Ekonomi Kreatif Berkelanjutan
Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 28 Mei 2025
Pendahuluan: Ubud sebagai Sentra Ekonomi Kreatif Bali
Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, bukan hanya destinasi wisata budaya yang terkenal secara global, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi kreatif yang dinamis. Salah satu sektor unggulan adalah kerajinan rotan, yang tidak hanya mencerminkan estetika lokal, tetapi juga menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat setempat. Artikel ini merefleksikan temuan dari penelitian lapangan oleh Diah Ayu dan rekan-rekan (2022), yang menyoroti potensi kolaborasi dan inovasi produk kerajinan rotan dalam mendukung pariwisata berkelanjutan.
Kerajinan Rotan: Antara Tradisi dan Inovasi (H2)
Rotan sebagai Material Berkelanjutan (H3)
Rotan menjadi pilihan material utama karena sifatnya yang:
Tumbuh cepat dan mudah dikonservasi.
Ramah lingkungan karena mudah terurai.
Tahan lama dan cocok untuk berbagai produk rumah tangga.
Menurut wawancara dengan perajin bernama Dafi, rotan tidak hanya memenuhi aspek estetika tetapi juga keberlanjutan. Pemerintah Bali melalui Pergub No. 97 Tahun 2018 juga mendorong penggunaan bahan ramah lingkungan sebagai solusi atas polusi plastik.
Kolaborasi sebagai Strategi Bertahan di Tengah Persaingan (H2)
Kolaborasi Horizontal dan Vertikal di Ubud (H3)
Studi menunjukkan bahwa sebagian besar perajin rotan bekerja sama dalam bentuk:
Tukar informasi bahan dan teknik produksi.
Saling berbagi jaringan pasar dan pelatihan.
Namun, kolaborasi lintas sektor, seperti dengan akademisi dan desainer, masih minim. Padahal, inisiatif seperti program Designers Dispatch Services (DDS) dan Future Craft terbukti mampu mendorong produk lokal ke pasar ekspor.
Studi Kasus: Sumber Shop 1000
Sumber Shop 1000 yang dimiliki oleh Dafi menjadi contoh bagaimana:
Pelatihan dan diversifikasi produk menaikkan nilai jual.
Penekanan pada kualitas dan teknik tradisional menambah keunikan produk.
Produk-produk seperti rak, kerangka lampu, dan tudung saji, kini banyak diminati restoran dan penginapan bergaya vintage di Ubud.
Inovasi Produk sebagai Kunci Keberlanjutan (H2)
Evolusi Desain dan Permintaan Pasar (H3)
Inovasi mencakup pengembangan:
Furnitur multifungsi.
Anyaman unik dengan warna alami.
Produk rotan yang sesuai dengan gaya hidup modern (eco-living).
Data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa program pelatihan desain seperti DDS telah meningkatkan kapasitas 50 UMKM sejak 2019.
Rotan vs Plastik: Transformasi Gaya Hidup (H2)
Krisis sampah plastik mendorong perajin mengadopsi prinsip green production. Plastik memang murah dan praktis, tetapi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang. Dalam konteks ini, rotan tampil sebagai solusi lokal untuk masalah global.
Statistik Relevan:
Produksi plastik global meningkat 20x dalam 60 tahun terakhir.
Pergub Bali berhasil menurunkan penggunaan kantong plastik hingga 52% dalam dua tahun pertama.
Sinergi Ekonomi Kreatif dan Pariwisata (H2)
Pariwisata sebagai Motor Ekonomi Rotan (H3)
Wisatawan domestik dan mancanegara di Ubud menjadi konsumen utama produk kerajinan. Produk rotan bukan hanya cinderamata, tapi juga bagian dari interior penginapan dan kafe.
Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Bali meningkat 9,3% setelah pandemi, dengan kerajinan sebagai subsektor utama.
Tantangan dan Rekomendasi (H2)
Tantangan:
Rendahnya penetrasi teknologi desain modern.
Terbatasnya akses pembiayaan UMKM.
Lemahnya kolaborasi akademisi-industri.
Rekomendasi:
Mendorong kolaborasi lintas sektor melalui inkubasi bisnis.
Penguatan regulasi terhadap klaim budaya dan perlindungan produk lokal.
Pengembangan platform digital untuk memperluas pasar ekspor.
Kesimpulan: Merajut Masa Depan Ubud dengan Rotan (H2)
Kerajinan rotan di Ubud bukan hanya warisan budaya, tetapi aset masa depan dalam menciptakan ekonomi lokal yang tangguh dan ramah lingkungan. Kolaborasi dan inovasi menjadi dua kunci utama agar perajin dapat bersaing dalam industri global tanpa kehilangan identitas lokalnya. Dalam konteks ini, strategi berkelanjutan bukan pilihan, tapi keharusan.
Sumber
Diah Ayu, Lintang Eliza, Melati Dian, Tri Sasongko. (2022). Analisis Peluang Kolaborasi dalam Pengembangan Inovasi Produk dengan Penggunaan Sustainable Material pada Kerajinan Rotan di Ubud Bali. Dalam "Dinamika Usaha Kepariwisataan Bali". Surabaya: Universitas Negeri Surabaya & CV Pramudita Press.