Analysis
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 12 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam industri manufaktur, terutama yang berkaitan dengan peralatan bernilai tinggi dan berteknologi tinggi, pemahaman terhadap pola kegagalan sistem menjadi aspek yang sangat penting. Menganalisis kemungkinan kegagalan tidak hanya membantu mengurangi downtime tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan strategi pemeliharaan yang lebih efektif. Dalam hal ini, Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) adalah dua pendekatan utama yang sering digunakan untuk menganalisis kegagalan.
Penelitian oleh Peeters, Basten, dan Tinga (2018) mengusulkan metode inovatif dengan menggabungkan kedua pendekatan ini secara rekursif untuk meningkatkan efisiensi analisis kegagalan pada sistem manufaktur aditif MetalFAB1 dari Additive Industries. Artikel ini akan membahas konsep metode yang diajukan, keunggulannya dibandingkan dengan metode tradisional, serta implikasi praktisnya dalam industri.
Konsep FTA dan FMEA dalam Pendekatan Rekursif
1. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
FMEA adalah metode bottom-up yang bertujuan untuk mengidentifikasi kegagalan potensial dalam suatu sistem, mengevaluasi dampaknya, dan menetapkan prioritas perbaikan berdasarkan Risk Priority Number (RPN). RPN dihitung berdasarkan tiga faktor utama:
Meskipun FMEA efektif dalam mendeteksi dan memitigasi kegagalan, pendekatan ini memiliki kelemahan dalam hal struktur yang tidak selalu jelas, serta ketergantungan tinggi pada keahlian individu yang melakukan analisis.
2. Fault Tree Analysis (FTA)
Berbeda dengan FMEA, FTA adalah metode top-down yang digunakan untuk memetakan hubungan antara berbagai kegagalan sistem dan penyebabnya. Dengan menggunakan diagram pohon kesalahan, FTA memungkinkan identifikasi akar penyebab kegagalan dengan cara yang lebih sistematis. Metode ini sangat berguna dalam memahami hubungan antar kegagalan di berbagai tingkat sistem.
Namun, kelemahan utama FTA adalah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk diterapkan secara menyeluruh dan dapat menjadi terlalu kompleks dalam sistem besar dengan banyak komponen.
3. Pendekatan Rekursif: Kombinasi FTA dan FMEA
Untuk mengatasi keterbatasan dari masing-masing metode, penelitian ini mengusulkan pendekatan rekursif di mana:
Metode ini diterapkan pada MetalFAB1, sistem manufaktur aditif untuk pencetakan logam, dan dianggap lebih efisien dibandingkan pendekatan konvensional oleh tim teknik di Additive Industries.
Studi Kasus: Penerapan pada MetalFAB1
Penelitian ini mengaplikasikan pendekatan rekursif ini pada MetalFAB1, sebuah sistem pencetakan logam berbasis manufaktur aditif. Proses analisisnya melibatkan tiga level:
Hasil dari metode ini menunjukkan bahwa pendekatan rekursif memungkinkan pemilihan area kritis yang lebih efisien, mengurangi waktu analisis dibandingkan dengan penerapan FTA atau FMEA secara terpisah. Pendekatan ini juga membantu insinyur memahami hubungan sebab-akibat antara komponen yang lebih kecil hingga sistem secara keseluruhan, memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih tepat dalam desain ulang dan strategi pemeliharaan.
Keunggulan dan Implikasi Praktis
Pendekatan yang diajukan dalam penelitian ini memberikan beberapa keunggulan utama:
Implikasi praktis dari penelitian ini sangat luas, terutama dalam industri manufaktur yang bergantung pada sistem kompleks dengan biaya perawatan tinggi. Penerapan metode ini dapat membantu perusahaan dalam:
Kesimpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa kombinasi FTA dan FMEA dalam pendekatan rekursif merupakan solusi yang lebih efisien untuk analisis kegagalan sistem kompleks seperti MetalFAB1. Dengan mengoptimalkan waktu analisis dan meningkatkan akurasi dalam mengidentifikasi kegagalan kritis, metode ini dapat menjadi standar baru dalam industri yang mengandalkan peralatan bernilai tinggi.
Sebagai langkah lanjut, metode ini dapat diterapkan pada berbagai sektor lain seperti energi, transportasi, dan kesehatan untuk meningkatkan reliabilitas sistem secara keseluruhan. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengoptimalkan metode pemilihan cutoff RPN, sehingga dapat diterapkan secara lebih fleksibel di berbagai industri.
Referensi:
Dengan pendekatan ini, perusahaan yang ingin meningkatkan keandalan produk dan sistemnya dapat mengadopsi metodologi ini untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang.