Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Keselamatan kerja merupakan asprek kritis di berbagai industri, terutama dalam sektor manufaktur, konstruksi, dan petrokimia yang memiliki lingkungan kerja dinamis. Untuk memberikan pendekatan analitis yang lebih akurat dalam mengukur risiko keselamatan kerja serta membantu pengambilan keputusan berbasis data dalam alokasi sumber daya mitigasi risiko di lingkungan industri yang kompleks.
Penelitian ini mengembangkan model probabilistik yang mampu:
Metode ini diuji melalui simulasi serta penerapan di proyek pemeliharaan di sebuah pabrik petrokimia besar, membuktikan efektivitasnya dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja.
Analisis dan Implikasi bagi Industri
Kesimpulan dan Rekomendasi
Paper ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis data dapat meningkatkan efektivitas sistem manajemen keselamatan kerja dalam lingkungan industri yang dinamis. Dengan menggunakan model probabilistik hierarkis dan algoritma Bayesian, perusahaan dapat mengoptimalkan mitigasi risiko secara lebih akurat dan efisien.
Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan eksplorasi lebih lanjut terhadap integrasi model ini dengan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan deteksi risiko dan prediksi kecelakaan kerja.
Sumber Artikel:
Tewari, A., & Paiva, A. R. (2022). Modeling and Mitigation of Occupational Safety Risks in Dynamic Industrial Environments. Safety Science.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor kritis dalam produktivitas tenaga kerja, terutama di sektor industri makanan yang memiliki berbagai risiko kesehatan dan keselamatan. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai perlunya peningkatan kebijakan dan praktik K3 di lingkungan industri makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk:
Metode penelitian yang digunakan mencakup kuesioner, wawancara, serta observasi langsung di beberapa pabrik makanan di Zimbabwe. Studi ini melibatkan supervisor produksi, pekerja di lini produksi, serta petugas kesehatan industri sebagai responden utama.
Beberapa temuan utama dari penelitian ini meliputi:
Penelitian ini menyoroti bahwa standar K3 yang buruk berdampak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dan profitabilitas perusahaan. Beberapa implikasi utama bagi industri makanan meliputi:
Penerapan K3 yang buruk di industri makanan Zimbabwe berdampak langsung pada efisiensi kerja dan beban finansial perusahaan. Dengan meningkatnya jumlah cedera kerja dan penyakit akibat lingkungan kerja yang tidak aman, produktivitas pekerja mengalami penurunan signifikan.
Sebagai rekomendasi, perusahaan di industri makanan harus:
Dengan penerapan strategi ini, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan berkelanjutan.
Sumber Artikel:
Katsuro, P., Gadzirayi, C. T., Taruwona, M., & Mupararano, S. (2010). Impact of Occupational Health and Safety on Worker Productivity: A Case of Zimbabwe Food Industry. African Journal of Business Management, 4(13), 2644-2651.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek penting dalam dunia industri yang terus berkembang. Dengan kemajuan teknologi dan semakin kompleksnya lingkungan kerja, perusahaan perlu mengadopsi strategi K3 yang terintegrasi dengan manajemen bisnis untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan. Paper berjudul “New Safety Paradigm: Management and Occupational Health and Safety (OHS) Synergy in the Digital Era” oleh Andika Prasetya Nugraha, Ice Irawati, Mulyadi, Septa Diana Nabella, dan Nurmayunita menyoroti bagaimana integrasi K3 dengan strategi manajemen dapat meningkatkan efisiensi operasional dan keberlanjutan bisnis.
Perusahaan dapat menyinergikan K3 dengan strategi manajemen menggunakan pendekatan berbasis teknologi dan budaya keselamatan kerja. Beberapa aspek utama yang dikaji meliputi:
Penelitian ini menyoroti bahwa meskipun banyak perusahaan telah menerapkan program K3, namun sering kali masih dianggap sebagai fungsi yang terpisah, sehingga tingkat kecelakaan dan penyakit akibat kerja tetap tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi sinergi K3 dan manajemen secara efektif mengalami peningkatan produktivitas dan pengurangan insiden kecelakaan kerja. Beberapa temuan penting dalam penelitian ini meliputi:
Penelitian ini memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana strategi K3 dapat diintegrasikan dengan manajemen bisnis untuk mencapai efisiensi operasional dan keberlanjutan. Beberapa implikasi utama dari penelitian ini adalah:
Sinergi antara K3 dan strategi manajemen bisnis sangat penting dalam menghadapi tantangan keselamatan kerja di era digital. Dengan menerapkan teknologi modern dan membangun budaya keselamatan yang kuat, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengeksplorasi lebih dalam bagaimana kecerdasan buatan dan analitik data dapat dioptimalkan dalam strategi K3 untuk meningkatkan deteksi dini risiko keselamatan.
Sumber Artikel:
Nugraha, A. P., Irawati, I., Mulyadi, M., Nabella, S. D., & Nurmayunita, N. (2024). New Safety Paradigm: Management and Occupational Health and Safety (OHS) Synergy in the Digital Era. Postgraduate Management Journal, 4(1).
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek krusial dalam manajemen perusahaan modern. Paper berjudul “Boards of Directors’ Influences on Occupational Health and Safety: A Scoping Review of Evidence and Best Practices” oleh David Ebbevi, Ulrica Von Thiele Schwarz, Henna Hasson, Carl Johan Sundberg, dan Mandus Frykman mengulas bagaimana peran dewan direksi mempengaruhi implementasi dan efektivitas K3 di perusahaan. Artikel ini menyoroti kesenjangan penelitian terkait keterlibatan dewan direksi dalam strategi dan kebijakan K3 serta dampaknya terhadap kesejahteraan karyawan.
Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis (scoping review) yang menggunakan sumber dari berbagai database akademik seperti PubMed, EMBASE, Web of Science, dan lain-lain. Dari 49 studi yang disaring, mayoritas berisi data empiris (57%), sementara sisanya bersifat normatif atau teoretis.
Beberapa poin penting yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain:
Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor utama yang mempengaruhi efektivitas peran dewan direksi dalam K3:
Hasil penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi industri dalam meningkatkan efektivitas kebijakan K3, antara lain:
Penelitian ini menyoroti pentingnya peran dewan direksi dalam memastikan keberhasilan implementasi K3 di perusahaan. Dengan strategi yang lebih proaktif, peningkatan kompetensi, serta sistem pelaporan yang lebih baik, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.
Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan eksplorasi lebih lanjut mengenai efektivitas berbagai model kepemimpinan dewan direksi dalam implementasi K3 serta bagaimana kebijakan yang berbasis bukti dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Sumber Artikel:
Ebbevi, D., Von Thiele Schwarz, U., Hasson, H., Sundberg, C. J., & Frykman, M. (2021). Boards of Directors’ Influences on Occupational Health and Safety: A Scoping Review of Evidence and Best Practices. International Journal of Workplace Health Management, 14(1), 64-86.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor kunci dalam operasional institusi, terutama dalam administrasi provinsi khusus yang bertanggung jawab atas layanan publik. Paper berjudul “Root Cause Model Proposal for Human-Related Risks in Occupational Health and Safety Practices of Special Provincial Administrations” oleh Mustafa Erdem dan Alpaslan H. Kuzucuoğlu mengkaji faktor-faktor penyebab risiko berbasis manusia dalam praktik K3 di administrasi provinsi khusus di Turki.
Artikel ini menyoroti bagaimana faktor manusia berkontribusi terhadap kecelakaan kerja dan mengusulkan model akar penyebab untuk mengurangi insiden terkait K3. Studi ini berfokus pada peran pelatihan, kesadaran keselamatan, serta kepatuhan terhadap peraturan dalam meningkatkan kondisi kerja.
Penelitian ini dilakukan pada 372 pekerja dari total populasi 11.463 karyawan yang bekerja di administrasi provinsi khusus di Turki. Data dikumpulkan melalui survei dan dianalisis menggunakan SPSS 22.00 dengan metode uji t independen dan uji varians satu arah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor utama penyebab kecelakaan kerja meliputi:
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa 29% responden pernah mengalami kecelakaan kerja, sementara 39,2% mengalami kejadian nyaris celaka. Selain itu, data menunjukkan:
Penelitian ini menekankan bahwa sebagian besar kecelakaan kerja dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran keselamatan dan memperbaiki sistem manajemen risiko.
Hasil studi ini memiliki beberapa implikasi penting:
Wawasan mendalam mengenai faktor-faktor manusia dalam risiko K3 dan bagaimana model akar penyebab dapat membantu mengurangi insiden di lingkungan kerja administrasi provinsi khusus. Penerapan strategi seperti pelatihan berbasis teknologi dan peningkatan kesadaran keselamatan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan eksplorasi lebih lanjut mengenai efektivitas penerapan teknologi digital dalam meningkatkan kepatuhan pekerja dan menekan risiko kecelakaan kerja.
Sumber Artikel:
Erdem, M. & Kuzucuoğlu, A. H. (2023). Root Cause Model Proposal for Human-Related Risks in Occupational Health and Safety Practices of Special Provincial Administrations. Tr. J. Nature Sci., 12(4), 93-106.