[Tanya Jawab] Six Sigma untuk Industri Manufaktur
1. Pertanyaan dari Ibu Yasmizarti
Bagaimana dengan tahapan DMADV di industri manufaktur?
Jawaban dari Nara Sumber: Ada juga tahap DMADV, tahap desain itu kalau kita mau melakukan desain terhadap perubahan pada produknya maupun pada prosesnya, itu bisa kita pakai tahap desain. Jadi misalnya kita bisa memakai GFD ataupun memakai tools-tools desain perancangan produk seperti itu. Itu tidak kita bahas pada pertemuan hari ini DMADV, di tahap selanjutnya mungkin kita bisa bahas itu juga.
2. Pertanyaan dari Bapak Sahrudin
- Apakah mencari peta kendali P dapat atau boleh menggunakan PLM for Windows atau harus menggunakan air studio yang pertama?
- Dalam fase analisis selain menggunakan FMEA apakah boleh menggunakan cara lain misalnya menggunakan seven tools atau tools lainnya?
Jawaban dari Nara Sumber:
- Peta kendali itu bisa kita pakai excel biasa, memakai mini tab juga bisa, jadi pakai Ar juga sekarang sudah bisa, tergantung pada perusahaannya memakai apa softwarenya.
- Sangat boleh sekali, itu ada FMEA, kemudian ada 5W 1H, ada diagram YY, kemudian ada FTA, bahkan sekarang sudah bisa juga memakai data mining. Tadi saya beri contoh memakai asosiasi, itu juga untuk pengembangan metode seperti misalnya untuk penelitian tugas akhir mahasiswa, itu juga sudah dipakai data mining dalam tahap analisanya.
3. Pertanyaan dari Bapak Maulana
Dari example yang terjadi banyak operator menjadi faktor, apakah man boleh di highlight? Bukankah faktor di luar man seharusnya yang ditekankan?
Jawaban dari Nara Sumber: Itu tergantung kasusnya di perusahaannya apakah man-nya atau ada 5W 1H itu, bisa lima-limanya, bisa man-nya, bisa materialnya, bisa mesinnya, itu yang kita harus teliti justru. Apakah penyebabnya? Kalau man-nya bisa saja misalnya penyebabnya adalah karyawannya baru jadi memang belum terlatih, kalau memang penyebabnya itu kita beri pelatihan terhadap man-nya tersebut. Jadi justru harus diselidiki dulu itu sebenarnya apa yang jadi masalah kalau di situ, bisa juga memang mesinnya yang rusak, jadi mesinnya yang harus diservis. Bisa juga materialnya, misalnya memang tinta di sini sudah menggumpal, di sini operatornya kurang memperhatikan waktu pengisian tinta, misalnya material kertasnya yang bermasalah, berstruktur dan berdebu. Ini sebenarnya harus digali dari diagram fishbone tersebut.
4. Pertanyaan dari Bapak Iqbal
Apakah untuk menerapkan six sigma di perusahaan harus memiliki sertifikasi six sigma dari white belt sampai black belt? Kemudian sebagai awalan untuk mengukur six sigma di industri consumer goods bagaimana Bu?
Jawaban dari Nara Sumber: Itu idealnya, jadi memang ada sertifikasinya dan itu tidak murah juga serta tidak mudah juga untuk dapat sertifikasi itu, apalagi yang internasional. Kalau perusahaannya ada dana kenapa tidak, agar ujung-ujungnya adalah meningkatkan reputasi perusahaan. Dulu juga ada alumni kita yang dibiayai oleh kantornya misalnya LG, biayai sampai dia dapat green belt, itu project-nya juga di kantornya. Jadi memang mendapat sertifikasi itu dia harus menerapkan project six sigma tersebut di perusahaannya. Ada yang sampai dapat sertifikasi tapi kalau kita ingin menerapkan atau mencoba penelitian di six sigma itu tidak harus dapat sertifikasi, yang penting kita sudah tahu ilmunya dan kita bisa implementasikan.
5. Pertanyaan dari Ibu Lutfiah RA
Untuk six sigma ini apakah sudah mulai banyak diterapkan di industri manufaktur di Indonesia?
Jawaban dari Nara Sumber: Sudah banyak diterapkan di Indonesia hanya di Indonesia rata-ratanya baru sampai 3 sigma yang belum sampai ke 6 sigma. Memang masih berproses menuju perbaikan, bahkan waktu itu di India yang malah bisa sampai 6 sigma, itu distribusi makanan. Memang bisa kita berproses menuju ke sana kalau memang komitmen, intinya komitmen pemimpin perusahaannya agar membaik tingkat kualitasnya.
6. Pertanyaan dari Bapak Rizal Muhammad
Untuk nilai distribution shift 1,5 apakah itu nilai absolut?
Jawaban dari Nara Sumber: Ya betul itu ada di teorinya, jadi memang pergeseran satu setengah sigma itu dibolehkan untuk di 6 sigma, jadi tidak hanya yang CP, CPK-nya sama dengan 2 tapi juga termasuk toleransi satu setengah sigma, ini masih dianggap sebagai 6 sigma.
7. Pertanyaan dari Bapak Odi Hidayat
- Izin bertanya mengenai jumlah n pada proses kaizen. Berapa jumlah minimal dari proses n sehingga meyakinkan bahwa kaizen tersebut dinyatakan oke?
- Selama ini saya juga beberapa kali magang di beberapa perusahaan, jadi memang dari beberapa teman-teman yang magang sudah meyakinkan bahwa suatu kaizen tersebut yakin dan dinyatakan oke, tetapi dari atasan tetap mau melakukan itu berulang kali dan yang kemarin itu terjadi di perusahaan minimal 30, tapi dari Ibu tadi 20 mungkin karena dilebihkan ya Bu? Karena mungkin lebih banyak lebih meyakinkan, apakah seperti itu?
Jawaban dari Nara Sumber: Mungkin SPC maksudnya peta kontrol n-nya, biasanya itu 20, minimal kita ada 20 data untuk membuat peta kontrolnya.
- Sebenarnya juga tergantung pada kebijakan perusahaan, kalau perusahaannya yang meminta 30 itu sah-sah saja karena itu kebijakan perusahaan. Hanya teorinya itu 20, sudah cukup 20 hari itu misalnya kita mau pengamatan data terhadap data yang kita proses.
Profil InstrukturDr. Ir. Rina Fitriana, S.T., M.M., IPM, ASEAN Eng.
Dosen Teknik Industri Universitas Trisakti
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
(2008 2013) Doctoral Degree Bogor Agriculture University, Agriculture Industrial Technology
(1999 2000) Magister Management at PPM Graduate School of Management
(1994 1998) Bachelor of Industrial Engineering , Trisakti University Jakarta
Pengalaman Kerja
(2020) Consultant Industrial Expert Staff at Kawasan Industri Aceh Ladong in PT. Sucofindo
(2020) Consultant Industrial Expert Staff at Master Plan Kawasan Industri Kawasan Ekonomi Khusus
Bukit Asam in PT. Taram and PT.Indokoei Internasional
(2019) Consultant Industrial Expert Staff at KPBU Research di PT. Taram
(2017) Head of Industrial Engineering Department Trisakti University
(2014) Secretary of Industrial Engineering Department Trisakti University
(2015 now) Trainer of Certified Business Intelligence Association (CIBIA)
(2015) Certified Business Intelligence Association (CIBIA) From PASAS
(2016) Certified Business Intelligence Proffessional (CIBIP) From PASAS
(2013) Desertation : Business Intelligence System Development for Dairy Agroindustry