1. Pertanyaan dari Siti Failasufa
Sebelumnya Bapak menyebutkan dalam inventory management, kalau kuncinya disiplin transaksi. Apabila transaksi tidak disiplin, apa yang akan terjadi? Apakah akan berpengaruh pada material planning?
Jawaban: Kaitannya dengan material. Tergantung data histori. Bayangkan 1 proses transaksi good issues merupakan consumtion, yaitu mengeluarkan barang dari gudang ke produksi. Pengeluaran barang itu secara tepat waktu, jadi di keluarkan transaksi juga. Tp ada juga user yang menumpuk kerjaan. Departement lain di dalam suatu perusahaan, bagian plannging.ERP nya lebih dulu, mengumpulkan running terlebih dulu. Sistem akan membaca tidak ada consumtion. Atau di tumpuk atau kebalikannya. Intinya apa yang menjadi data di situ bagaimana yang kita input. Kita memberika tahu consumtion ke sistem untuk dijadikan planning, data itu yang harus di jaga. Jadi kita menjaga kedisiplinan itu membantu unit lain menjalankan bisnis proses planning.
2. Pertanyaan dari Muhamad Jepri (Universitas Andalas)
Izin bertanya terkait Tabel MRP tadi, Pak. Jika leadtime produksi suatu barang = 1, apakah produksi tersebut harus dilakukan sebelum MPS sesuai leadtime (seperti Tabel MRP PEN yang Bapak contohkan) atau tetap diproduksi sesuai jadwal MPS, Pak? Bukankah jika produksi dilakukan sesuai dengan jadwal MPS, maka produk tersebut tidak sampai tepat waktu dengan permintaan konsumen, Pak?
Jawaban: itu memang disusun untuk hubungan dengan kebutuhan customer. Jadi kapan harus available. Ada delivery lead time pada bulan ke 5 harus available di bulan ke 5. Tapi itu tergantung dari lead time produksi. Jadi kalo lead time membuat produk itu 4hari. Harus di kerjakan 4 hari sebelumnya agar available. Menskinrkonkan running dengan available material dan capacity. Karena capacity ini terbatas. Kalau running capacity bisa dilakukan leveling. Leveling menyesuakian volume produksi. Dengan kapasitas. Disitu hasilnya apakah jadwal di undur atau ada kerja lembur. Intinya interaktif sistem harus dipantau terus, sedang memproduksi tiba tiba ada customer order harus di pertimbangkan juga harus di lepas atau dikerjakan. Kalau di kerjakan ada tidak capacity dll. Itu tantangan kerja di industri. Bagaimana sistem bekerja untuk proseskerja yang lurus, dalam kenyataan banyak variable nya. contohnya order dari customer tadi bisa liat safety stock nya berapa.
3. Pertanyaan dari Rico Managam Imanuel Siboro
Untuk Industri Make to Order, parameter apa saja yang harus diperhitungkan? Apakah tetap diadakan safety stock untuk material?
Jawaban: MTO sudah dilihat itu tidak ada kaitan dengan stok atau warehouse. Pabrik membuat berdasarkan pesanan. Misalkan kita beli pesawat selama tidak ada pesanan boing tidak akan membuat pesawat untuk di simpan atau stock.
4. Pertanyaan dari Ary Wicaksono (Umsida)
1) Apakah ERP dapat memaksimalkan penghematan biaya pada proses pengadaan/pembelian?
2) Apakah ERP dapat memaksimalkan perencanaan produksi? Apakah ERP dapat menghitung kebutuhan perusahaan?
3) Apakah ERP dapat mermalkan kebutuhan dengan tepat?
Jawaban: ERP sistem intergrasi, jadi memang konsep nya membalance kebutuhan produksi, procurement dan membalance availablity dari stock. Di jaga. Satu pemikiran di procurement dia menghemat. Karena vendor menawarkan diskon, makin banyak makin murah. Tp apa sesuai dengan yang dibutuhkan di produksi. Takut menimbulkan biaya di inventori. Jadi integrasi bagaimana mengorkestra antara procurement, produksi, dan inventory dalam satu integrasi. Bekerja bersama-sama.
5. Pertanyaan dari Eron Suwantra S.MI, MM
Bagaimana membuat sistem ERP, jika belum menggunakan software SAP? Di samping SAP software, alternatif apa yang sesuai?
Jawaban: Banyak, tidak hanya SAP. Ada oracle, baan, iris, yang kecil ada odoo. Tapi yang ditegaskan kita belajar konsepnya. Bagaimana software erp untuk menjalankan kebutuhan material, ini baru satu sudut pandang saja belum yang lainnya.
6. Pertanyaan dari B. Laksito Purnomo
ERP software versi apa yang sudah menggunakan Demand Driven MRP (DDMRP)?
Jawaban: Driven demand ada namanya EPO. Untuk simulasi ERP menggunakan software berdasarkan analisa-analisa forecasting tambahan nya.
7. Pertanyaan dari M. Rifqi (Universitas Pasundan)
Ketika saya magang di perusahaan sparepart kendaraan bermotor, pernah menemui kasus bahwa ada variansi/selisih pada data persediaannya di setiap bulannya. Pertanyaannya, bagaimana langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut agar di kemudian hari tidak terjadi lagi adanya variansi? Cycle count sudah dilakukan secara berkala, tapi masih terdapat variansi.
Jawaban: Pertama, memang stok opname. Di dalam sistem SAP yaitu bagaimana meningkatkan data quality mengcrosschek antara quantity yang ada di sistem dengan fisiknya. Itu langkah pertama. Itu pasti ada selisihnya.
Profil InstrukturIr. Sri Sardjananto, S.T, M.T., IPM
Praktisi ERP/SAP
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
S1, Sarjana Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung
S2, Magister Teknik Industri, Binus University
Certified : SAP Consultant MySAP SCM Procurement 4.6C , S0001944543
Project Experience