1. Pertanyaan dari Andriani
Di slide 21 disebutkan pada langkah kelima, estimasi luas lantai adalah perbaikan dan evaluasi. Pertanyaan saya, apakah ada parameter untuk mengukur efisiensi dari layout yang ada?
Jawaban: Melihat perbaikan kesedian dengan luas atau denah yang disediakan, tentu saja kalau dikatakan efisiennya. Penggunaan ruang juga berapa besar. Kedua pengembangan ekspansi di masa yang akan mendatang. Pasti ada pembatasan mengenai denah atau luas lantainya. Dikatakan mana yang paling baik tentu saja utilitas 100% paling bagus dan biaya kontruksi yang harus disiapkan untuk penambahan luas wilayah.
2. Pertanyaan dari Chicha Nuraeni
Apa ada rekomendasi literatur untuk layout pabrik bahan kimia/kosmetik/farmasi, Pak?
Jawaban: Kimia memiliki plan layout di internet tentang perpipaan. Proses plan dan pipe plan memiliki e-book.
3. Pertanyaan dari Muhammad Rais Raafi
Apakah untuk penentuan layout kerja ini berkaitan dengan alur produksi yang akan diterapkan? Dan bagaimana penentuan untuk allowance-nya seperti apa? Karena kita tahu bahwa ada beberapa jenis alur produksi, seperti Alur Produksi Z, O, dan U yang umum digunakan.
Jawaban: Penentuan luas dimulai dari work center, perancangan layout ada faktor lain 3: Aliran (Flow itu mutlak), Spacenya, dan Keterkaitan Aktivitas. Maka, secara keseluruhan akan menentukan luasnya. Perancangan layout dibatasi oleh lahan. Flow pada bentuk atau pattern atau pola aliran antar stasiun kerja. Flow akan mengikuti dari lahan yang tersedia. Apabila dibatasi kita akan menggunakan yang ideal garis atau L/S/W.
4. Dewi Safitriani (Politeknik Sinar Mas Berau Coal)
Apakah dalam menentukan station kerja dapat diimplementasikan di bengkel/workshop?
Jawaban: Tentu bisa. Siapkan peralatan yang sering digunakan diletakkan sedekat mungkin dekat tempat kerja. Secara cepat jarak yang diperlukan berapa. Cari dulu data yang digunakan berapa. Data yang digunakan di Indonesia.
5. Lintang Vilda (Universitas Sebelas Maret)
Bagaimana caranya untuk perbaikan/evaluasi perencanaan tata letak yang efisisen? Apakah menggunakan software rekomendasi Bapak?
Jawaban: Software yang digunakan menggunakan software buatan Pak Laksito. Kebanyakan software untuk membentuk jobs layout atau process layout menggunakan craft dan lain-lain. Untuk stasiun kerja sangat terbatas karena menggunakan ergonomi. Diusulkan merancang evaluasi lebih detail melihat manusia dan mesin.
6. Andry Setiawan
Untuk perhitungan area luas lantai, kenapa Rumus Operator Area itu berbeda ya? Apakah tidak ada standarnya?
Jawaban: Dasarnya dari data-data antropometri dan rumus-rumus yang digunakan menghitung jarak dan sebagainya, sehingga dihasilkan luas normal dan luas maksimum. Maka, di sini digunakan dasar antropometri karena adanya perbedaaan ukuran manusia tiap ras dan lain-lain.
7. Muhammad Dzaki Alauddin (Universitas Sebelas Maret)
Apabila perusahaan memproduksi beberapa produk, bagaimana menentukan patokan dalam menentukan tata letaknya?
Jawaban: Menentukan tata letak memerlukan data-data produksi. Dimulai dari 4 dasar. Mapping, perbandingan antara varian produk dan output produk. Varian lebih banyak dari output cenderung job shop layout. Sebaliknya, cenderung flow shop (varian continuous, dedicated, mix model, batch) tentukan dulu karakteristik seperti apa yang akan diambil. Mix model lini produksi hemat, dedicated lebih mudah. Bisa kita produk strateging-nya, flownya mau multi direction atau uni direction mau ke mana. Baru tentukan layout yang paling sesuai yang mana. Cenderung job shop dengan process layout, flow shop dengan product layout, dan batch dengan seluler. Namun harus melihat per case-nya lagi.
Profil InstrukturIr. B. Laksito Purnomo, S.T., M.Sc, IPM, ASEAN Eng, CSCA, CSCM
Dosen Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
• Sarjana Teknik Industri– S.T. ITB (1998)
• Master Manufacturing Management – M.Sc. University of Bradford, England, UK (2014)
• Insinyur – PSPPI ITB (2021)
Pekerjaan
Staf Pengajar, Departemen Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (2000 s.d. skrg)
Sertfikasi
• IPM dan Asean Eng. [PII]
• Certified Supply Chain Analyst [CSCA] – ISCEA
• Certified Supply Chain Manager CSCM – ISCEA
Organisasi:
• Institute of Industrial and System Engineering [IISE]
• Persatuan Insinyur Indonesia [PII]
• Perhimpunan Ergonomi Indonesia [PEI]
Pengalaman Proyek
• Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah for Any Indonesian Local Government Agencies
• Owner Estimate/HPS for Petrokimia Company, PJB Rembang
• Purchasing-Procurement Management for Bank Rakyat Indonesia, Panti Nugroho Hospital Yogyakarta
• Suply Chain Management for PT Pupuk Sriwijaya Company, PBJ Muara Karang
Dll.