1. Pertanyaan dari Bapak Boyke Simatupang
Apakah operating profit sama dengan EBIT?
Jawaban: Ya, operating profit sama dengan EBIT.
2. Pertanyaan dari Bapak Arjuna
Untuk kendaraan apakah tergantung kepada merk dan tahun keluarannya? Kendaraan tersebut bisa masuk ke aktiva lancar atau aktiva tetap?
Jawaban: Kalau digunakan untuk operasional masuknya bukan di penjualan.
3. Pertanyaan dari Bapak Ahmad
Kalau jasa angkutan barang dan penumpang kendaraan mobil masuknya ke mana?
Jawaban: Masuknya ke aset.
4. Pertanyaan dari Bapak Apriyanto
Kalau piutang bermasalah tidak dapat ditagih lagi, apakah termasuk aktiva lancar? Apabila piutang tersebut mau dihapuskan akan berpengaruh ke laporan keuangan?
Jawaban: Jadi kalau ada piutang tidak bisa ditagih kan nanti aktiva lancarnya jadi besar. Misalnya kalau sekarang mau di putihin, dihapusin pasti berpengaruh ke laporan laba rugi nya, nanti berpengaruh dicash nya juga, cash-nya juga jadi lebih kecil kemudian berpengaruh ke total asset keseluruhannya. Lalu di laporan laba rugi nya akan berpengaruh karena tidak sesuai dengan barang yang terjual nya, karena piutangnya tadi terlalu besar misalnya tidak bisa ditagih, nanti persentasinya berapa banyak utang yang tidak bisa ditagih, sebenarnya nanti itu ada indikatornya lagi.
5. Pertanyaan dari Bapak Hironimus
Kenapa sebelah kiri itu aktiva, sebelah kanan pasiva? Dari mana filosofinya?
Jawaban: Saya kira kira saja jawabnya tidak terlalu paham, mungkin kalau aktiva karena dia kegiatan perusahaan, perusahaan harus aktif membuat, perusahaan harus mengaktifkan itu semua supaya perusahaan berjalan dengan baik. Sementara pasiva itu kesannya pasif, tidak pasif juga, artinya itu uang sudah ada yang kita dapatkan, misalnya dari pinjaman, investor, itu sebenarnya uang oleh karena itu disebut dengan pasif, mungkin seperti itu.
6. Pertanyaan dari Bapak Hironimus
Dana hibah 50 juta dari Kemenparekraf masuk ke pasiva sebagai equity atau utang?
Jawaban: Kalau hibah bukan hutang, karena hibah tidak perlu dibalikkan, kalau hutang perlu dibalikkan. Itu bisa masuk ke dalam kategori laba ditahan karena keuntungan, kalau mendapat uang bersih tidak mesti diapa-apakan, nama aset saja. Masuknya ke neraca lebih jelasnya. Kalau tadi yang 50 juta jadi output atau produk, berarti masuk ke sana tapi secara tidak langsung ke penjualannya jadi nambah.
7. Pertanyaan dari (Tanpa Nama)
Merk itu ditaruhnya bagaimana perlakuannya? Bagaimana menilainya?
Jawaban: Pasti ditaruhnya di aset, menghitungnya itu ada evaluasinya sendiri-sendiri, jadi bagaimana menghitung evaluasi dari intangible asset, jadi kadang-kadang perusahaan punya sendiri untuk menghitung intangible asset nya dia, ada kadang-kadang perusahaan yang kita sebut overvaluation, perusahaannya begitu-begitu saja tapi dia meng-hargai barangnya itu tinggi sekali, itu adalah overvalue, dan itu juga perusahaan masing-masing. Perusahaan masing-masing memiliki kebijakan dia mau menghitungnya seperti apa. Ada banyak pilihannya juga, jenis-jenis valuasinya, selama valuasinya sudah pas dan harganya tinggi ya sudah.
8. Pertanyaan dari Bapak Herno Ricahyo
Dengan banyaknya parameter tadi, bagaimana trik untuk bisa cepat menilai suatu perusahaan dalam kondisi prospektif atau tidak dari laporan keuangan perusahaan tersebut yang biasa dilaporkan di koran atau media? Karena, informasi yang sangat lengkap sehingga buat yang awam agak rumit membacanya.
Jawaban: Tergantung perusahaan juga, industri memiliki karakteristik yang masing-masing. Jadi kalau misalnya saya bilang asetnya harus tinggi untuk perusahaan apa dulu. Perusahaan-perusahaan yang misalnya asetnya tinggi paling tidak kita harus menggunakan indikator sales dibagi aset atau keuntungan dibagi aset, kita bandingkan dengan perusahaan sejenis, atau kita bandingin dengan tahun yang lalu nya. Kalau yang paling gampang bisa dari asetnya dibandingkan dengan penjualannya atau dari keuntungannya. Jadi kita bisa melihat bahwa penjualannya memang aktif jadi perusahaannya aktif banyak jualan, dan asetnya memang besar. Kalau misalnya dari keuntungan berarti perusahaannya ini efisien, keuntungannya banyak, walaupun asetnya besar keuntungannya juga banyak. Return on asset, kaset itu kita bicara dari laba dibagi dengan asetnya atau penjualan dibagi dengan laba, indikator juga yang paling mudah itu melihat dari sana. Kalau kita misalnya mau melihat likuiditas, likuiditas harus kita ketahui apakah dia memiliki kecenderungan buat nunggak atau tidak, kalau misalnya kecenderungan buatmu nunggak berarti perusahaan nya tidak bagus tapi mungkin untuk yang awam dari asetnya dilihat, sales atau dari labanya.
9. Pertanyaan dari Bapak Syahnan Solin
Apakah aktiva dan pasiva harus sama?
Jawaban: Ya betul, harus sama. Kalau tidak, neracanya tidak bisa dilaporkan.
10. Pertanyaan dari Bapak Aldo Timotius
Kesehatan keuangan usaha yang ideal seperti apa?
Jawaban: Pada dasarnya indikator-indikator tadi harus bagus semua, tadi ada lima indikator harus dalam keadaan baik semua.
11. Pertanyaan dari Bapak Hironimus
PT. ABC dan PT. XYZ patungan fifty-fifty membeli satu gedung tanpa membentuk satu perusahaan baru. Bagaimana aset baru ini di masukkan ke dalam aktiva masing-masing perusahaan tersebut?
Jawaban: Saya kurang paham ini, asetnya juga bisa dibilang 50:50. Namun, tergantung penulisan atau pencatatan di akuntansinya seperti apa, ada aturannya sendiri.
12. Pertanyaan dari Bapak Arjuna
Mengenai arus kas di proyek, saya dari EPC Company. Itu kalau misalnya arus kas proyek itu di masukkan ke laporan keuangan perusahaan itu berapa bulan sekali? Kalau proyek itu misalnya sering ada kejadian ada tambah scope, ada suatu dinamika. Itu bagaimana ya?
Jawaban: Satu tahun saja cukup, setiap di akhir tahun (1 tahun sekali di akhir tahun saja) itu adalah laporan arus kas. Dalam satu tahun itu kita menghitung suatu kejadian dalam satu tahun itu saja, jadi arus kas yang masuk dan keluar dalam satu tahun itu saja. Kalau budget control nya bisa 1 bulan sekali, bisa lebih pendek periodenya, 1 tahun itu hanya untuk laporannya saja. Tapi kalau untuk budgetnya untuk anggarannya, ini sudah berapa banyak keluarkan, kemudian sudah melebihi budget atau tidak, itu memang bulanan ada kontrolnya ada timeline nya.
13. Pertanyaan dari Bapak Saiful
Apakah boleh laporan keuangan disajikan per kuartal?
Jawaban: Iya Pak, biasanya laporan keuangan itu per kuartal. Itu untuk perusahaan yang bagus sekali memang seharusnya per kuartal, jadi lebih punya informasi yang baik ke manajemen.
Profil InstrukturDr. Sinta Aryani, ST, MAIS, IPU
Dosen Teknik Industri Telkom University
Deskripsi Pemateri:
PENDIDIKAN
S1, Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, 1992
S2, Bisnis dan Ekonomi, Oregon State University, 2000
S3, Ilmu Manajemen, Institut Teknologi Bandung, 2021
PEKERJAAN
·Part-time Faculty at School of Business and Management, August 2016 – Now
·Full-time Faculty at Telkom University, January 2015 – Now
·New Business Starter/Owner: Bandung-Lembang, December 2009 – 2016
·Industry Advisor at SENADA Indonesia Competitiveness, a program funded project by USAID, Bandung-Jakarta, June 2007 - July 2009
·Relationship Manager at SENADA Indonesia, a competitiveness program funded project by USAID, Bandung, May 2006 - May 2007