1. Pertanyaan dari Bapak Retno
Saya dari pertambangan namun ada proyek pengerjaan jalan aspal. Ketika kita mau masuk ke aspal nanti, apakah prosesnya sama dilakukan tahapan-tahapannya atau tidak perlu lagi? Kalau lihat tadi ada beberapa lapisan sub course dan best course itu pertanyaan saya.
Jawaban dari Nara Sumber: Jadi sebetulnya tergantung pada salah satu contoh tentunya spesifikasi untuk jalan tambang agak berbeda. Jadi kalau jalan yang biasa untuk kendaraan di jalan tol atau mungkin di jalan lalu lintas beratnya memang spesifikasinya harus begitu, jadi ada tanah dasar lalu ada best course ada course dan ada lapis aspal. Itu sebenarnya harus dilakukan semacam desain terkait dengan ketebalan lapisannya yang nanti harus dimiliki dan yang harus dilakukan ketebalannya harus berapa di jalan tambang tersebut. Itu sebenarnya ada suatu standar untuk menentukan ketebalan dari kekerasanya, apakah memang dia harus langsung ke sub base atau bagaimana, jadi ada hal seperti itu. Ketebalan tadi itu dapat diketahui dengan kita melakukan dengan pengujian yang namanya CBR yang nanti akan saya jelaskan. Jadi nanti tanah dasarnya berapa dan nilai CBRnya berapa baru kita analisis berapa ketebalan dari kekerasan tersebut, apakah langsung atau tidak itu ada ketentuannya.
2. Pertanyaan dari Ibu Mia R B
Izin bertanya pak, jenis perkuatan apa yang paling efektif dan cocok untuk jenis tanah lempung clayshale? Terima kasih pak.
Jawaban dari Nara Sumber: Kita melakukan perbaikan tanah itu akan tergantung pada jenis tanah yang nanti akan ada, jadi tidak semua teknik perbaikan tanah itu akan cocok untuk suatu jenis teknik perbaikan. Misalnya tadi ada pertanyaan bagaimana untuk tanah lempung? Salah satunya adalah kalau umum dengan menggunakan semen disebut dengan namanya teknologi perbaikan tanah dengan semen. Tahapannya adalah seperti tadi, jadai material yang nanti akan diapakai untuk tanah yang akan diperbaiki kekuatannya adalah pertama tanah itu harus diperiksa berapa nilai batas cairnya, nilai batas plastisnya sehingga kita nanti akan mengetahui berapa nilai indeks batas plastisitasnya dan setelah itu kita harus melakukan uji kepadatan laboratorium, berapa nilai kepadatan maksimumnya dan berapa nilai optimumnya. Lalu kita mencoba membuat suatu campuran tanah yang dicampur dengan semen, jadi biasanya itu tanah lempung adalah dengan cara itu salah satunya dengan novariasi kadar semen yang berbeda, kemudian nanti campuran tadi diuji nilai CBRnya. Misal nanti kita riset mau berapa persen semennya tergantung dari dipilih berdasarkan kadar semen yang optimal untuk mendapatkan nilai CBRnya dengan maksimal. Bisa juga dengan kapur melalui tahapan yang sama.
Profil InstrukturIr. Dedey Drajat
Direktur MBT Training
Deskripsi Pemateri:
Alumni Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung (1989), Usia 59 tahun, saat ini bekerja di PT MBT Konsultan sejak tahun 1990. Memiliki pengalaman sebagai Tenaga Ahli pada Proyek Jalan dan Jembatan khususnya yang terkait dengan Penegendalian Mutu. Sering juga menjadi Tenaga Ahli untuk berbagai kegiatan dalam penyelidikan tanah pada proyek jembatan, bangunan gedung/ landasan dan bangunan sipil lainnya. Aktif pula memberikan tarining terkait dengan pengendalian untuk pekerjaan tanah, pekerjaan beton semen dan pekerjaan beton aspal semen berbagai macam instansi seperti Dinas–dinas PU di berbagai daerah di seluruh tanah air, Perusahaan-perusahaan BUMN, SWASTA, Asosiasi Perusahan dan Asosiasi Profesi.
Selain itu sering pula menjadi konsultan untuk memberikan training dan pendampingan dalam mempersiapkan suatu lembaga khususnya laboratoroium penguji bidang konstruksi untuk memeperoleh Akreditasi dari Komite Akrditasi Nasional (KAN).