Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 April 2025
Pendahuluan: Tantangan Memprediksi Kegagalan di Dunia Nyata
Produsen produk teknik sering menghadapi pengembalian garansi tak terduga akibat kegagalan desain tersembunyi atau kondisi lingkungan yang ekstrem. Untuk mengantisipasinya, digunakan Accelerated Life Tests (ALTs)—uji umur dengan beban lebih tinggi agar kegagalan muncul lebih cepat. Namun tantangannya: apakah data ALT bisa digunakan untuk memprediksi kegagalan di lapangan?
Makalah ini, ditulis oleh Meeker, Escobar, dan Hong, menawarkan solusi melalui model use-rate dan pendekatan komprehensif untuk multiple failure modes, yang menjembatani hasil laboratorium dan performa nyata produk. Contoh nyata menggunakan dua perangkat rumah tangga (Appliance A dan B) menunjukkan efektivitas pendekatan ini.
Accelerated Life Tests dan Model Use-Rate: Dasar Prediksi
ALT mensimulasikan masa pakai produk dengan mempercepat siklus atau menaikkan beban (misalnya suhu, tekanan). Namun untuk memetakan hasil ALT ke realita, diperlukan:
Studi Kasus: Appliance A dan Model Use-Rate Diskret
Komponen A memiliki cacat desain dan diuji ulang lewat ALT dengan siklus yang dipercepat. Distribusi waktu rusaknya mengikuti lognormal, sedangkan data penggunaan rumah tangga (distribusi lognormal diskret, 1–20 siklus per minggu) diperoleh dari survei.
Model campuran:
Jika siklus-to-failure lognormal dan distribusi penggunaan diskret, maka waktu gagal produk di lapangan diprediksi sebagai:
F(t)=∑i=1kπi⋅Φ(log(Ri⋅t)−log(ηC)σC)F(t) = \sum_{i=1}^{k} \pi_i \cdot \Phi\left( \frac{\log(R_i \cdot t) - \log(\eta_C)}{\sigma_C} \right)
Hasil: Prediksi distribusi waktu gagal di lapangan cocok dengan data historis garansi—menunjukkan bahwa ALT dan model penggunaan konsisten dengan realita.
Studi Kasus Lanjutan: Appliance B dan Dua Failure Mode
Permasalahan:
Turbine-device pada Appliance B mengalami dua jenis kegagalan:
Temuan penting:
Model Dua Failure Mode: Kombinasi Statistik dan Fisika
Produk dianggap sebagai sistem seri: gagal jika salah satu komponen gagal.
Dengan:
Maka distribusi waktu gagal gabungan:
F(t)=1−S(t,t)=1−P(T1>t,T2>t)F(t) = 1 - S(t, t) = 1 - P(T1 > t, T2 > t)
Asumsi penting:
Estimasi Parameter: ALT + Data Garansi
Estimasi parameter keandalan melalui kombinasi data Accelerated Life Testing (ALT) dan data garansi memberikan gambaran yang lebih realistis terhadap perilaku kegagalan produk. Dalam pendekatan ini, digunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) untuk mengidentifikasi parameter distribusi waktu kegagalan dari masing-masing failure mode. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk mode kegagalan wear, median waktu gagal adalah 246 hari dengan variabilitas (σ) sebesar 1,39 dan korelasi waktu-failure (ρ_TT) sebesar 0,54. Sementara itu, mode crack memiliki median waktu gagal 595 hari dan variabilitas lebih tinggi, yakni 1,65, namun tanpa estimasi korelasi. Ketika kedua mode digabungkan, median waktu gagal tercatat sebesar 223 hari. Temuan penting dari analisis ini adalah bahwa dengan mempertimbangkan korelasi ρ_TT sekitar 0,5—alih-alih mengasumsikan nilai nol—estimasi keandalan sistem menjadi lebih akurat. Hal ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan hubungan antara variabel pengujian dan kondisi lapangan dalam model prediktif keandalan.
Prediksi untuk Desain Baru Appliance B
Desain baru dilakukan dengan:
Dengan model sebelumnya, distribusi waktu gagal sistem baru dihitung kembali.
Hasil (Desain Baru):
Grafik estimasi cdf (F(t)) dan interval kepercayaan 95% menunjukkan peningkatan drastis dalam keandalan sistem.
Simulasi & Sensitivitas: Apakah Korelasi Penting?
Dengan dua skenario:
Inti temuan:
Kritik & Relevansi
Kekuatan:
Kelemahan:
Relevansi industri:
Kesimpulan: ALT dan Model Penggunaan Membentuk Prediksi Masa Depan
Makalah ini menunjukkan bahwa dengan menyatukan data ALT, informasi penggunaan konsumen, dan pemodelan statistik-fisik, prediksi keandalan produk bisa ditingkatkan secara signifikan. Dengan mempertimbangkan failure mode ganda dan korelasi antar pemakaian, perusahaan bisa membuat keputusan desain dan garansi dengan lebih presisi dan percaya diri.
Sumber : William Q. Meeker, Luis A. Escobar, Yili Hong. Using Accelerated Life Tests Results to Predict Product Field Reliability. Center for Nondestructive Evaluation, Iowa State University, 2008.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 April 2025
Pendahuluan: Ketika Ketergantungan Komponen Diabaikan
Dalam dunia teknik sistem, keandalan adalah kunci. Namun, banyak metode prediksi keandalan masih bertumpu pada asumsi independensi komponen—sebuah pendekatan yang terbukti tidak akurat untuk sistem kompleks. Artikel karya Zhiguo Zeng dkk. ini memperkenalkan konsep baru dalam Physics-of-Failure (PoF): failure collaboration, yaitu kondisi di mana komponen saling mempengaruhi kegagalan satu sama lain. Dengan mengembangkan model deterministik berbasis PoF dan mengintegrasikan Bisection-based Reliability Analysis Method (BRAM), studi ini memberikan fondasi kuat bagi prediksi keandalan yang lebih realistis.
Mengapa Failure Collaboration Penting?
Dalam pendekatan PoF tradisional:
Failure collaboration mengisi celah ini. Contoh sederhana adalah rangkaian pembagi tegangan, di mana dua impedansi (X1 dan X2) bekerja bersama. Ketika X2 mengalami degradasi, ia mengubah ambang batas kegagalan X1. Artinya, kegagalan X1 bergantung pada X2—inilah bentuk kolaborasi kegagalan yang tidak bisa diabaikan.
Model PoF yang Mempertimbangkan Kolaborasi Kegagalan
Langkah-Langkah Pengembangan Model:
TTF=inf{t∣p(t)≥pth}TTF = \inf\{t \mid p(t) \geq p_{th}\}
Prediksi kapan parameter performa mencapai ambang kegagalan.
Studi Kasus: Hydraulic Servo Actuator (HSA)
Sistem: 6 komponen utama, termasuk katup elektrohidrolik, 4 spool, dan 1 silinder hidraulik.
Parameter performa (pHSA):
Rasio atenuasi (dalam dB):
pHSA=−20log(AHCAobj)p_{HSA} = -20 \log \left(\frac{A_{HC}}{A_{obj}}\right)
Ambang kegagalan ditetapkan di 3 dB.
Model degradasi:
Semua komponen mengalami keausan (wear), dimodelkan sebagai:
xi(t)=x0,i+Kitfix_i(t) = x_{0,i} + K_i t^{f_i}
dengan konstanta tergantung kekerasan material (Brinell), gaya gesek, tekanan, dimensi, dll.
Hasil:
Kesimpulan:
Model klasik melebih-lebihkan keandalan sistem karena tidak menghitung efek akumulatif dari degradasi tiap komponen.
BRAM: Metode Analisis Keandalan Baru
Masalah metode klasik:
Perlu dua lapisan simulasi Monte Carlo, sangat boros komputasi.
Solusi:
BRAM (Bisection-based Reliability Analysis Method) menggunakan langkah berikut:
Hasil Simulasi:
Efisiensi BRAM meningkat drastis, ideal untuk simulasi besar.
Prediksi Keandalan HSA Menggunakan BRAM
Perbedaan signifikan ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan failure collaboration untuk keputusan desain dan jadwal perawatan.
Kritik & Relevansi
Kekuatan:
Kelemahan:
Relevansi industri:
Kesimpulan: Meninggalkan Asumsi Lama
Artikel ini menunjukkan bahwa pendekatan PoF berbasis failure collaboration dan metode BRAM memberikan lompatan besar dalam akurasi prediksi keandalan sistem. Ketika interaksi antar komponen tidak lagi bisa diabaikan, model yang mengakomodasi kompleksitas ini menjadi satu-satunya jalan logis untuk pengembangan sistem teknik modern yang aman dan tahan lama.
Dalam dunia teknik yang makin kompleks, memahami bagaimana komponen bekerja bersama untuk gagal sama pentingnya dengan merancang mereka untuk sukses. Ini bukan hanya soal prediksi kegagalan, tapi menghindari kejutan di masa depan.
Sumber artikel : Zhiguo Zeng, Rui Kang, Yunxia Chen. Using PoF models to predict system reliability considering failure collaboration. Chinese Journal of Aeronautics 29 (2016) 1294–1301.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 April 2025
Pendahuluan: Risiko Industri di Era Ketidakpastian
Perkembangan industri kimia dan energi tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperbesar potensi risiko, terutama dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi. Tantangan utama bukan hanya menilai risiko saat ini, tetapi memprediksi bagaimana risiko berkembang seiring waktu, khususnya akibat penuaan (aging) komponen penghalang keselamatan seperti sistem sprinkler, katup pengaman, atau perlindungan tahan api.
Artikel ilmiah yang dibahas ini menawarkan pendekatan revolusioner yang menggabungkan Physics-of-Failure (PoF) dan Dynamic Bayesian Network (DBN) sebagai fondasi untuk membangun sistem penilaian risiko industri yang dinamis dan berkelanjutan.
Apa Itu PoF dan DBN dalam Konteks Keselamatan Industri?
Dengan menggabungkan keduanya, framework ini memungkinkan evaluasi fragilitas penghalang keselamatan sebagai fungsi waktu dan intensitas bencana, bukan hanya snapshot sesaat.
Struktur Framework PoF-DBN: Empat Langkah Kunci
Studi Kasus: Fasilitas Kimia yang Terpapar Gempa
Studi kasus ini berfokus pada sebuah fasilitas kimia yang memiliki dua tangki atmosferik (T1 dan T2) serta satu bejana bertekanan (P1). Fasilitas ini dirancang untuk memiliki masa pakai 50 tahun dan dilengkapi dengan lima penghalang keselamatan untuk melindungi dari potensi risiko. Penghalang pertama, yang diberi kode WDS, merupakan penghalang aktif yang ditujukan untuk tangki T1. Penghalang kedua, PFP, adalah penghalang pasif yang melindungi tangki T2. Selanjutnya, penghalang ketiga, PSV, adalah penghalang aktif yang berfungsi untuk tangki T1, T2, dan P1. Penghalang keempat, ETI, bersifat prosedural dan juga mencakup ketiga komponen tersebut. Terakhir, penghalang kelima, FWS, adalah penghalang aktif yang melindungi tangki T1 dan T2. Dengan adanya penghalang-penghalang ini, fasilitas kimia tersebut berupaya untuk meningkatkan keselamatan operasionalnya, terutama dalam menghadapi risiko seperti gempa.
Model Degradasi Nyata: Korosi, Cuaca, dan Waktu
1. WDS & FWS – Korosi Pipa:
mc(t)=1−0.879⋅Cr(t)⋅tmc(t) = 1 - 0.879 \cdot Cr(t) \cdot t
2. PFP – Penuaan Material:
φPFP(t,PGA)=1−σs(t)−σT(PGA)σs(t)\varphi_{PFP}(t, PGA) = 1 - \frac{\sigma_s(t) - \sigma_T(PGA)}{\sigma_s(t)}
jika σs(t)≥σT\sigma_s(t) ≥ \sigma_T; jika tidak, φ=1\varphi = 1.
3. PSV – Tidak Terpengaruh Gempa, Tapi Mengalami Degradasi Umur:
Validasi & Evaluasi Probabilitas Kegagalan Sistem
Hasil simulasi yang dilakukan untuk validasi dan evaluasi probabilitas kegagalan sistem menunjukkan nilai Mean Squared Error (MSE) yang bervariasi untuk setiap tangki. Tangki T1 memiliki MSE sebesar 2.6 × 10⁻⁴, sedangkan T2 sedikit lebih tinggi dengan MSE 2.7 × 10⁻⁴. Di sisi lain, pompa P1 menunjukkan performa terbaik dengan MSE terendah, yaitu 2.1 × 10⁻⁴. Nilai MSE yang rendah ini mengindikasikan bahwa model Deep Belief Network (DBN) yang digunakan memiliki akurasi tinggi dalam memprediksi risiko kegagalan berdasarkan parameter waktu nyata. Dengan demikian, hasil ini memberikan keyakinan bahwa sistem yang diterapkan dapat diandalkan untuk memantau dan mengelola risiko kegagalan secara efektif.
LSIR: Mengukur Risiko Nyata Bagi Manusia
LSIR dihitung berdasarkan paparan panas (Q) dan waktu evakuasi (te), menggunakan model:
S=−14.9+2.56⋅ln(6×10−3×Q1.33×te)S = -14.9 + 2.56 \cdot \ln(6 × 10^{-3} × Q^{1.33} × te)
Batas aman yang digunakan:
LSIR ≤ 4.3 × 10⁻⁵ kematian per tahun.
Simulasi Pembaruan Risiko & Dampaknya
1. Tahun ke-8:
Waktu tanggap ETI memburuk akibat relokasi tim darurat → risiko meningkat. Solusi: tambahkan PFP pada T1 & T2.
2. Tahun ke-14:
Peta seismik baru menunjukkan peningkatan frekuensi gempa. Solusi: pasang jangkar tangki yang menyerap energi.
3. Tahun ke-23:
Kapasitas tangki ditambah untuk strategi bisnis agresif. Solusi: tingkatkan sistem sprinkler menjadi ESFR untuk respon cepat.
Kritik, Kekuatan, dan Relevansi Industri
Kekuatan:
Tantangan:
Relevansi Industri:
Kesimpulan
Pendekatan terintegrasi Physics-of-Failure dan Dynamic Bayesian Network merevolusi cara kita memandang manajemen risiko industri. Dengan kemampuan memodelkan degradasi komponen secara dinamis dan memperbarui penilaian risiko berdasarkan data terkini, framework ini membuka era baru dalam keselamatan industri berbasis prediksi dan adaptasi.
Studi kasus nyata menunjukkan bahwa dengan pengambilan tindakan yang tepat di waktu yang tepat—baik penambahan pelindung pasif, penggantian sistem tanggap darurat, atau optimalisasi desain ulang—risiko bisa dijaga tetap dalam batas aman meskipun sistem beroperasi selama puluhan tahun.
Sumber asli : S. Marchetti, F. Di Maio, E. Zio. “A Physics-of-Failure (PoF) model-based Dynamic Bayesian Network for considering the aging of safety barriers in the risk assessment of industrial facilities.” Journal of Loss Prevention in the Process Industries, 91 (2024): 105402.