KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mendukung upaya pemerintah untuk mengoptimalkan pembelajaran daring di Indonesia.
Hal itu dilakukan dalam rangka mewujudkan Merdeka Belajar untuk semua.
Dihadiri oleh Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek Prof. Nizam, perjanjian kerjasama antara UT dan perguruan tinggi mitra, termasuk ITS secara umum bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan pembelajaran daring lewat platform Indonesia Cyber Education (ICE) Institute.
"ICE Institute merupakan galeri pembelajaran daring di Indonesia," ucap Kepala ICE Institute Paulina Pannen, melansir laman ITS, Jumat (7/5/2021).
ICE Institute berperan dalam penyediaan dan pemanfaatan mata kuliah daring yang sudah terkurasi dalam rangka merdeka belajar untuk semua.
Setiap perguruan tinggi mitra diminta berkontribusi 10 mata kuliah untuk ditawarkan secara gratis selama tiga tahun lewat platform ICE Institute.
"Saat ini sudah ada 120 mata kuliah daring yang akan segera diintegrasikan," tutur Paulina.
Melalui kerjasama ini, ICE dapat memfasilitasi perguruan tinggi untuk menyediakan layanan mata kuliah daring ke berbagai pengguna serta memfasilitasi pengguna untuk memilih berbagai mata kuliah daring yang diminatinya secara mudah dan cepat.
"Melalui program ini diharapkan Indonesia dapat mewujudkan merdeka belajar untuk semua dan kedepannya akan lebih banyak menggandeng perguruan tinggi lain," jelas dia.
Dalam sambutannya, Nizam mengungkapkan dukungannya dalam pengembangan ICE Institute.
Nizam berharap dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih pendidikan bisa diakses oleh seluruh rakyat Indonesia dan akan tercipta kolaborasi antar mahasiswa maupun dosen lintas daerah.
"Tanpa sinergi dan gotong royong akan sangat sulit menciptakan sumber daya manusia unggul untuk kemajuan bangsa," jelas dia.
Rektor UT Ojat Darojat dalam sambutannya menyampaikan, ICE Institute ini merupakan salah satu program strategis Kemendikbud Ristek yang penyelenggaraanya di bawah koordinasi UT.
"Program ini merupakan solusi untuk melakukan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutur dia.
Menurut Ojat, hadirnya ICE dapat membuka kesempatan belajar untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang berdomisili di perkotaan hingga di daerah terpencil.
"Tidak menutup kemungkinan bahwa program ini ke depannya akan menggandeng mitra-mitra yang ada di luar negeri," ungkapnya.
Terakhir, dia berharap program tersebut dapat memberikan luaran yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
"Semoga seluruh jerih lelah yang dikorbankan dicatat sebagai amal kebaikan dan upaya ini dapat memberikan warna dalam sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia," pungkas dia.
Sumber: kompas.com