1. Pertanyaan dari Bapak Muhammad Arham
1) Apakah ada sanksi jika terjadi ketidaksesuaian dalam pengaturan tata kelola Proyek EPC, sehingga dapat menyebabkan proyek menjadi terhambat?
2) Pemilik adalah pengelola Manajemen Kontrak dalam hal Kontrak Ulangnya Relationship kepada Kontraktor EPC serta Manajemen Antarmuka, yang meliputi Manajemen Komunikasi, Koordinasi. Apa-apa saja yang terpenting dikelola oleh Pemilik, sehingga pengelolaan Manajemen mampu menangani kendala yang mempengaruhi lancarnya pengerjaan di lapangan dan terselesaikan tanpa terkendala?
Jawaban:
1) Dalam tata kelola EPC Project itu, kalau reward dan punishment itu sering berlaku, saya Alhamdulillah belum pernah mendapat punishment tapi selalu dapat reward sepanjang 20 tahun bekerja di EPC. Yang harus kita pertimbangkan benar-benar yaitu fokus bekerja, kita memiliki literatur untuk penjadwalan ini mungkin kita dari analisa, harga satuan, rencana anggaran biaya, dll kita detailkan dan hitung koefisien-koefisien indeks terhadap kebutuhan-kebutuhan resources, mungkin dalam per jam, bisa kita hitung sampai ke tukang-tukang sampai ke Manager erection itu ada analisanya, kita bisa membuat penjadwalan dari situ, itu secara yang normal. Tapi kita lihat ke lesson learn, Project yang sesuai, yang sama, diperbandingkan, kita analisis nanti sehingga kita mendapatkan waktu, mau waktu yang mana, jadwal yang mana, mau most likely atau optimistic atau pessimistic. Kalau kita menyampaikan secara optimistic dan kita akan bisa mencapai most likely itu nanti akan ada perubahan, ada selisih positif di situ. Biasanya manajemen-manajemen perusahaan EPC yang besar itu menghasilkan reward. Kalau sanksi ya tergantung, kesalahan, tingkat kinerjanya seperti apa itu itu nanti juga ada sanksinya diberikan, sanksi itu bermacam-macam tergantung aturan, kebijakan perusahaan dari manajemennya sendiri.
2) Contohnya komunikasi itu kita di masa awal biasanya di dalam meeting awal di Project tersebut, disitu alur komunikasi, jalur koordinasi, koordinasi searah, dua arah, verbal, oral, dll itu sudah disepakati di awal. Bagaimana client ke EPC Company, ke eksternal stakeholder, gimana ke vendor, gimana ke subcon, dll itu sudah diatur garis panduan, ada prosedur ada kebijakan, itu termasuk mengatur line communication.
2. Pertanyaan dari Bapak Muhammad Prima Jaya
1) Sebagai pemula dalam Tim Schedule, bagaimana caranya dalam menentukan durasi pekerjaan agar pekerjaan tepat sasaran?
2) Dalam mengontrol Jadwal Project, apabila ada jadwal yang molor semisal ada material atau bahan baku yang terlambat, bagaimana caranya agar jadwal penyelesaian Project masih tetap sesuai jadwal? Apakah harus dengan Metode Craching terus-menerus?
Jawaban:
1) Kita melihat dari analisa dan RAB, disana dari indeks-indeks koefisien, 1 meter kubik beton. Indeks koefisiennya untuk pengecoran, pembersihan itu adalah template. Kita bisa lihat dari template tersebut itu literatur, tapi untuk menajamkan itu kita bisa melihat lesson learn, kita tanya ke perusahaan kita ada atau tidak pekerjaan seperti ini yang dulu, berapa lama. Nanti kita compare, bandingkan, kurang lebih mana yang bagus, karena disetiap langkah tadi ada expertise, kita tanyakan ke orang-orang ahli dalam bidangnya untuk memvalidasi apa yang kita buat itu, secara literatur begini, secara praktisnya dilakukan lesson learn seperti ini terhadap expert seperti apa, itu langkah-langkahnya, bisa akan mendapatkan durasi-durasi pekerjaan yang sangat akan tepat Insya Allah.
Ada analisa dan RAB baca itu dahulu, kemudian coba bandingkan dengan proyek terdahulu atau lesson learn, bapak tabulasikan. Kemudian untuk bapak lebih yakin lagi bawa ke pakarnya, bisa pakar di internal maupun pakar di luar perusahaan.
2) Tetap Project itu diselesaikan, yang molor itu dihitung berapa kehilangan waktu berapa lama, berapa kebutuhan manhour setiap klasifikasi, setiap level tenaga kerja itu dihitung, bagaimana kita mengimprove, apakah di lemburkan atau penambahan alat, atau penambahan manpower. Seharusnya pekerjaan ini 1 minggu (7 hari), delay material itu di hari ke-4 berarti lost 1 hari, lost 1 hari ini bagaimana kita menginsert satu hari ini kedalam 3 hari tersebut, pasti akan mengimprove atau menaikkan jumlah volume alat dan tenaganya. Tidak menambah waktu ke belakang tetapi mengkompres, menaikkan, menambahkan resource maupun waktu pengerjaan, misalnya lembur, misalnya 2 jam, kalau resourch masih kurang banyak sampai 4 jam, itu bisa buat adjustable schedule.
Misalnya schedule normal 8 jam sehari, mungkin kehilangan 8 jam, 8 jam itu dibagi 3 hari berapa, kurang lebih anggap saja 3 jam harus ditambahkan jam kerja dengan resources yang sama. Tapi kalau tetap 8 jam harus ditambahkan jumlah resource-nya supaya produktivitas yang diharapkan sama, akhirnya di hari ke-4, ke-5, ke-6, ke-7.
Profil InstrukturDr.-Eng. Ir. Mairizal, ST., MT., IPU., CSO., ASEAN Eng.
Practitioner, Researcher, & Lecturer
Deskripsi Pemateri:
Education :
Bachelor Degree in Civil Engineering (Univ. Bung Hatta), 1995
Master Degree in Industrial Engineering (Inst. Sains & Tek. Nasional), 2016
Engineering Doctorate in Civil Engineering (Univ. Teknologi Malaysia), 2020
Experiences :
* University of Indonesia as Associate Lecturer
* Pamulang University as Lecturer & Researcher
* Universiti Teknologi Malaysia as Researcher & Asst. Professor
* Universiti Tun Hossein Onn Malaysia as Visiting Lecturer & Co-Supervisor
* Politeknik Negeri Malaysia as External Examiner
* Emerald Insight Publisher as Q1 Scopus Reviewer
* Malaysian Construction Research Journal as Q4 Scopus Reviewer
* Various positions in various companies since 1985