Ayo Telusuri Sejarah Kultur Sepatu Cibaduyut di BSS 3.0

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja

01 Maret 2024, 08.06

jabar.tribunnews.com

KOMPAS.com - Kota Bandung memiliki sejarah sepatu yang panjang. Salah satunya ditetapkan sebagai Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut. Sejarah sepatu di Cibaduyut dimulai pada zaman Belanda, tepatnya pada tahun 1920-an, ketika penduduk setempat bekerja di pabrik-pabrik di kota Bandung. Setelah belajar cara membuat sepatu, mereka keluar dan memulai bisnis rumahan. Seiring berjalannya waktu, jumlah artis semakin bertambah. Cibaduyut juga dikenal sebagai tempat masyarakat bisa menemukan sepatu murah. Bahkan, Museum Rekor Dunia India (Muri) menempatkan Cibaduyut sebagai kawasan dengan sejarah industri alas kaki terpanjang.

Jalan sepanjang 2 km ini dipenuhi toko sepatu dan pertokoan. Seiring berjalannya waktu, nama Cibaduyut mulai mengalami kemunduran. Produk alas kaki yang diimpor dalam jumlah besar dan harga yang sangat murah “tekan” bisnis alas kaki Cibaduyut. Bahkan, simbol ledakan pun hilang akibat konstruksi puisi tersebut. Menurut laporan, patung tersebut saat ini berada di gudang menunggu selesainya proyek pengecatan. Kisah Cibaduyut yang dibawakan dari Bandung Sneaker Season (BSS) 3.0. BSS mengeksplorasi sejarah budaya eksplosif Bandung di Cibaduyut melalui kolaborasi video. Dikenal sebagai pusat bengkel sepatu, reputasi Cibaduyut semakin terpuruk karena terbengkalai. Blogger tenis Isser James, yang menjabat sebagai sutradara video tersebut, mengatakan hal ini. Dalam video tersebut, Isser memandang Cibaduyut sebagai industri kreatif lokal. Bagaimana artis tinggal di sana? "Saat saya datang ke Chiba Do Yout, saya melihat tidak hanya produk yang dijual, tetapi juga workshop untuk brand lain" Isser baru-baru ini berbicara tentang BSS 3.0 di Bandung.

Isser menjelaskan, kerjasama tersebut merupakan bentuk pemasaran dan saling belajar mengenai perkembangan sepatu sebelumnya. Dari diskusi di lapangan, produsen Cibaduyut menghadapi risiko tidak mengetahui cara menjual produknya.

Video teaser yang dirilis pada acara BSS menarik perhatian para pecinta sneakers yang hadir. Faktanya, ada sebagian orang yang belum mengetahui kebenaran ini. "Saya baru tahu tentang Cibaduyut." kata Jeremi, salah satu tamu. Program BSS ini dilaksanakan selama 3 hari (22-24 April 2022). Perusahaan alas kaki dan pakaian jadi kecil dan dinamis berusia 70 tahun dengan komunitas yang beragam. Skuter, sepeda motor custom, sepeda motor klasik, skate, BMX, quads, inline, hip hop, mural, Tamiya, helm dan banyak lagi menghidupkan acara ini. Para tamu selalu dengan senang hati memilih sepatu dan pakaian yang mereka inginkan. Setelah pembelian, lihat komunitas di tempat kerja. Acara ini juga memamerkan gaya alas kaki populer.

Termasuk Vans Authentic 44 DX, Air Jordan 1 Low Bred Toe, Converse Chuck Taylor All Star Crater Knit High, Air Jordan 1 Mid SE Diamond, Nike Woman Air Jordan 1 Mid To My First Coach dan Sepatu Adidas Ultraboost 22 . Penyelenggara BSS Aga Wirasemada dari Maks Promoter mengatakan BSS 3.0 menargetkan 15.000 pengunjung selama tiga hari. Lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi. Tahun pertama pengunjung BSS mencapai 21.000, tahun berikutnya mencapai 25.000, tahun ketiga terhenti karena wabah dan tahun 2021 hanya mencapai 7.000. saat itu, Koordinator Promosi Merek LAzone Bonny Sari Tresno mengatakan, budaya dan sikap UMKM anak BSS saat ini merupakan simbol dari kebutuhan masyarakat. Bonny mengatakan, acara BSS selalu berbeda karena setiap tahunnya berbeda.

Disadur dari:  https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/25/120000720/menelusuri-sejarah-kultur-sepatu-cibaduyut-di-bandung-sneaker-season