Jongkok dan Rapatkan Kaki Aman dari Sambaran Petir di Lapangan

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

28 Mei 2024, 07.18

Sumber: tekno.tempo.co

Cara paling aman menghindari sambaran petir adalah berada dalam rumah atau bangunan. Jika posisi sedang berada di daerah terbuka seperti lapangan golf, segeralah berjongkok dan merapatkan kaki saat hujan sudah disertai petir. 

“Jongkok untuk menghindarkan sambaran petir langsung, merapatkan kaki untuk menghindarkan tegangan langkah jika petir menyambar di sekitar kita,” ujar ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Reynaldo Zoro.

Sementara jika berlindung di bawah pohon, dia meminta memperhatikan jarak dari ranting yang terendah. Standarnya untuk terhindar side flash, kata Reynaldo, harus berjarak sekitar 1,5 hingga 2 meter.

Namun dia juga mengingatkan insiden seseorang tewas tersambar petir di lapangan Stadion Siliwangi Bandung. Padahal di sekitar lapangan ada benda seperti menara besi lampu stadion yang posisinya lebih tinggi. 

Profesor dari kelompok keahlian Teknik Ketenagalistrikan di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu menerangkan, benda tinggi itu luput karena tidak termasuk dalam daerah jangkauan petir. “Semakin kecil petirnya semakin kecil jangkauannya, jadi itu petir kecil,” ujarnya.

Petir tak sambar ponsel

Lalu bagaimana dengan kabar sambaran petir ke ponsel yang sedang di-charge hingga mematikan penggunanya, seperti yang terkini terjadi pada remaja di Purbalingga di Jawa Tengah pada Rabu pekan lalu? "Tidak ada cerita insiden itu di seluruh dunia,” kata Syarif Hidayat, dosen dari Kelompok Keahlian Teknik Ketenagalistrikan, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, menjawab.

Menurutnya, sejauh ini belum pernah ada laporan sambaran petir langsung ke handphone yang digunakan di dalam maupun di luar rumah. “Tidak cukup gelombang elektromagnetik dari handphone sanggup memancing petir karena sangat kecil,” ujarnya. 

Pada kasus gedung atau rumah yang tersambar petir, kata Syarif, tegangan listrik dari bangunan itu seketika akan naik luar biasa sampai ke tanah dan menyebabkan arus loncat. Ketika ada saluran listrik, tegangan tinggi dari petir meloncat ke kabel listrik konduktor. 

Dia menjelaskan, kecepatan sambaran petir itu dalam hitungan puluhan mikrodetik. Sedangkan reaksi sekring atau sirkuit pemutus beban listrik (MCB) dalam hitungan milidetik. 

Artinya, menurut Syarif, sekring atau MCB keburu rusak akibat sambaran petir sebelum bisa bekerja untuk melindungi bangunan. “Karena itu peralatan elektronik menjadi rusak,” ujarnya. 

Ketika ada peralatan elektronik yang sedang digunakan seperti setrika atau handphone yang sedang diisi ulang misalnya, Syarif menerangkan, umumnya tidak sampai menyebabkan orang terluka, apalagi sampai mematikan. “Apa saja yang terhubung secara listrik, orang bisa tersengat tapi umumnya tidak fatal,” kata dia.

Sumber: https://tekno.tempo.co/