Pendahuluan: Krisis Air Bersih dan Sanitasi Belum Usai
Air bersih dan sanitasi layak adalah hak asasi manusia yang masih belum dinikmati miliaran orang. Laporan PBB tahun 2023 menegaskan bahwa dunia belum berada di jalur yang tepat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6. Bahkan, lebih dari 2 miliar orang tidak memiliki akses ke layanan air minum yang dikelola dengan aman, dan sekitar 1,9 miliar masih hidup tanpa sanitasi dasar.
Laporan “Ensuring Safe Water and Sanitation for All: A Solution through Science, Technology and Innovation” yang disusun oleh UNCTAD, memberikan peta jalan teknologi dan inovasi yang dapat mempercepat capaian SDG 6, terutama di negara berkembang.
Tantangan Global: Ketimpangan dan Krisis Iklim
Laporan menunjukkan ketimpangan masif:
- 30% populasi Sub-Sahara Afrika memiliki akses air minum yang dikelola dengan aman, dibanding 96% di Eropa dan Amerika Utara.
- Di bidang sanitasi, hanya 21% di Sub-Sahara Afrika yang memiliki akses aman, dibanding 78% di Australia dan Selandia Baru.
- Rural vs Urban: Hanya 60% populasi pedesaan dunia punya akses air minum yang layak dibanding 86% populasi urban.
Perubahan iklim memperparah krisis, dengan meningkatnya kekeringan, banjir, kontaminasi air, dan beban air yang tidak seimbang antar wilayah.
Dimensi Inovasi: Teknologi Saja Tak Cukup
UNCTAD menekankan empat dimensi inovasi penting dalam sektor air:
- Inovasi teknologi – seperti sensor, IoT, dan filter nano
- Inovasi proses – efisiensi operasional, manajemen permintaan air
- Inovasi sosial – partisipasi masyarakat dan pengetahuan lokal
- Inovasi kebijakan dan tata kelola – kerangka hukum adaptif dan kolaboratif
Kunci sukses bukan hanya inovasi canggih, tetapi integrasi antara teknologi, masyarakat, dan kebijakan.
Studi Kasus Penting dari Berbagai Negara
1. Cina – Water Cellar for Mothers
Sejak tahun 2000, lebih dari 139.000 sumur air hujan dibangun untuk mengatasi krisis air di pedesaan. Proyek ini telah membantu 3,3 juta orang, terutama perempuan, meningkatkan pendapatan melalui pertanian dan peternakan.
2. Kenya – Pipa Air Gantung di Kibera
SHOFCO membangun sistem perpipaan udara dan tangki 100.000 liter, menyediakan air untuk 84.000 warga slum Kibera, Nairobi. Akses dipastikan dalam radius 8 menit jalan kaki.
3. Senegal – Swiss Fresh Water
Dengan sistem desalinasi berkapasitas 4.000 liter/hari, proyek ini mendirikan 120 kios air dan menciptakan 500+ pekerjaan di Sine Saloum Delta.
4. India – Swachh Bharat Mission
Dalam 5 tahun, membangun 95 juta toilet dan menurunkan angka defekasi terbuka dari 550 juta ke 50 juta, menyelamatkan puluhan ribu nyawa dari penyakit diare.
Teknologi Masa Depan: Dari Sensor Hingga Biofuel
- GivePower (Kenya): Memproduksi air tawar untuk 35.000 orang/hari dari air asin menggunakan tenaga surya.
- Toilet bebas air (Reinvented Toilets): Didukung Bill & Melinda Gates Foundation, menawarkan solusi sanitasi tanpa jaringan air, menghasilkan energi dan pupuk dari limbah manusia.
- Sanivation (Kenya): Ubah limbah tinja menjadi biofuel berkelanjutan.
- ECOLOO (Swedia-Malaysia): Toilet portabel bebas air dan energi, mengubah urin menjadi pupuk cair alami.
Inovasi Lokal: Teknologi Rakyat dan Kesiapsiagaan Iklim
- CBFEWS (Afrika Selatan): Sistem peringatan dini banjir berbasis komunitas yang menyelamatkan nyawa warga saat banjir bandang 2022.
- ISTP (Malaysia): Instalasi pengolahan limbah modular 360 liter yang bisa dipasang di desa pesisir terpencil.
- TI Bus (India): Bus bekas disulap jadi toilet perempuan lengkap dengan panic button, fasilitas bayi, dan distribusi produk menstruasi.
Data, Digitalisasi dan Sistem Informasi
- Mesir: Sistem online untuk memantau polusi air limbah industri.
- Hungaria: Monitoring curah hujan dengan sistem berbasis 5G untuk mengatur proses pengolahan air limbah.
- SIASAR: Platform data air pedesaan yang digunakan di 13 negara Amerika Latin.
- UN-SPIDER dan WMO: Platform data satelit untuk peringatan dini bencana air lintas negara.
Rekomendasi Kebijakan UNCTAD
- Percepat adopsi teknologi terbukti seperti POU (Point of Use), toilet tanpa air, dan sensor digital.
- Bangun kapasitas lokal untuk produksi dan pemeliharaan teknologi.
- Dorong kerja sama Selatan-Selatan, bukan hanya bergantung pada negara maju.
- Integrasikan pendekatan lintas sektor: air, iklim, energi, kesehatan.
- Fokus pada kelompok rentan: perempuan, disabilitas, komunitas terpencil.
- Libatkan komunitas dalam desain, implementasi, dan pemeliharaan sistem.
Analisis Tambahan: Peluang untuk Indonesia
Indonesia menghadapi tantangan besar seperti:
- Infrastruktur air tak merata
- Urbanisasi cepat dan tak terencana
- Ketergantungan pada air tanah
- Minimnya fasilitas sanitasi di desa dan pesisir
Namun, Indonesia juga memiliki potensi besar:
- Energi surya melimpah untuk desalinasi
- Komunitas lokal yang kuat untuk solusi partisipatif
- Startup dan inovator lokal yang aktif di sektor WASH (Water, Sanitation, Hygiene)
Maka, mengadopsi pendekatan berbasis teknologi dengan adaptasi lokal dan partisipasi masyarakat menjadi sangat relevan.
Penutup: Teknologi Tanpa Inklusi Akan Gagal
Laporan UNCTAD menegaskan: ilmu pengetahuan dan teknologi tidak cukup tanpa keberpihakan sosial dan inovasi kelembagaan. Solusi air dan sanitasi hanya akan berkelanjutan jika dikembangkan bersama masyarakat, untuk masyarakat, dengan kebijakan yang mendukung keadilan sosial dan ketahanan iklim.
Sumber : United Nations Conference on Trade and Development. (2023). Ensuring Safe Water and Sanitation for All: A Solution through Science, Technology and Innovation. Geneva: UNCTAD.