Pendahuluan: Pandemi sebagai Titik Balik Ekonomi Hijau
Denmark menjadikan krisis COVID-19 sebagai momen strategis untuk mempercepat transisi hijau dan digital, sekaligus menguatkan daya tahan ekonomi pasca pandemi. Melalui Recovery and Resilience Plan (RRP) tahun 2021, Denmark merancang skema pembiayaan ambisius: total 11,6 miliar DKK dari UE dan dana nasional, dengan 60% dialokasikan untuk inisiatif hijau dan 25% untuk digitalisasi. Rencana ini bertujuan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada 2030, menjadikannya salah satu target iklim paling ambisius di dunia.
Pilar Rencana: Tujuh Komponen untuk Pemulihan dan Transformasi
Rencana ini dibagi menjadi tujuh komponen utama, dengan fokus dominan pada sektor-sektor emisi tinggi. Berikut ringkasan kontribusi terhadap target emisi CO2e (2030):
- Transportasi Jalan Berkelanjutan: -2,1 Mt
- Reformasi Pajak Hijau (Fase 1): -0,5 Mt
- Efisiensi Energi dan CCS: -0,1 Mt
- Pertanian dan Lingkungan: -0,1 Mt
- Total penurunan CO2e: -2,8 Mt pada 2030
Studi Kasus 1: Reformasi Pajak Karbon Berbasis Dua Fase
Denmark menjalankan Green Tax Reform dalam dua fase:
- Fase Pertama: Pengalihan pajak energi ke emisi CO2 dan insentif investasi hijau.
- Fase Kedua (2022–2025): Pengenalan pajak karbon menyeluruh di semua sektor, termasuk pertanian.
Fase awal menargetkan pengurangan emisi sebesar 0,5 Mt CO2e. Fase lanjutan diharapkan menciptakan dampak struktural, memperkuat investasi teknologi rendah karbon, dan menjaga daya saing industri lewat skema insentif cerdas seperti window investasi dan penyusutan dipercepat.
Studi Kasus 2: Transisi Hijau Sektor Transportasi
Sektor transportasi menyumbang sekitar 25% dari total emisi Denmark. Komponen ini menargetkan:
- 1 juta kendaraan rendah atau nol emisi pada 2030
- Reduksi CO2e sebesar 2,1 Mt
- Perubahan sistem pajak kendaraan untuk mendorong pembelian mobil listrik
- Subsidi infrastruktur seperti jalur sepeda dan feri ramah iklim
Langkah-langkah ini diperkirakan mempercepat transisi kendaraan pribadi, sekaligus mengurangi polusi udara dan kemacetan.
Transformasi Energi: Efisiensi, Panas Hijau, dan CCS
Sektor energi menjadi tulang punggung transisi. RRP Denmark mendukung:
- Konversi dari pemanas berbahan bakar fosil ke pompa panas listrik dan pemanas distrik
- Renovasi energi gedung publik dan rumah tangga
- Investasi pada potensi penyimpanan karbon (CCS)
Diproyeksikan kontribusi pengurangan emisi sebesar 0,1 Mt CO2e pada 2030, dengan potensi tambahan dari CCS sebesar 4–9 Mt jika teknologi sepenuhnya diterapkan.
Transformasi Pertanian dan Lingkungan
Sektor pertanian menyumbang sekitar ⅓ emisi nasional. Rencana Denmark meliputi:
- Pengeluaran sebesar 1,32 miliar DKK
- Transisi ke pertanian organik dan penghentian produksi di lahan kaya karbon
- Investasi riset dalam bio-refinasi menggunakan teknologi pirolisis
Potensi teknis pengurangan emisi dari sektor ini mencapai 2 Mt CO2e.
Riset dan Inovasi Hijau: Empat Misi Utama
Denmark berinvestasi 1,8 miliar DKK dalam riset hijau, dengan empat fokus:
- CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage)
- Green Fuels (Power-to-X)
- Pertanian ramah iklim
- Ekonomi sirkular (pengurangan limbah plastik dan tekstil)
Hasilnya diproyeksikan menurunkan emisi antara 8,7–16,7 Mt CO2e pada 2030.
Digitalisasi dan Ekspor Teknologi
Sebagai pemimpin digital global menurut PBB, Denmark memperkuat infrastruktur dan strategi digital:
- Pembentukan kemitraan digital nasional
- 500 juta DKK untuk strategi digital lintas sektor
- Dukungan UMKM untuk ekspor teknologi digital dan hijau
Digitalisasi dianggap katalis penting dalam efisiensi energi, transportasi, hingga layanan publik.
Komitmen Sosial dan Kesehatan
Denmark menyisihkan 244 juta DKK untuk memperkuat sistem kesehatan nasional melalui:
- Stok strategis obat
- Digitalisasi konsultasi medis
- Studi vaksin COVID-19 jangka panjang
Langkah ini menegaskan bahwa transisi hijau tidak mengorbankan keadilan sosial dan kesehatan publik.
Dampak Makroekonomi dan Sosial
Menurut proyeksi pemerintah:
- Pertumbuhan PDB naik 2,1% (2021) dan 3,8% (2022)
- Penciptaan 55.000–85.000 pekerjaan selama 2020–2022
- Akselerasi investasi jangka panjang di sektor energi dan transportasi
Dengan demikian, RRP Denmark membuktikan bahwa transisi hijau dan pemulihan ekonomi dapat berjalan seiring.
Analisis Tambahan: Inspirasi Global untuk Ekonomi Hijau
Pendekatan Denmark relevan bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Pengalaman Denmark menunjukkan bahwa reformasi fiskal progresif, riset berbasis misi, dan kemitraan multisektor bisa menciptakan pertumbuhan hijau yang inklusif dan berkelanjutan.
Namun, keberhasilan ini juga menuntut:
- Konsistensi politik jangka panjang
- Partisipasi masyarakat dan dunia usaha
- Fleksibilitas kebijakan fiskal dan pajak
- Infrastruktur digital dan SDM yang siap
Kesimpulan: Investasi Hijau Jadi Pilar Pemulihan dan Ketahanan
Denmark memposisikan transisi hijau bukan sekadar respons terhadap krisis, tetapi strategi jangka panjang menuju ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Rencana ini menunjukkan sinergi antara kebijakan fiskal, insentif ekonomi, teknologi digital, dan partisipasi masyarakat dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan adil.
Sumber : Ministry of Finance, Denmark. (2021). Denmark's Recovery and Resilience Plan – Accelerating the Green Transition. April 2021.