkatkan keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam STEM; dan mempersiapkan tenaga kerja STEM untuk masa depan.
Anggaran ini juga mendukung STEM melalui program hibah senilai Rp325.380 juta untuk program pendidikan karir dan teknis.
Mempromosikan penyebaran pendidikan sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) dalam program pendidikan umum; Percontohan menyelenggarakan di beberapa sekolah menengah dari 2017 hingga 2018.
Wanita merupakan 47% dari tenaga kerja AS dan melakukan 24% pekerjaan yang berhubungan dengan STEM. Di Inggris, perempuan melakukan 13% pekerjaan yang berhubungan dengan STEM (2014). Di AS, perempuan dengan gelar STEM lebih cenderung bekerja di bidang pendidikan atau perawatan kesehatan daripada bidang STEM dibandingkan dengan laki-laki.
Rasio gender tergantung pada bidang studi. Misalnya, di Uni Eropa pada tahun 2012, perempuan mencapai 47,3% dari total, 51% dari ilmu sosial, bisnis, dan hukum, 42% dari ilmu pengetahuan, matematika, dan komputasi, 28% dari teknik, manufaktur, dan konstruksi, dan 59% dari lulusan PhD di bidang Kesehatan dan Kesejahteraan.
Dalam sebuah studi dari tahun 2019, ditunjukkan bahwa sebagian dari keberhasilan perempuan di bidang STEM bergantung pada cara pandang terhadap perempuan di bidang STEM. Dalam sebuah penelitian yang meneliti hibah yang diberikan terutama berdasarkan proyek versus terutama berdasarkan pemimpin proyek, hampir tidak ada perbedaan dalam evaluasi antara proyek dari laki-laki atau perempuan ketika dievaluasi berdasarkan proyek, tetapi mereka yang dievaluasi terutama berdasarkan pemimpin proyek menunjukkan bahwa proyek yang dikepalai oleh perempuan diberi hibah empat persen lebih jarang.
Meningkatkan pengalaman perempuan dalam STEM merupakan komponen utama untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam STEM. Salah satu bagian dari hal ini adalah perlunya panutan dan mentor yang merupakan perempuan di bidang STEM. Selain itu, memiliki sumber daya yang baik untuk informasi dan kesempatan berjejaring dapat meningkatkan kemampuan perempuan untuk berkembang di bidang STEM.
Menambah kerumitan, studi global menunjukkan bahwa biologi mungkin memainkan peran penting dalam kesenjangan gender di bidang STEM karena kecenderungan perempuan untuk mengejar gelar sarjana di bidang STEM menurun secara konsisten seiring dengan semakin banyaknya negara yang menjadi lebih makmur dan egaliter. Karena perempuan lebih bebas memilih karier, mereka lebih cenderung memilih karier yang berhubungan dengan orang daripada benda.
Orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka dalam kelompok LGBTQ+ telah menghadapi diskriminasi di bidang STEM sepanjang sejarah. Hanya sedikit orang yang secara terbuka menjadi LGBTQ+ di bidang STEM; namun, beberapa orang yang terkenal adalah Alan Turing, bapak ilmu komputer, dan Sara Josephine Baker, seorang dokter dan pemimpin kesehatan masyarakat Amerika.
Meskipun ada perubahan dalam sikap terhadap orang-orang LGBTQ+, diskriminasi masih terjadi di seluruh bidang STEM. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa pria gay lebih kecil kemungkinannya untuk menyelesaikan gelar sarjana di bidang STEM dan bekerja di bidang STEM. Bersamaan dengan hal ini, mereka yang berasal dari kelompok minoritas seksual secara keseluruhan cenderung tidak bertahan di jurusan STEM selama kuliah. Studi lain menyimpulkan bahwa orang queer lebih mungkin mengalami pengucilan, pelecehan, dan dampak negatif lainnya saat berkarier di bidang STEM, serta memiliki lebih sedikit kesempatan dan sumber daya yang tersedia bagi mereka.
Berbagai program dan lembaga bekerja untuk meningkatkan inklusi dan penerimaan orang-orang LGBTQ+ di bidang STEM. Di AS, Organisasi Nasional Ilmuwan Gay dan Lesbian dan Profesional Teknis (NOGLSTP) telah mengorganisir orang-orang untuk mengatasi homofobia sejak tahun 1980-an dan sekarang mempromosikan aktivisme dan dukungan untuk ilmuwan queer. Program lainnya, termasuk 500 Queer Scientists dan Pride in STEM, berfungsi sebagai kampanye visibilitas untuk orang-orang LGBTQ+ di bidang STEM di seluruh dunia.
Fokus pada peningkatan partisipasi dalam bidang STEM telah mengundang kritik. Dalam artikel “Mitos Kekurangan Ilmu Pengetahuan dan Teknik” tahun 2014 di The Atlantic, ahli demografi Michael S. Teitelbaum mengkritik upaya pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa, di antara berbagai studi tentang masalah ini, “Tidak ada yang dapat menemukan bukti apa pun yang menunjukkan kekurangan pasar tenaga kerja yang meluas saat ini atau kesulitan perekrutan dalam pekerjaan sains dan teknik yang membutuhkan gelar sarjana atau lebih tinggi”, dan bahwa “Sebagian besar studi melaporkan bahwa upah riil di banyak - tetapi tidak semua - pekerjaan sains dan teknik tetap atau tumbuh lambat, dan pengangguran setinggi atau lebih tinggi daripada di banyak pekerjaan yang memiliki keahlian yang sebanding.” Teitelbaum juga menulis bahwa fiksasi nasional saat ini untuk meningkatkan partisipasi STEM sejajar dengan upaya pemerintah AS sebelumnya sejak Perang Dunia II untuk meningkatkan jumlah ilmuwan dan insinyur, yang semuanya ia nyatakan pada akhirnya berakhir dengan “pemutusan hubungan kerja massal, pembekuan perekrutan, dan pemangkasan dana”; termasuk yang didorong oleh Perlombaan Antariksa pada akhir 1950-an dan 1960-an, yang menurutnya menyebabkan “kegagalan yang sangat besar di tahun 1970-an.”
Editor kontributor IEEE Spectrum, Robert N. Charette, menggemakan sentimen ini dalam artikel tahun 2013 “Krisis STEM adalah Mitos”, juga mencatat bahwa ada “ketidakcocokan antara mendapatkan gelar STEM dan memiliki pekerjaan STEM” di Amerika Serikat, dengan hanya sekitar 1/4 lulusan STEM yang bekerja di bidang STEM, sementara kurang dari separuh pekerja di bidang STEM yang memiliki gelar STEM.
Penulis ekonomi Ben Casselman, dalam sebuah studi tahun 2014 tentang pendapatan pasca-kelulusan di Amerika Serikat untuk FiveThirtyEight, menulis bahwa, berdasarkan data, sains tidak boleh dikelompokkan dengan tiga kategori STEM lainnya, karena, meskipun tiga kategori lainnya secara umum menghasilkan pekerjaan dengan gaji tinggi, “banyak ilmu pengetahuan, terutama ilmu kehidupan, membayar di bawah median keseluruhan untuk lulusan perguruan tinggi baru-baru ini.”
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/