1. Pertanyaan dari Bapak Sofian Y.
Bagaimana mensiasati untuk full time dalam memulai Startup, tetapi di sisi lain masih memerlukan income karena belum memiliki modal awal dan sudah memiliki tanggungan keluarga (telat memulai Startup)?
Jawaban: Memang harus full time sudah pasti, makanya istilahnya bootstrapping, startup founder ini is a family commitment is not your commitment, so you need to commit by the whole family, karena tidak bisa di tengah-tengah sedang membuat startup tiba-tiba istri minta " Saya tidak mau kamu membuat startup lagi". Karena biasanya startup founders yang bagus-bagus itu dikejar oleh perusahaan besar, untungnya biasanya startup founder yang bagus itu tidak. Installer untuk kerja di Facebook, Google, dan perusahaan-perusahaan besar. Dia inspire untuk purposenya adalah memberikan dampak terhadap consumer di Indonesia.
2. Pertanyaan dari Bapak Hara Handita Arya Perdana
OTA atau Startup bidang Tourism adalah salah satu dari 5 besar. Bagaimana peluangnya untuk Tourism Tech ini dengan adanya pandemi yang paling besar terdampak adalah industri pariwisata? Apakah sebaiknya tetap bertahan di industri ini atau baiknya ke bidang usaha yang lain? Dan kapan perkiraan Tourism bisa Reborn kembali? Bagaimana minat investor untuk pendanaan di bidang ini?
Jawaban: Kalau reborn saya tidak tahu ini semua tergantung covid, kapan kita bisa solve covid ini. Saya lihat di Indonesia merupakan salah satu negara yang paling agresif melakukan vaksin. Ada service vaksin kepada praktisi tourism di Bali, kalau Bali bisa membuat jadi tempat yang bubble untuk bebas covid tentunya menurut saya akan booming tourism, karena orang-orang sudah siap untuk liburan lagi, tinggal timing-nya kapan. Inovasi baru harus diciptakan.
3. Pertanyaan dari Ibu Dini Antika
Bagaimana cara kita memulai atau membangun E-Commerce yang cepat berkembang pesat? Bagaimana cara mahasiswa seperti saya yang mungkin belum memiliki modal untuk memulainya?
Jawaban: Menurut saya dalam membangun startup modal itu bukan hal yang paling penting, yang paling penting adalah menciptakan produk, melakukan bootstrapping, itu juga bisa dilakukan pada saat di kampus sambil kuliah. Kalau kita lihat para successful start up founders di dunia banyaknya yang drop out dari kampus, bukannya saya recommend tetapi semua itu memungkinkan. Tetapi saya jujur tidak ada yang cepat, ada proses, yang penting efisiensi bukan cepatnya. Tidak ada yang instan di dunia ini semua itu proses.
4. Pertanyaan dari Bapak Marcus Togi Fedrian Rifaldi Sinaga
Bagaimana potensi akan diterapkannya regulasi oleh pemerintah terkait pendanaan kepada Startup yang berkembang? Apakah akan berdampak negatif atau tidak terlalu berdampak bagi perkembangan tersebut?
Jawaban: Setahu saya tidak ada suatu aturan baru mengenai investasi di Indonesia. Mungkin pemerintah pro startup dan juga pemerintah pro untuk start up mendapatkan investasi asing. Untuk mendapatkan dari luar untuk sandi Indonesia itu baik sehingga perusahaan bisa berkembang, bisa menciptakan produk, menyerap tenaga kerja, ini bagus dan pemerintah support hal tersebut.
5. Pertanyaan dari Ibu Frieda Haryani
Mohon saran untuk generasi Alfa yang sekarang ini School from Home. Mereka kurang interaksi tetapi lebih melek Gadget, tetapi tidak suka berproses dan serba instan, tetapi Like of Learning. Internet Addiction yang bisa diarahkan ke pembelajaran yang positif dan bisa generate minat anak-anak. Apakah peluang AI untuk 3D Learning bisa di Indonesia, tetapi internet Indonesia mahal di UK mulai ada riset internet dengan gelombang cahaya agar lebih murah?
Jawaban: Kita tidak bisa membandingkan di Indonesia dengan di UK, secara negara kita negara yang berkembang. Kalau kita ngomongin spec internet, Indonesia kita levelnya masih penyebaran internet akses dahulu. Sebenarnya saya dengan kominfo lagi ada program untuk implementasi 5G itu akan dilakukan di Danau Toba untuk startup yang bisa bantu mengembangkan aplikasi yang diperlukan 5G.
AI 3D Learning juga menarik, itu membutuhkan high spec internet. Walaupun hanya bisa dilakukan oleh beberapa daerah saja yang nanti di launching 5G. Itu untuk distance learning yang lebih interaktif, tourism lebih interaktif.
6. Pertanyaan dari Ibu Dewi Rahmawati
Bagaimana cara kita bisa yakin bahwa kita menjalankan usaha? Karena, terkadang masih memiliki rasa takut rugi atau takut tidak ada yang beli karena saingannya sekarang begitu banyak. Bagaimana cara kita agar yakin kepada tim kita bisa bekerja sesuai target? Karena, satu sisi ingin usaha kita Autopilot tetapi aktualnya orang yang kita percaya belum bisa memenuhi target yang kita inginkan.
Jawaban: Mindset nya jangan takut rugi, kita mau menciptakan hal yang baru. Quote Dahlan Iskan" semua orang memiliki saldo gagal, habisin saldo gagal itu, kalau saldo gagalnya tidak habis-habis tidak akan menjadi sukses". Memang harus melewati dan itu proses pembelajaran semua ada proses pembelajarannya jadi jangan takut.
Culture is very important, di mana culture itu mindset penting sekali terutama di startup awal. Semua start up besar itu CEOnya masih mengerjakan banyak hal dan itu hal yang wajar.
7. Pertanyaan dari Bapak Tri Anugrah
Seperti Sayurbox dan lain-lain, kebetulan sebentar lagi kami akan launching. Langkah apa yang harus kami lakukan ketika launching agar orang lain dapat tertarik kepada kita?
Jawaban: Menurut saya launchingnya cari cara yang paling gampang, jangan pasang iklan. Target audiens nya siapa, Siapa yang sebenarnya mau beli Apakah ibu-ibu muda atau apa. Dan itu kita membuat segmen of Persona yang penting, setelah itu coba. Karena banyak orang simplified personal, misalnya target ibu-ibu sebenarnya ibu-ibu itu banyak, ibu-ibu seperti apa, harus tambah didalami kalian bisa membuat Persona Persona lalu tes. Dari situ mana Yang produk marketnya paling cepat, dan coba dan coba lagi. Jadi jangan terlalu terobsesi mau ribuan, pasang iklan di Facebook, coba dulu seperti itu, sudah dapat personanya, bertemu dengan komunitas yang lebih besar, iterasi harus cepat jangan kelamaan. Kalian harus bisa literasi dalam 2 minggu, dalam 2 minggu kalian sudah menyiapkan fitur baru, dan seperti itu seterusnya. Kalau misalnya untuk mengeluarkan launching saja perlu 2 bulan something wrong with the process, It's too long. Titrasi itu kuncinya tambah pendek, cepat untuk mengoptimisasi apa yang di lapangan tidak jalan.
8. Pertanyaan dari Ibu Ananda Elsya
Lihat kendala dari pasangan yang akan menikah untuk musikan undangan fisik karena menghabiskan banyak waktu dan biaya, terutama biaya transport. Dari masalah tersebut saya akan membuat Wedding Online Invitation. Menurut Bapak, dari kasus tersebut strategi apa yang saya bisa siapkan selain pendanaan?
Jawaban: Launching, coba di pasar, ini masih asumsi atau ide, sedangkan poin 99,999% itu eksekusi. Jadi harus launching, asumsi kita itu harus dibuktikan di pasar. Coba starting from small dulu saja, ada tidak iterationnya, pasti akan terlihat kalau product-market nya lagi akan naik, Coba dari 10 orang kemudian naik ke 20 orang, ke 30 orang, ke 50 orang, 100 orang, 1000 orang.
9. Pertanyaan dari Ibu Retno Puspitasari
Saya ingin menanyakan untuk mendesain Startup baru, berapa persentasi yang harus dibuat per masing-masing terkait pembagian profit dan biaya pembuatan Modul dan SDM? Bagaimana cara menghitungnya?
Jawaban: Menurut saya yang sewajarnya saja mereka mendapat proper, lihat saja salary mereka di market berapa. Kalau Ternyata kita kasih gaji lebih kecil tandanya harus di cover oleh potensi profit tadi, tinggal di hitung kira-kira untuk mencapai ini perlu berapa transaksi. Jadi performance base saja.
10. Pertanyaan dari Ibu Unika Mandala
Bagaimana agar kita bisa didanai sebagai Startup?
Jawaban: Harus tunjukan dahulu produk kita.
11. Pertanyaan dari Bapak Zainal Santoso
Soal produk Market Fit, One Day Customer Behavior pasti berubah. Saat kita buat Strategic Map, seberapa besar kita harus In Line dengan Customer Behavior ini untuk Long Term? Apakah Customer Behavior ini In General atau Spesifik, terutama dalam mengajukan pendanaan? Apakah hal ini masuk dalam strategi utama?
Jawaban: Sebetulnya kalau bicara tentang perubahan terlihat dari attraction product-market kita di consumer engagement. Jadi kalau misalnya ecommerce Berapa banyak aktif user bulanan kita, dari total user misalnya 100 yang aktif berapa persen, itu yang kita monitor terus. Dan tambah sering kita monitor misalnya daily tambah baik. Misalnya menjual barang galon itu belanja tiap minggu, Kalau sayur baru harian. Kalau sayur kita set 3 minggu dia dalam seminggu belanja 3 kali, itu disebut aktif dan harus kita monitor terus. Di tim startup itu ada yang namanya daily target, hal detail is the work, dari situ kita bisa lihat memonitoring. Kalau kita sudah bisa memperlihatkan growth yang bentuknya seperti stick Hockey week to week, tandanya sudah dapat product market Fit. Kalau notnya flat tandanya harus terus melakukan iterasi sehingga mendapatkan produk market Fit.
12. Pertanyaan dari Bapak Haryanto
Ada channel untuk mencari Funding atau investasi secara online, bahkan bisa melakukan Pitching secara online? Mungkin agar lebih mudah dimengerti, konsep Channel Funding yang saya maksud mirip seperti konsep pencarian kerja, LinkedIn atau Job Street, di mana Job Seeker yang membuat profilnya sendiri ada kalanya Job Seeker mencari kerja dan ada pula yang di over oleh company.
Jawaban: Profile yang paling penting adalah investor mengetahui profile user-nya karena resikonya sangat besar. Kalau di dunia banyak, kalau di Indonesia ada beberapa inkubator, yang paling aktif Telkom, investasi sampai 700 juta. Di luar itu kita sendiri juga bantu-bantu program seperti di kominfo ada Startup Studio Indonesia, tapi hanya di desain untuk yang sudah launching produk 3-6 bulan, disitu kita juga akan mereview. Ada channelnya startup studio Indonesia, kalau ada yang tertarik ada webnya untuk register batch kedua akan mulai bulan Maret, kita hanya akan memilih 15 startup.
13. Pertanyaan dari Ibu Maya
Teknologi merupakan hal kedua yang dibutuhkan dalam Startup. Hal utama adalah bagaimana Startup tersebut melihat market dan perputarannya. Apakah hal tersebut juga berlaku untuk Startup untuk B to B?
Jawaban: Sama saja, B To B, B to C hanya bisnis model.
14. Pertanyaan dari Bapak Wawan Kusdiana
Apa tips untuk mahasiswa agar bisa memulai usaha di bidang Startup tapi tidak mengganggu akademik juga?
Jawaban: Siapkan waktu, yang paling penting satu yang Miss itu tidak menemukan masalah, kalau tidak menemukan masalah tidak perlu membuat solusi. Founder itu memecahkan sebuah masalah, cari masalah dahulu baru cari solusi nya dengan bisnis model.
15. Pertanyaan dari Ibu Fahma Fikyah
Berapa persentasi Startup yang berhasil dan yang gagal di Indonesia? Dan faktor apa yang paling menentukan dalam keberhasilan Startup?
Jawaban: Saya tidak pernah menghitung datanya. Menurut saya itu hal yang tidak penting untuk dipertanyakan, penting adalah kalau gagal bagaimana kita bangun lagi, iterasi lagi, karena ilmu yang ada disekolah itu ilmu teori. Ilmu yang ada di lapangan ilmu yang paling mahal. Faktor yang paling menentukan keberhasilan startup adalah produk market fit.
16. Pertanyaan dari Bapak Handita Arya Perdana
Kriteria atau kualifikasi minimal apa saja yang harus dipenuhi untuk orang produk pada Early Start?
Jawaban: Sebenarnya produk itu harus mengerti konsep seperti scrum supaya bisa iterasi. Indonesia tidak memiliki banyak produk buatan Indonesia jadi kita tidak punya banyak orang yang experience di produk. Tetapi menurut saya profile dari orangnya itu lebih penting, jadi orangnya orang yang sangat curious untuk menciptakan sesuatu Jadi bukan orang yang seperti pedagang, kalau pedagang kita beli barang harga 10 dijual 13. Kalau orang produk dia menciptakan fitur dan harus mengerti needs dari consumernya, Bagaimana meluncurkan produk tersebut, Bagaimana proses survey ke lapangan. Banyak belajar dengan orang produk Gojek, Tokopedia, kenalan di linkedin.
Profil InstrukturItalo Gani
Partner of Impactto
Deskripsi Pemateri: