Pendahuluan
Makalah ini, yang ditulis oleh Harshad Sonar et al. (2022), mengeksplorasi bagaimana paradigma lean, agile, resilient, green, dan sustainable (LARGS) dapat diintegrasikan ke dalam seleksi pemasok untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan dan tangguh. Penelitian ini berfokus pada pengembangan model struktural interpretatif (ISM) untuk mengidentifikasi hierarki kriteria dalam seleksi pemasok berbasis LARGS, yang semakin relevan dalam konteks disrupsi global seperti pandemi COVID-19.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
- Mengidentifikasi kriteria penting dalam seleksi pemasok berbasis paradigma LARGS.
- Mengembangkan hubungan hierarkis antara kriteria tersebut menggunakan pendekatan ISM.
- Memberikan panduan bagi praktisi dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan ketangguhan rantai pasok.
Metodologi
Makalah ini menggunakan pendekatan ISM dengan data dari 12 ahli rantai pasok. Para ahli dipilih berdasarkan pengalaman mereka di bidang seleksi pemasok. Penelitian ini menghasilkan 22 kriteria seleksi yang dibagi ke dalam lima kategori utama: lean, agile, resilient, green, dan sustainable.
Hasil dan Temuan Utama
- Kriteria Paling Penting: Lokasi Geografis dan Lead Time
- Lokasi geografis berada di dasar hierarki ISM dengan pengaruh penggerak (driving power) yang tinggi.
- Lead time dianggap esensial untuk meningkatkan kinerja produk dan mempercepat peluncuran produk ke pasar.
- Kelincahan dan Ketahanan
- Kelincahan (agility) membantu perusahaan merespons cepat terhadap perubahan pasar melalui fleksibilitas dan inovasi.
- Ketahanan (resilience) memungkinkan rantai pasok pulih dari gangguan dengan strategi seperti diversifikasi jaringan manufaktur dan penggunaan mitra ekosistem.
- Keberlanjutan sebagai Fokus Utama
- Aspek hijau (green) dan keberlanjutan melibatkan pengurangan limbah, penggunaan logistik terbalik, dan penerapan sistem manajemen lingkungan.
- Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi paradigma LARGS dapat menghasilkan rantai pasok yang ramah lingkungan dan kompetitif.
Studi Kasus dan Data Pendukung
- Data Kriteria: Dari 22 kriteria yang diidentifikasi, lokasi geografis dan lead time memiliki pengaruh paling tinggi.
- Dampak Pandemi COVID-19: Perusahaan yang mengadopsi prinsip LARGS mampu mengurangi risiko operasional hingga 30%.
- Strategi Hijau: Penerapan logistik hijau berhasil mengurangi emisi karbon hingga 20% pada beberapa perusahaan besar di sektor manufaktur.
Rekomendasi Praktis
- Peningkatan Transparansi Rantai Pasok
- Gunakan teknologi seperti blockchain dan big data untuk meningkatkan visibilitas.
- Diversifikasi dan Dekarbonisasi
- Pilih pemasok lokal atau regional untuk mengurangi risiko geografis dan emisi transportasi.
- Integrasi Prinsip LARGS
- Terapkan kriteria hijau dan keberlanjutan untuk memastikan rantai pasok yang kompetitif dan ramah lingkungan.
Kesimpulan
Makalah ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya paradigma LARGS dalam seleksi pemasok. Dengan menerapkan model ISM, perusahaan dapat memprioritaskan kriteria seleksi pemasok berdasarkan dampaknya terhadap keberlanjutan, ketahanan, dan efisiensi rantai pasok.
Sumber Artikel:
Sonar, H., Gunasekaran, A., Agrawal, S., & Roy, M. (2022). Role of lean, agile, resilient, green, and sustainable paradigm in supplier selection.