1. Pertanyaan dari Bapak Hendra
Kalau BBM Industri harganya itu fluktuatif sebulan ada 2 periode, bagaimana cara estimasi kenaikannya untuk proses Tender yang Include Fuel?
Jawaban: Tender tentunya pasti termasuk biaya pengoperasian. Kalau bagaimana caranya, sepengetahuan saya kita harus tetap mengikuti kenaikannya itu berapa, jadi kita memiliki range sebenarnya, artinya range harga saat ini dan biasanya kenaikannya berapa persen, ada kenaikan fluktuatif sebulan, tapi dikatakan tadi ada dua periode, itu kenaikannya berapa?. Lalu kita pertimbangkan proyek yang akan kita lakukan itu proyeknya berapa lama, kalau proyeknya misalnya tidak terlalu lama, peningkatannya tidak terlalu besar, kita bisa tambahkan sekian persen saja, kemudian biasanya meningkat, tapi kita tambahkan sekian persen seharusnya tidak terlalu masalah. Namun kalau proyek kita ini jangka panjang panjang, sementara kita harus melakukan penawaran saat ini, tentu itu yang harus kita pertimbangkan adalah berapa persen biasanya terjadi kenaikan yang fluktuatif tadi. Itu kembali lagi kita lihat dari bagaimana mengestimasinya, mengestimasi kenaikan BBM tentu kita harus melihat periode proyeknya sebenarnya berapa lama.
2. Pertanyaan dari Ibu Ayu Ratna
Untuk perhitungannya metode biaya waktu dan metode biaya investasi tahunan rata-rata, mana yang harus didahulukan perhitungannya?
Jawaban: Sebenarnya tidak ada mana yang harus didahulukan, itu preferensi, setiap perusahaan memiliki preferensi dan kalau kita lihat umumnya metode biaya waktu itu selalu lebih tinggi daripada investasi tahunan rata-rata. Kita mau preferensi yang biayanya tinggi atau supaya kompetitif, itu preferensi dari masing-masing perusahaan. Dan sebenarnya kalau kita lihat dari apa yang di dalam rumus tadi, komponen yang paling penting itu adalah menentukan tingkat biaya modalnya. Perusahaan itu ingin pengembalian modalnya itu berapa persen. Perbedaan persentase itu sama digunakan di dua metode itu, artinya bisa saja perusahaan itu menetapkan tinggi tetapi kalau dia presentasinya tinggi otomatis nanti mempengaruhi biaya penawarannya juga menjadi tinggi. Kalau tinggi mau menggunakan dua metode tadi itu, contoh ilustrasi yang tadi saya sampaikan cuman tidak terlalu jauh bedanya, kecuali nanti volumenya banyak tentu menjadi besar. Yang penting bagaimana perusahaan itu menetapkan tingkat biaya modalnya.
3. Pertanyaan dari Bapak Yusradi Tajudin
Berapa nilai sisa untuk sektor pertambangan?
Jawaban: Kalau saya lihat pertambangan sebenarnya pekerjaan berat dan itu relatif terus-menerus. Jadi kalau kita mau melihat nilai sisa kita lihat dari persentase tadi. Katakanlah kalau pertambangan tidak mengikuti peraturan PUPR, tapi kita bisa gunakan yang tadi 5 sampai 20%, apakah pekerjaannya ekstensif atau tidak, nilai sisa itu dilihat dari sana. Kalau di dalam pertambangan alat itu bekerja dengan sangat ekstensif, tentu nilai sisanya akan menjadi lebih kecil.
4. Pertanyaan dari Robby G.M.
Ada Spread Sheet Excel nya dari rumus-rumus itu?
Jawaban: Tadi saya ada memberikan rumus, A = .... .Untuk mencari nilai A itu bapak ibu bisa menggunakan Excel, caranya adalah gunakan fungsi PMT. Ketika di dalam fungsi PMT itu digunakan, nanti ditanyakan berapa periode nya, masukkan umurnya, lalu ditanyakan persennya berapa (8% atau 5%, dan sebagainya), lalu Berapa nilai P nya, dan nilai F nya. =PMT (masukkan %, n, p, lalu kalau mau mencari nilai tahunan dari nilai awal masukkan Pnya, kalau mau langsung sekalian masukan Fnya yaitu nilai sisanya), kalau hanya mau dari nilai sisanya berarti, ketika memasukkan nilai P nya dikosongkan saja.
5. Pertanyaan dari Bapak Aluddin
Bagaimana cara menentukan tingkat biaya modal pada Rumus Depresiasi?
Jawaban: Seberapa cepat Bapak ingin modalnya kembali, semakin tinggi kita memberikan tingkat sebenarnya, pengembalian modalnya akan semakin cepat, namun risiko yang kita hadapi adalah biaya yang keluar per jamnya akan tinggi sehingga kita akan menjadi tidak kompetitif. Bisa jadi jam kerja itu, saya jarang proyeknya jadi supaya modal saya itu kembali saya tinggikan saja, mungkin ada yang berpendapat seperti itu, hanya yang harus kita perhatikan dalam menentukan berapa tingkatnya, apakah tingkat itu tetap bisa kompetitif dalam melakukan penawaran.
Profil InstrukturDr. Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc
Dosen Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Universitas Agung Podomoro
Deskripsi Pemateri:
PENDIDIKAN FORMAL
2006-2011 Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
Doktor, Manajemen Rekayasa Konstruksi pada Program Studi Teknik Sipil
1996–1997 Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia, USA
M.Sc., Construction Engineering Management pada Civil Engineering Department.
1988–1993 Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
ST., Jurusan Teknik Sipil.
PENGALAMAN KERJA AKADEMISI
Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Indonesia 2015-Sekarang
2016-2017 Wakil Rektor bidang Administrasi Akademik
2015-2017 Ketua Program Studi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
2015-Sekarang Dosen tetap Program Studi D4 Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
2019-Sekarang Kepala Bagian Administrasi Akademik
2019-Sekarang Kepala Bagian Pusat Pengembangan Pembelajaran
Universitas Bakrie, Jakarta, Indonesia 2012-2015
2012-2015 Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan
2012-2015 Dosen tetap Program Studi S1 Teknik Sipil
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia 2007-2010
Dosen tidak tetap Program Studi S1 Teknik Sipil
Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia 1998-Sekarang
1998-2012 Dosen tetap Program Studi S1 Teknik Sipil
2002-Sekarang Dosen tidak tetap Program Studi Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Konstruksi
PENGALAMAN KERJA STRUKTURAL
Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Indonesia
2016-2017 Wakil Rektor bidang Administrasi Akademik
2015-2017 Ketua Program Studi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
2019-Sekarang Kepala Bagian Administrasi Akademik
2019-Sekarang Kepala Bagian Pusat Pengembangan Pembelajaran
Universitas Bakrie, Jakarta, Indonesia
2012-2015 Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan KEANGGOTAAN ASOSIASI
Ikatan Quantity Surveyor Indonesia 2017-Sekarang