Aplikasi Simulasi Monte Carlo dalam Model Pendapatan Sisa untuk Estimasi Harga IPO.

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti

27 Mei 2025, 08.27

pexels.com

Pendahuluan

Dalam iklim ekonomi yang dinamis dan penuh ketidakpastian, proses Initial Public Offering (IPO) menjadi salah satu strategi penting bagi perusahaan untuk meningkatkan modal dan kredibilitas di pasar. Namun, penentuan harga saham saat IPO merupakan tantangan besar, khususnya bagi perusahaan yang belum pernah diperdagangkan sebelumnya. Dalam tesis magisternya yang berjudul Application of Monte Carlo Simulation in Residual Earning Model for IPO-Prices Estimation, Egor Evstafev mengusulkan pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan ini dengan menggabungkan simulasi Monte Carlo ke dalam model residual earning (RE).

IPO dan Tantangan Valuasi

Valuasi perusahaan menjelang IPO bukan hanya soal menilai kinerja historis, tetapi juga memperkirakan prospek masa depan yang penuh ketidakpastian. Model residual earning (yang menghitung nilai perusahaan berdasarkan nilai buku dan laba yang melebihi biaya modal) menawarkan pendekatan berbasis informasi akuntansi yang logis, tetapi tetap terbatas dalam menangani variabilitas masa depan.

Di sisi lain, metode tradisional seperti DCF (Discounted Cash Flow) dan penilaian berdasarkan kelipatan pasar (P/E, P/B, dsb.) kerap kali rentan terhadap bias asumsi atau kurang akurat ketika diterapkan pada perusahaan non-publik. Di sinilah simulasi Monte Carlo memainkan peran kunci.

Simulasi Monte Carlo: Menjawab Ketidakpastian

Simulasi Monte Carlo memungkinkan model RE diperluas untuk memasukkan distribusi probabilistik atas variabel kunci seperti laba bersih dan nilai buku ekuitas. Alih-alih menggunakan satu estimasi tunggal, pendekatan ini mensimulasikan ribuan kemungkinan nilai berdasarkan asumsi distribusi normal dan variabilitas historis. Ini menghasilkan rentang harga IPO yang lebih realistis dan informatif.

Evstafev menggunakan data dari 58 perusahaan yang IPO di London Stock Exchange (LSE) dan LSE AIM antara 2010 hingga 2017. Dengan menggabungkan data akuntansi dari Zephyr dan Thomson Reuters, ia membandingkan akurasi prediksi model RE tradisional dan versi yang diperluas dengan simulasi Monte Carlo.

Metodologi dan Rancangan Studi

1. Formulasi Hipotesis:

  • H1: Variabel laba dan nilai buku berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar saat IPO.
  • H2: Model RE tradisional memberikan estimasi yang tidak bias.
  • H3: Model RE dengan Monte Carlo menghasilkan estimasi yang lebih akurat dibandingkan versi tradisional.

2. Teknik Pengolahan Data:

  • Model regresi linier berganda digunakan untuk menilai pengaruh laba dan nilai buku terhadap harga IPO.
  • Nilai pasar aktual dibandingkan dengan nilai estimasi dari kedua model.
  • Distribusi probabilistik dalam Monte Carlo dikonstruksi berdasarkan pertumbuhan historis dan deviasi standar dari NI (Net Income) dan BV (Book Value).

3. Parameter dan Asumsi:

  • Diskonto berdasarkan CAPM.
  • Pertumbuhan diasumsikan konstan dalam periode estimasi.
  • Data negatif dan outlier disaring agar tidak mengganggu simulasi.

Hasil Empiris dan Analisis

Temuan Kunci:

  • Model residual earning tradisional menghasilkan estimasi yang cukup akurat tetapi dengan variansi yang tinggi.
  • Simulasi Monte Carlo mampu menurunkan variansi estimasi secara signifikan.
  • Akurasi meningkat terutama pada perusahaan dengan ketidakpastian laba yang tinggi.

Contoh konkret disajikan melalui analisis Bakkavor Group, sebuah perusahaan makanan segar yang IPO setelah sejarah yang kompleks. Dengan simulasi Monte Carlo, distribusi nilai estimasi menjadi lebih stabil dan merefleksikan dinamika risiko secara lebih realistis dibandingkan pendekatan konvensional.

Studi Banding:

Jika dibandingkan dengan penelitian serupa seperti Riikonen (2016) dan Pedersen (2013), pendekatan Evstafev lebih komprehensif karena melibatkan sampel yang luas dan tidak terbatas pada studi kasus individual. Ini memberikan keunggulan generalisasi model dalam konteks pasar modal Inggris.

Implikasi Manajerial

Bagi manajer keuangan dan underwriter, penggunaan model RE dengan Monte Carlo memberikan:

  • Insight berbasis risiko: Memungkinkan pemahaman lebih baik tentang rentang nilai wajar.
  • Alat negosiasi: Memberikan dasar kuat dalam menentukan harga penawaran awal.
  • Strategi mitigasi underpricing: Mengurangi risiko penetapan harga terlalu rendah yang mengorbankan potensi pendanaan.

Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian

Kelebihan:

  • Inovatif dalam menggabungkan model akuntansi dan simulasi statistik.
  • Data komprehensif dan pendekatan metodologis yang sistematis.

Keterbatasan:

  • Tidak mempertimbangkan korelasi antar variabel secara eksplisit.
  • Asumsi pertumbuhan linier bisa menyederhanakan kompleksitas dunia nyata.
  • Tidak mencakup IPO dari sektor atau pasar non-Inggris.

Kritik dan Potensi Pengembangan

Studi ini membuka ruang untuk pengembangan:

  • Penambahan korelasi antar variabel model dalam simulasi (misalnya antara pendapatan dan investasi).
  • Pengujian model pada pasar negara berkembang.
  • Integrasi data kualitatif (seperti sentimen pasar) sebagai pelengkap model kuantitatif.

Kesimpulan

Tesis ini menegaskan bahwa pendekatan hybrid antara model residual earning dan simulasi Monte Carlo dapat menjadi solusi unggul dalam memperkirakan harga IPO yang lebih akurat dan informatif. Dalam konteks ketidakpastian tinggi yang mengiringi pasar modal, penggunaan teknik ini dapat menjadi alat strategis bagi investor, analis keuangan, dan manajer perusahaan.

Evstafev berhasil menunjukkan bahwa dengan menyuntikkan elemen probabilistik ke dalam model valuasi, kita tidak hanya meningkatkan akurasi teknis, tetapi juga memperkaya pengambilan keputusan strategis berbasis risiko.

Sumber: Evstafev, Egor. Application of Monte Carlo Simulation in Residual Earning Model for IPO-Prices Estimation. Master’s Thesis. Graduate School of Management, St. Petersburg University, 2018. [DOI atau tautan tidak tersedia, dokumen asli tersedia dalam PDF].