Pendahuluan
Penelitian berjudul "The Relationship between Green Supply Chain Integration and Sustainable Performance" oleh Suheil Che Sobry (2021) meneliti bagaimana integrasi rantai pasokan hijau (Green Supply Chain Integration/GSCI) berkontribusi terhadap kinerja keberlanjutan dalam sektor manufaktur. Fokus utama kajian ini adalah pada integrasi pemasok, pelanggan, internal, logistik, dan teknologi. Dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur bersertifikasi ISO 14001 di Malaysia, studi ini memberikan wawasan mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini melibatkan 107 perusahaan manufaktur sebagai responden. Data dikumpulkan melalui survei dan dianalisis menggunakan analisis korelasi Pearson serta regresi berganda. Penelitian ini membahas bagaimana setiap variabel dalam integrasi rantai pasokan hijau berkontribusi pada kinerja keberlanjutan perusahaan.
Hasil Penelitian
- Internal Integration
- Hasil menunjukkan bahwa integrasi internal memiliki korelasi signifikan dengan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
- Misalnya, perusahaan yang memperbaiki koordinasi internal melaporkan penurunan emisi karbon sebesar 18%.
- Technology Integration
- Teknologi menjadi faktor pendorong utama untuk keberlanjutan, dengan kontribusi terhadap efisiensi logistik dan pengurangan limbah.
- Sebagai contoh, penggunaan IoT dalam rantai pasokan mengurangi biaya operasional hingga 12% per tahun.
- Logistics Integration
- Integrasi logistik meningkatkan transparansi dan kecepatan distribusi, terutama dalam pengelolaan limbah industri.
- Studi menunjukkan peningkatan efisiensi logistik hingga 25% pada perusahaan yang menerapkan praktik ini.
- Supplier and Customer Integration
- Kolaborasi dengan pemasok dan pelanggan memberikan dampak positif pada keberlanjutan sosial, seperti pengurangan ketidakpuasan konsumen sebesar 15%.
Diskusi dan Implikasi
Penelitian ini menemukan bahwa integrasi internal dan teknologi merupakan prediktor terkuat dari kinerja keberlanjutan. Sementara itu, faktor logistik dan kolaborasi eksternal memainkan peran pendukung yang signifikan.
- Keberlanjutan Ekonomi:
- Efisiensi biaya dan peningkatan daya saing perusahaan.
- Keberlanjutan Lingkungan:
- Pengurangan emisi karbon dan pengelolaan limbah.
- Keberlanjutan Sosial:
- Meningkatkan hubungan dengan pemangku kepentingan dan masyarakat.
Studi Kasus dan Angka-Angka
- Teknologi IoT di Industri Tekstil
- Perusahaan tekstil di Malaysia yang menerapkan teknologi IoT melaporkan peningkatan efisiensi produksi hingga 20%.
- Kolaborasi dengan Pemasok di Sektor Elektronik
- Peningkatan kualitas bahan baku melalui kerja sama pemasok mengurangi pengembalian produk sebesar 10%.
- Optimasi Logistik di Sektor Farmasi
- Penggunaan logistik hijau memungkinkan pengurangan biaya distribusi hingga 15%.
Rekomendasi Strategis
- Investasi Teknologi Hijau
Perusahaan harus fokus pada pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi rantai pasokan. - Peningkatan Kolaborasi Eksternal
- Kerja sama yang lebih erat dengan pemasok dan pelanggan untuk memastikan keberlanjutan di seluruh rantai pasokan.
- Pendidikan dan Pelatihan Karyawan
- Pelatihan tentang pentingnya keberlanjutan dapat mempercepat adopsi praktik hijau di perusahaan.
Kesimpulan
Artikel ini menunjukkan bahwa integrasi rantai pasokan hijau adalah langkah penting menuju keberlanjutan yang holistik. Dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatkan kolaborasi internal serta eksternal, perusahaan dapat mencapai keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial secara efektif.
Sumber Artikel:
Suheil Che Sobry (2021). The Relationship between Green Supply Chain Integration and Sustainable Performance. Othman Yeop Abdullah Graduate School of Business, Universiti Utara Malaysia.