Citra digital
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 April 2025
Pendahuluan: Evolusi dari Kontrol Manual ke Otomatisasi Cerdas
Selama bertahun-tahun, kontrol kualitas dalam industri mengandalkan mata manusia—penuh intuisi namun rawan kesalahan. Dalam dunia manufaktur modern, di mana kecepatan dan presisi menjadi nilai jual utama, sistem manual tidak lagi memadai. Dalam konteks inilah penelitian oleh Dehdar dkk. menjadi signifikan. Mereka menawarkan solusi revolusioner: integrasi Fuzzy Inference System (FIS), image processing, dan quality control chart untuk mendeteksi cacat serta mengklasifikasikan kualitas batang tembaga secara otomatis.
Mengapa Harus Beralih ke Sistem Otomatis?
Inspeksi visual konvensional sering kali bergantung pada keahlian operator, yang bisa berbeda antara satu individu dengan yang lain. Masalah seperti pencahayaan yang buruk, kelelahan mata, dan subjektivitas membuat hasil pemeriksaan tidak konsisten. Penelitian ini menghadirkan solusi berbasis sistem pakar yang menggabungkan:
Dengan integrasi ini, sistem mampu menilai apakah proses produksi berada dalam kondisi in control atau out of control—yang langsung berkaitan dengan kualitas produk akhir.
Struktur Sistem Pakar yang Diusulkan
Penelitian ini mengembangkan sistem cerdas dalam empat tahap utama:
1. Akuisisi Citra: Mengambil Data dengan Presisi
Peneliti menggunakan kamera Canon SX510 untuk mengambil gambar batang tembaga beresolusi 300x400 piksel. Gambar diambil dalam kondisi terkendali untuk memastikan konsistensi.
2. Pra-Pemrosesan: Membersihkan Data Citra
Citra RGB dikonversi ke model warna HSV, yang dinilai lebih baik dalam mengekspresikan intensitas cahaya permukaan logam. Kanal S (saturation) dipilih karena memberikan kontras paling jelas terhadap permukaan batang tembaga. Proses kemudian dilanjutkan dengan:
3. Ekstraksi Fitur: Menangkap Cacat secara Objektif
Dua metode diterapkan:
Selanjutnya, fitur tambahan diekstrak menggunakan FAST, yang menganalisis lingkungan sekitar setiap piksel untuk mendeteksi “corner points” yang biasanya menunjukkan kehadiran kerusakan permukaan.
4. Penalaran Fuzzy & Pengambilan Keputusan
Dengan dua jenis fitur—jumlah piksel yang mencerminkan cacat (FIS) dan jumlah titik sudut (FAST)—dihasilkan data numerik yang kemudian diplot dalam dua control chart. Berdasarkan grafik ini, peneliti membuat tiga aturan klasifikasi:
Studi Kasus di Industri Batang Tembaga
Dalam implementasinya, 26 sampel batang tembaga dianalisis. Hasilnya menunjukkan variasi jumlah cacat yang signifikan:
Hasil ini menunjukkan bahwa sistem dapat mengklasifikasikan kualitas produk dengan objektif dan konsisten, bahkan dalam skenario kompleks.
Kekuatan & Keunikan Sistem Ini
Penelitian ini menghadirkan kontribusi signifikan dalam kontrol kualitas manufaktur:
✅ Akurasi Tinggi
Kombinasi metode FIS dan FAST menghasilkan deteksi cacat yang tidak hanya presisi, tetapi juga fleksibel terhadap jenis cacat berbeda.
✅ Skalabilitas
Meski studi kasus berfokus pada batang tembaga, struktur sistem dapat dengan mudah diadaptasi untuk produk lain seperti pipa logam, kabel, atau bahkan permukaan keramik.
✅ Mengurangi Ketergantungan pada Tenaga Manusia
Dalam industri yang padat karya, sistem seperti ini dapat menurunkan biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi operasional.
Kritik & Komentar: Apa yang Bisa Ditingkatkan?
Walau sistem ini mengesankan dalam banyak aspek, terdapat beberapa catatan penting:
Relevansi terhadap Tren Industri
Industri 4.0 menuntut otomatisasi, integrasi data, dan kecerdasan buatan dalam semua lini produksi. Penelitian ini sangat relevan dalam konteks:
Menurut laporan McKinsey (2023), 68% pabrikan besar telah mengintegrasikan sistem berbasis penglihatan komputer dalam inspeksi mereka. Maka, pendekatan yang ditawarkan Dehdar dkk. merupakan langkah awal yang tepat menuju otomatisasi total.
Kesimpulan: Menuju Inspeksi Kualitas Tanpa Kompromi
Penelitian ini berhasil memperkenalkan sistem cerdas yang menggabungkan fuzzy logic dan pemrosesan citra untuk klasifikasi kualitas batang tembaga. Dengan pipeline yang jelas—dari akuisisi citra hingga klasifikasi berbasis grafik kontrol—sistem ini menjanjikan efisiensi, akurasi, dan konsistensi yang sulit dicapai oleh metode manual.
Masa Depan Penelitian:
Dengan semakin tingginya standar kualitas dan efisiensi dalam industri global, sistem seperti ini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.
Sumber:
Dehdar, M. M., Jahangoshai Rezaee, M., Zarinbal, M., & Izadbakhsh, H. (2018). Integrating Fuzzy Inference System, Image Processing and Quality Control to Detect Defects and Classify Quality Level of Copper Rods. International Journal of Industrial Engineering & Production Research, 29(4), 461–469.