Pendahuluan: Tantangan Klasik Proyek Konstruksi
Dalam dunia konstruksi, keterlambatan, pemborosan material, dan ketidakefisienan alur kerja menjadi masalah klasik yang terus berulang. Hal ini tidak hanya menghambat penyelesaian proyek, tetapi juga berdampak pada biaya dan kualitas. Dalam konteks inilah konsep lean construction hadir sebagai solusi potensial untuk mengurangi limbah dan meningkatkan produktifitas secara menyeluruh. Artikel ini menjadi kajian menarik yang membedah penerapan prinsip lean pada sebuah proyek nyata—pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Universitas Negeri Gorontalo.
Apa Itu Lean Construction?
Lean construction adalah pendekatan manajemen proyek yang berakar dari filosofi lean manufacturing milik Toyota. Tujuan utamanya adalah menghilangkan pemborosan (waste) dalam setiap proses, meningkatkan nilai bagi pemilik proyek, dan menciptakan alur kerja yang efisien. Pendekatan ini menekankan koordinasi yang erat antar pihak, komunikasi yang terbuka, dan peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).
Metodologi Kajian: Survei, Observasi, dan WLC
Penelitian yang dilakukan Tahir, Bonto, dan Darmawansyah menggunakan metode kuantitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui:
-
Observasi langsung di lapangan
-
Wawancara dengan pihak terkait
-
Pengisian kuesioner oleh pekerja proyek
-
Analisis menggunakan metode Waste Level Calculation (WLC)
Metode WLC digunakan untuk mengidentifikasi jenis pemborosan paling dominan pada proyek, yang selanjutnya menjadi acuan dalam menentukan strategi perbaikan lean.
Temuan Utama: Identifikasi Tujuh Jenis Pemborosan
Penelitian ini mengacu pada tujuh kategori pemborosan yang umum dalam pendekatan lean:
-
Overproduction
-
Waiting (Menunggu)
-
Unnecessary Transport
-
Over-processing
-
Inventory Berlebih
-
Unnecessary Motion (Gerakan tidak perlu)
-
Defect atau Pekerjaan Ulang
Hasil Temuan:
-
Jenis pemborosan paling dominan: Waiting (menunggu)
-
Persentase pemborosan tertinggi: 26,67%
-
Diikuti oleh pemborosan transportasi sebesar 20%
Hal ini menunjukkan bahwa waktu tunggu akibat koordinasi yang buruk dan ketidaksesuaian jadwal menjadi hambatan utama dalam proyek ini.
Studi Kasus Nyata: Proyek Gedung Kuliah Terpadu
Proyek yang menjadi objek penelitian ini adalah pembangunan Gedung Kuliah Terpadu di Universitas Negeri Gorontalo, dengan durasi perencanaan 180 hari kerja. Dalam pelaksanaannya, ditemukan ketidaksesuaian antara perencanaan dan eksekusi, yang menyebabkan beberapa kendala besar:
-
Terlambatnya pengiriman material
-
Penjadwalan tenaga kerja yang tidak sinkron
-
Kurangnya komunikasi antar pihak proyek
Contohnya, keterlambatan pemasangan rangka atap akibat material yang belum tersedia tepat waktu menyebabkan efek domino pada pekerjaan lainnya.
Analisis Tambahan: Apa yang Bisa Dipelajari?
Akar Masalah Utama
Menariknya, pemborosan terbesar dalam proyek ini bukan disebabkan oleh kesalahan teknis semata, tetapi lebih kepada masalah manajerial dan logistik. Ini menyoroti pentingnya integrasi sistem perencanaan yang matang dan fleksibel.
Perbandingan dengan Studi Lain
Dalam studi serupa oleh Koskela (1992), disebutkan bahwa lean construction dapat meningkatkan efisiensi proyek hingga 30% jika diterapkan secara konsisten. Dalam konteks proyek di Gorontalo, masih ada gap besar yang harus dijembatani agar lean bisa diterapkan maksimal.
Rekomendasi Perbaikan Lean
Penelitian ini memberikan saran konkret melalui pendekatan 5R (Right), yaitu:
-
Right Quantity: Hindari kelebihan stok material
-
Right Quality: Jaga mutu sejak awal pengerjaan
-
Right Time: Sinkronisasi pengiriman dan pekerjaan
-
Right Place: Pastikan material tersedia di lokasi kerja
-
Right Cost: Efisiensi biaya melalui perencanaan akurat
Dampak Praktis: Mengapa Lean Construction Relevan?
Untuk Kontraktor dan Konsultan:
-
Lean mengurangi rework yang menyita waktu dan biaya
-
Mempermudah estimasi waktu dan pengeluaran
Untuk Pemerintah dan Universitas:
-
Efisiensi anggaran
-
Penyelesaian proyek sesuai target pembangunan pendidikan
Untuk Dunia Industri:
-
Menjadi benchmark penerapan lean di proyek infrastruktur publik
-
Mendorong budaya kerja berbasis efisiensi dan kolaborasi
Kritik & Kelemahan Penelitian
Walau memiliki kontribusi besar, penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan:
-
Tidak membahas secara rinci sistem teknologi informasi yang mendukung lean
-
Fokus pada satu proyek saja, sehingga validitas generalisasi masih terbatas
-
Belum menguji efektivitas rekomendasi secara langsung pasca penerapan lean
Kesimpulan: Lean adalah Masa Depan Konstruksi Modern
Penerapan lean construction, meskipun belum sempurna, memberikan potensi besar dalam mengefisienkan proyek konstruksi di Indonesia. Studi kasus pembangunan gedung kuliah ini adalah cermin nyata bagaimana strategi manajemen proyek yang tepat dapat mengurangi limbah, mengefektifkan waktu, dan meningkatkan output.
Dengan tantangan industri konstruksi yang semakin kompleks dan keterbatasan sumber daya yang nyata, lean bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Sumber
Tahir, M. R., Bonto, I., & Darmawansyah. (2023). Kajian Penerapan Lean Construction pada Proyek Konstruksi Gedung (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Universitas Negeri Gorontalo). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil CENDEKIA, Vol. 20, No. 1.
Tautan jurnal: https://ejurnal.umgo.ac.id/index.php/cendekia