[Tanya Jawab] Perencanaan Kapasitas Manufaktur: Instrumen Validasi Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Part 2)
1. Pertanyaan dari Bapak Indra Jacobalis
1. Jadi dalam kasus fabrikasi chat ada pertimbangan urutan warna cat untuk diproduksi, mulai dari warna putih lanjut sampai ke produk berwarna. Agar proses pencucian mesin dan limbahnya minimal, pertimbangan urutan warna ini diperhitungkan dalam lead time MRP atau CRP?
2. Jadi cat ini produksinya sifatnya batch order bukan continuous, dari batch ke 1 ke batch yang lain independen bukan merupakan bagian part, tidak ada hubungannya independen hanya saja untuk perpindahan warna, jadi kalau pindah dari warna putih ke yang agak gelap sampai terakhir warna hitam, nanti kembali lagi ke warna putih itu kita bisa meminimalkan proses pencucian mesin dan limbahnya menjadi minimal. Tapi kalau dari warna putih ke hitam, lalu kembali lagi ke putih lalu kembali ke hitam, itu nanti limbahnya menjadi banyak. Untuk meminimalkan limbah ini karena efisiensi limbah tapi dia bukan part number dari batch berikutnya.
3. Sebetulnya faktor utama saling bisa mengkontaminasi warna berikutnya, yang keduanya baru limbah.
Jawaban dari Nara Sumber:
1. Kalau routing yang umumnya ada input untuk CRP, tapi saya mau bertanya cat itu bisa dibalik tidak urutannya?
2. Kalau urutannya harus begitu karena efek dari urutan warna itu menghasilkan limbah, seperti routing tadi diurutkan karena urutan itu menentukan hal tertentu, artinya tidak bisa terbalik. Misalkan dari hitam ke putih, tidak bisa atau dari merah ke putih, bisa mungkin tapi limbahnya itu. Kalau memang harus begitu tentu diurutkan, jadi sudah dalam input yang ketiga atau kedua routing. Jadi diperlukan urutan yang definitif tentang pembuatan produknya tapi ini kimia, saya tahu persis kimia Apakah memang harus menghasilkan limbah? Atau kalau di balik warnanya apakah berbeda limbahnya? Yang saya tahu warna dicampur apapun kalau saya berpikirnya limbahnya sama tapi kalau urutannya berbeda dari putih ke hitam, Hitam Putih ternyata pencucian dan limbahnya itu berbeda. Sebenarnya bisa dibalik tapi karena limbahnya tadi jadi seperti itu.
3. Karena itu pertimbangan teknis saya kira harus dan itu mungkin menjadi urutan yang definitif, jadi jangan dibalik, kalau dibalik maka cacat. Itu bisa dipergunakan dalam penggunaan MRP di kimia. MRP itu lahir dari industri yang diskrit, tapi ada beberapa tulisan mengenai bagaimana MRP dipakai di industri yang sifatnya kontinyu, dengan keterbatasan tertentu bisa digunakan.
Profil InstrukturIr. B. Laksito Purnomo, S.T., M.Sc, IPM, ASEAN Eng, CSCA, CSCM
Dosen Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
• Sarjana Teknik Industri– S.T. ITB (1998)
• Master Manufacturing Management – M.Sc. University of Bradford, England, UK (2014)
• Insinyur – PSPPI ITB (2021)
Pekerjaan
Staf Pengajar, Departemen Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (2000 s.d. skrg)
Sertfikasi
• IPM dan Asean Eng. [PII]
• Certified Supply Chain Analyst [CSCA] – ISCEA
• Certified Supply Chain Manager CSCM – ISCEA
Organisasi:
• Institute of Industrial and System Engineering [IISE]
• Persatuan Insinyur Indonesia [PII]
• Perhimpunan Ergonomi Indonesia [PEI]
Pengalaman Proyek
• Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah for Any Indonesian Local Government Agencies
• Owner Estimate/HPS for Petrokimia Company, PJB Rembang
• Purchasing-Procurement Management for Bank Rakyat Indonesia, Panti Nugroho Hospital Yogyakarta
• Suply Chain Management for PT Pupuk Sriwijaya Company, PBJ Muara Karang
Dll.