Revolusi Industri
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022
James Watt (19 Januari 1736 – 19 Agustus 1819) ialah seorang insinyur besar dari Skotlandia, Britania Raya. Pada awalnya ia tertarik dengan mesin uap karena memperhatikan mesin uap buatan Newcome yang kurang efisien. Lalu ia terus melakukan beberapa percobaan & penelitian. Ia berhasil menciptakan mesin uap pertama yang efisien.
Ternyata mesin uap ini merupakan salah satu kekuatan yang mendorong terjadinya Revolusi Industri, khususnya di Britania dan Eropa pada umumnya. Untuk menghargai jasanya, nama belakangnya yaitu watt digunakan sebagai nama satuan daya, misalnya daya mesin dan daya listrik.
James Watt merupakan tokoh kunci revolusi industri. Sebenarnya dia bukan orang pertama yang membangun sebuah mesin uap. Hero dari Alexandria telah menggambarkannya pada abad pertama. Thomas Savery pada tahun 1698 juga telah mematenkan sebuah mesin uap yang digunakan untuk memompa air.
Dilanjutkan oleh Thomas Newcomen tahun 1712, sosok yang berasal dari Inggris mematenkan alat tersebut dengan versi yang sudah diringkatkan kualitasnya. Namun alat tersebut hanya berguna untuk memompa air keluar dari tambang-tambang batu bara.
Karier
James Watt mulai meminati mesin uap tahun 1764 pada saat memperbaiki sebuah model mesin buatan Newcomen. Ia hanya menerima pelatihan pembuatan alat selama satu tahun, tetapi memliki bakat besar sebagai penemu. Perbaikannya terhadap mesin Newcomen menjadikan Watt sebagai penemu mesin uap pertama yang memiliki kegunaan praktis.
Sumber Artikel: id.wikipedia.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Admin pada 02 Maret 2022
Serang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Direktur Utama PT PP Novel Arsyad meresmikan Bendungan Sindangheula yang berada di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Kamis (4/3/2021).
Presiden mengatakan, Bendungan Sindangheula yang dibangun 2015 sudah selesai dan siap difungsikan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. "Dengan kapasitas 9,3 juta m3, bendungan ini akan memberikan manfaat irigasi terhadap 1.280 hektare (ha) sawah di Serang dan pada umumnya di Provinsi Banten. Sehingga kita harapkan bendungan ini memberikan nilai tambah bagi petani di Banten dalam menjamin ketersediaan air yang cukup agar semakin produktif dalam menjaga ketahanan pangan," kata Presiden.
Ditambahkan Presiden Jokowi, manfaat kedua Bendungan Sindangheula juga untuk menyediakan air baku bagi daerah-daerah industri yang berkembang di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon. "Bendungan ini mampu menyediakan air baku hingga 0,80 m3/detik. Ini sudah mulai digunakan oleh Provinsi Banten sebesar 0,40 m3/detik," ujarnya.
Manfaat ketiga Bendungan Sindangheula dikatakan Presiden, juga bermanfaat untuk mereduksi banjir hingga 50 m3/detik dari Sungai Ciujung dan Sungai Cidurian yang biasa meluap menggenangi Kabupaten Serang dan sekitarnya saat intensitas hujan tinggi. "Keempat bendungan ini juga berfungsi sebagai pembangkit listrik sebesar 0,40 MW sehingga dapat dimanfaatkan oleh Provinsi Banten," tutur Presiden.
Presiden juga menyatakan bendungan ini memiliki potensi besar untuk destinasi wisata baru di Provinsi Banten. "Saya minta Pemerintah Daerah dan masyarakat memanfaatkan serta menjaga bendungan ini untuk kesejahteraan masyarakat," pesan Presiden.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan selain untuk memenuhi kebutuhan air baku, keberadaan Bendungan Sindangheula perlu dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata air di Banten. "Saya kira nanti Bendungan Sindangheula akan menjadi area wisata karena dekat sekali dengan Kota Serang. Mudah-mudahan dengan adanya tol dari Serang ke Panimbang pasti akan lebih mudah dijangkau,” kata Menteri Basuki.
Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menyatakan, Bendungan Sindangheula merupakan satu dari 18 bendungan yang telah selesai konstruksinya dan diresmikan pada periode 2015-2020. "Untuk fungsi irigasinya sendiri sudah dimanfaatkan sejak 2020 lalu, dan berhasil menaikkan Indeks Pertanaman (IP) dari 120% ke 180%," ujarnya.
Jarot juga menyatakan terima kasih kepada Pemprov Banten yang telah berinisiatif membangun instalasi pengolahan air baku (water treatment) yang bersumber dari Bendungan Sindangheula. "Pemprov sudah membangun water treatment berkapasitas 400 liter/detik dan membangun intakenya di bendungan ini," tuturnya.
Pembangunan Bendungan Sindangheula dikerjakan dari tahun 2015 hingga 2019 oleh PT PP dan PT Hutama Karya (Persero) dengan total biaya sebesar Rp 458 miliar.
Turut mendampingi Menteri Basuki, Dirut PT Hutama Karya Budi Harto, Direktur Operasi II PT. PP M. Toha Fauzi, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Airlangga Mardjono, Kepala Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC 3) Banten Sahroni Soegiharto, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wida Nurfaida, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Banten Rozali Indra Saputra dan Kepala BP2JK Hamdi.
Sumber: pu.go.id
Komunikasi dan Informatika
Dipublikasikan oleh Admin pada 01 Maret 2022
Pemerintah mengingatkan adopsi Big Data dan internet of thing (IoT) harus memperhatikan isu keamanan siber sebagai kunci pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Di Indonesia, sesuai dengan kerangka Critical Information Infrastructure Protection (CIPP) yang telah disiapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), aspek keamanan informasi mencakup persoalan mitigasi risiko, penanganan insiden, serta pemulihan informasi.
"Kami telah menyiapkan CIIP bagi banking, finansial, transportasi, dan energi. Selain itu pula saat ini ada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai instansi yang mengatur dan mengawasi sektor tersebut," kata Menteri Kominfo Rudiantara, pekan lalu.
Menghadapi perkembangan teknologi yang memasuki era internet of thing (IoT), keterhubungan menurut Menteri Rudiantara menjadi hal yang sangat penting. "Era IoT dan big data memungkinkan semua terhubung dengan cyber space atau jaringan siber," katanya.
Rudiantara memberikan ilustrasi tentang arti penting pemanfaatan big data dalam sektor kesehatan. Dengan ilustrasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) ia menerangkan keterkaitan antarsektor industri yang dapat memanfaatkan big data.
"Soal kesehatan atau perawatan kesehatan di Indonesia ada BPJS Kesehatan. Ke depan bukan hanya perlu big data lebih dari itu ini soal penanganan kesehatan masyarakat. Bahkan industri farmakologi bisa memanfaatkan data yang ada agar bisa membuat produk obat-obatan generik yang paling banyak digunakan oleh orang Indonesia," jelasnya.
Menteri Kominfo memastikan bahwa Kementerian Kominfo bersama stakeholders akan mendukung upaya menjaga keamanan siber di Indonesia. "Kami punya Program 1000 9Security Warriors untuk memastikan adanya sumberdaya manusia yang menjaga keamanan digital. Persoalan human capital inilah yang menjadi tantangan bagi sektor yang berkaitan dengan keamanan siber," paparnya.
Deputi Monitoring dan Kontrol Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Brigjen TNI (Mar.) Suharyanto menyebutkanChief Information and Security Officer (CISO) memiliki peran strategis untuk menjaga keamanan digital organisasi yang terintegrasi dengan bisnis lainnya.
"CISO harus bekerja sama dalam mempertahankan diri dalam mengantisiasi serangan siber. Keamanan siber yang menjadi wilayah BSSN meliputi perlindungan terhadap kerahasiaan integritas, infrastruktur ekonomi nasiomal dan keamanan ekonomi digital," katanya.
Menurut Suharyanto, kemanan siber dapat terjamin jika ada keterlibatan dan sinergitas semua pihak. "Keamanan siber dapat terselenggara jika ada sinergitas pihak terkait. Jaminan keamanan siber bisa mendukung(pelaksanaan) e-government yang baik," katanya.(wn)
Sumber: kominfo.go.id
Pendidikan
Dipublikasikan oleh Admin pada 28 Februari 2022
KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai persoalan di seluruh aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Khusus di sektor pendidikan, pemerintah sempat menghentikan pembelajaran tatap muka sejak Maret 2020. Pembelajaran baru dilaksanakan kembali pada sepertiga akhir tahun 2021 dengan pembatasan.
Hal tersebut menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan, baik dari pemerintah, murid, maupun guru, tak terkecuali Kepala Sekolah SMA Trimurti Surabaya Syarif Andri. Syarif mengatakan, ketika pemerintah memutuskan pembelajaran dilaksanakan dari rumah, pihaknya khawatir akan terjadi learning loss secara masif, bahkan dapat menyebabkan terjadinya generation gap. Menjawab kekhawatiran itu, SMA Trimurti Surabaya melaksanakan pembelajaran daring selama awal pandemi.
“Kami berusaha memanfaatkan fasilitas sekolah yang sudah ada, apa adanya, sementara, sambil terus mempersiapkan pelatihan kilat guru dan pengadaan kilat fasilitas sekolah,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (18/2/2022). Syarif mengatakan, saat itu pihaknya sudah memiliki aplikasi ujian daring dan akses internet sekolah.
Namun, pihaknya masih belum bisa menggunakan beberapa teknologi lain secara maksimal, seperti aplikasi learning management system (LMS) dan aplikasi video conference (VC). Selama dua minggu pertama pembelajaran dari rumah, para guru melaksanakan penugasan mandiri melalui aplikasi ujian daring yang dipandu wali kelas lewat aplikasi WhatsApp.
Guru dan tenaga pendukung sekolah juga berjibaku untuk berlatih, menyiapkan, dan mengenalkan aplikasi LMS dan VC digunakan sekolah kepada siswa. Setelah dua minggu berlalu, pembelajaran kemudian diorganisasikan melalui LMS dengan didukung aplikasi VC dan ujian daring.
Namun, Syarif menilai, meski berhasil menggunakan aplikasi pendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring, hal ini belum menjamin proses belajar berjalan dengan baik, dan learning loss dapat dihindari.
“Dalam proses pembelajaran ditemukan bahwa keterlibatan siswa cukup rendah dan banyak aktivitas belajar yang terlewatkan,” terangnya. Pasalnya, kata dia, siswa yang belajar di rumah jauh dari pantauan guru. Begitu pula dengan orangtua siswa, mereka tidak selalu bisa memantau karena bekerja atau ada aktivitas lain.
“Belum lagi ditambah beberapa siswa yang memiliki kesulitan akses internet dan/atau peralatan pembelajaran daring,” keluhnya. Selain itu, lanjut Syarif, para guru mengungkapkan mereka kesulitan mengontrol belajar siswa karena hanya dapat berkomunikasi secara daring.
Para guru juga kesulitan mendapatkan bahan ajar lengkap pada materi tertentu yang dapat ditempatkan di LMS.
Para orangtua, kata Syarif, mengeluhkan kondisi belajar daring tersebut. Orangtua menyebutkan, anaknya tidak mendapatkan pembelajaran yang cukup, sehingga tingkat kepuasan mereka terhadap sekolah menurun.
Blended learning Syarif mengatakan, untuk menjawab persoalan hambatan belajar yang pelik, pihaknya mengevaluasi diri.
“Hasilnya, kami menemukan, permasalahan utamanya sebenarnya ada dalam pola pikir kami dalam melaksanakan pembelajaran daring. Kami masih memakai pola pikir pembelajaran tatap muka normal dalam pembelajaran daring,” katanya.
Dia menilai, pihaknya masih menganggap guru adalah kontrol utama pembelajaran dan orangtua atau keluarga di rumah hanya sebagai pemantau. “Kami masih menganggap pembelajaran sebagai proses transfer materi sebanyak-banyaknya. Kami juga masih menggunakan teknik pengajaran tatap muka saat pertemuan daring,” katanya.
Oleh karenanya, kata dia, pihaknya memerlukan perubahan pola pikir dan merancang pembelajaran tiga blended learning plus yang efektif untuk memaksimalkan proses pembelajaran daring atau hibrida.
“Kami lantas melakukan tatap muka terbatas bagi siswa yang kesulitan akses internet dan/atau peralatan pembelajaran daring,” katanya. Syarif menjelaskan, konsep blended learning plus pertama yang dikembangkan sekolahnya adalah membangun sinergi antara sekolah, siswa, dan rumah.
Lewat sistem ini, proses pelaporan kehadiran dan capaian belajar siswa dilakukan secara rutin. Setiap guru juga melakukan pendataan presensi dan hasil penugasan kecil untuk mengukur capaian belajar siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Hasil pendataan ini dikumpulkan dan direkapitulasi wali kelas untuk dilaporkan ke orangtua melalui grup aplikasi percakapan daring.
“Hal ini dilakukan setiap hari, sehingga orangtua dapat melihat perubahan capaian pembelajaran siswa,” ungkapnya. Bila ditemukan ketidakaktifan atau kesulitan belajar, lanjut Syarif, wali kelas langsung melakukan konfirmasi ke orangtua untuk dicarikan solusi.
Kemudian, konsep blended learning plus kedua adalah membangun pembelajaran yang esensial. Guru melakukan pemetaan materi pembelajaran yang esensial dan sampingan untuk siswa. Proses pembelajaran diutamakan untuk penguasaan materi esensial dan materi sampingan yang digunakan sebagai pengayaan bagi siswa. Selanjutnya, konsep blended learning plus ketiga adalah membangun pembelajaran yang relevan, kaya, dan menarik.
Ilmu Pendidikan
Dipublikasikan oleh Admin pada 28 Februari 2022
Pengembangan profesional berkelanjutan (bahasa Inggris: Continuing Professional Development) merupakan proses pengembangan profesionalitas yang direncanakan dan dijalankan oleh individu itu sendiri. Perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan membuat seseorang dapat melihat pengembangan karier dirinya dari sudut pandang yang lebih luas dan menantang individu tersebut untuk dapat membuat refleksi dan penilaian terhadap karier yang telah dijalani karena pada dasarnya setiap individu bertanggung jawab untuk dapat mengembangkan profesionalitasnya sendiri.[1]
Kebutuhan akan pengembangan profesional berkelanjutan didasari oleh pemikiran bahwa jaminan jangka panjang pada pekerjaan setiap individu tidak terletak pada organisasi tempat bekerja, namun lebih kepada tuntutan bahwa setiap individu harus memiliki pembaruan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman. Oleh karena itu, pengembangan profesional berkelanjutan menuntut adanya rasa ingin tahu yang tinggi akan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman baru dari setiap individu tersebut.[1]
Prinsip Dasar
Pengembangan profesional adalah proses berkelanjutan yang dilakukan sepanjang masa karier individu. Proses pengembangan tidak mungkin dilakukan sekali waktu pada awal karier, namun harus terus dilakukan secara kontinu. Saat ini perkembangan ilmu dan teknologi tidak terbatas dan makin terus berkembang sepanjang waktu, seperti hal tersebut, keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman juga harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis.[1]
Setiap individu bertanggung jawab untuk mengatur proses pengembangan dirinya dan wajib menetapkan kebutuhan pembelajaran yang ingin diraih, serta cara untuk memenuhi untuk kebutuhan tersebut. Masing - masing individu tidak memiliki batasan untuk menetapkan mimipi yang ingin diraih.
Hal yang sering menjadi penghambat yaitu terkadang telah ada pola yang terbentuk untuk melakukan sesuatu sebagaimana hal tersebut telah ditetapkan dan tidak terpikir untuk melampaui batasan, menciptakan inovasi baru, serta menetapkan jalur unik untuk mencapai tujuan.
Memiliki perencanaan pengembangan berkelanjutan dapat menuntun kita untuk aktif melangkah melakukan hal - hal baru supaya dapat mewujudkan mimpi yang telah ditetapkan. Pada saat awal karier, ada kemungkinan individu tidak mengetahui pilihan karier yang akan diambil karena cenderung mengikuti bentukan dari lingkungan seperti sekolah dan keluarga.
Mengetahui kebutuhan pembelajaran untuk pengembangan profesional berkelanjutan dapat membuat secara perlahan individu sadar akan apa yang dikehendaki dalam karier serta cara pilihan apa yang mungkin dapat dipilih.[1]
Keuntungan
Belakangan ini, manajemen organisasi semakin menyadari pentingnya pengembangan profesional berkelanjutan dikarenakan hal ini dapat menjaga motivasi individu untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman sehingga dapat membantu untuk membuat perencanaan karier individu di masa yang akan datang.[1]
Ilmu Pendidikan
Dipublikasikan oleh Admin pada 28 Februari 2022
Pendidikan Sepanjang Hayat adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia.[1] Tujuan Pendidikan Seumur Hidup yaitu mengembangkan potensi manusia secara optimal dan menyelaraskan pendidikan wajib belajar dengan pengembangan kepribadian manusia.[2]
Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan pada lingkungan rumah tangga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.[3] Melalui proses Pendidikan Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, serta mampu mengikuti perkembangan masyarakat dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang.[4][5]
Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat dipahami sebagai sebuah konsep yang menyatakan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia. Pendidikan Sepanjang Hayat bermakna bahwa di sepanjang kehidupan, manusia akan selalu membutuhkan proses pendidikan.
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat ini merupakan jawaban atas beragam bentuk dan variasi perubahan sosial dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[1] Pendidikan Sepanjang Hayat mencakup konsep pedagogi dan andragogi.[6]
Oleh karenanya, pendidikan diperoleh melalui pengalaman-pengalaman kehidupan yang telah dijalani. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan berlangsung sejak manusia dilahirkan hingga ia meninggal dunia.[2]
Pendidikan Sepanjang Hayat didasarkan pada pemikiran yang ditinjau dari aspek filosofis, psikofisis, sosial budaya, ekonomi, politik, dan aspek tekonologi. Dasar pemikiran ini menjadikan Pendidikan Sepanjang Hayat sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan manusia.[3]
Dorongan untuk belajar sepanjang hayat telah dijadikan sebagai suatu kebutuhan. Kenyataan hidup sehari-hari memperlihatkan bahwa manusia belajar sepanjang hidupnya, meski dengan cara dan proses yang berbeda-beda. Proses Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal.
Pelaksanaan Pendidikan Sepanjang Hayat berlangsung di lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan dan dalam lingkungan masyarakat.[4]
Tujuan
Tujuan Pendidikan Seumur Hidup adalah untuk mengembangkan potensi manusia secara optimal. Selain itu, Pendidikan Seumur Hidup juga bertujuan untuk menyelaraskan antara pendidikan wajib belajar dengan proses pengembangan kepribadian manusia yang bersifat berubah-ubah.[2]
Penerapan
Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan pada lingkungan rumah tangga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tanggung jawab penyelenggaraan Pendidikan Sepanjang Hayat diemban bersama oleh keluarga, sekolah, dan pemerintah.[3]
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat sesuai untuk diterapkan pada kehidupan manusia dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat.[3] Pendidikan Sepanjang Hayat secara umum berlaku untuk semua manusia. Sedangkan secara khusus, Pendidikan Sepanjang Hayat dapat diterapkan dalam pendidikan baca tulis, pendidikan vokasi, pendidikan profesi, pendidikan inovasi, serta pendidikan kewargenegaraan. [3]
Peran
Pendidikan Sepanjang Hayat memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk belajar sesuai dengan minat, usia, dan kebutuhan belajarnya. Kesempatan ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk belajar di berbagai tempat dan kondisi. Kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan.
Pembelajaran Sepanjang Hayat juga dapat meningkatkan kebermaknaan seseorang dalam kehidupan dirinya, keluarganya dan lingkungan masyarakatnya. Seseorang menjadi pribadi yang memiliki kemampuan untuk menjadi diri sendiri, bersikap mandiri, serta memiliki tujuan hidup yang jelas dan terarah.
Kebermaknaan ini berdampak pada sikap dan perilaku serta harapan yang lebih positif dari peserta didik bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Peserta didik menjadi pembelajar yang selalu optimis terhadap lingkungan dan masa depan.[6]
Melalui proses Pendidikan Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, serta mampu mengikuti perkembangan masyarakat dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang.[4] Pendidikan Sepanjang Hayat juga menjadi landasan berbagai usaha reformasi pendidikan, terutama pembaruan sistem persekolahan.[4]
Sumber: id.wikipedia.org