[Tanya Jawab] Lean Analytics for Data Driven Approach
1. Pertanyaan dari Bapak Myer Beni
Bagaimana agar value ke pelanggan tetap konsisten terbaik?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau misalnya kita lihat dari lean development ini sebenarnya mungkin tidak terlihat di sini, kalau berbicara tentang space atau ruang, kalau misalnya ruangnya benar, ruangnya itu sudah bersih dalam artian tidak ada lagi barang-barang yang tidak diperlukan seperti 5S barang-barangnya sudah bersih dan tidak diperlukan maka layout-nya itu akan senantiasa tetap tidak? Kita bisa membuat layout yang bagus atau tidak kalau ruangan kita sudah bersih. Jadi kalau misalnya persyaratan-persyaratan agar supaya prosesnya bagus adalah ruang yaitu sudah clear atau tidak ada, nanti bisa kita ukur dari sini ke sini, tetapi kalau misalnya ruangan itu masih ada benda yang lain, benda yang disimpan dan benda itu berpindah-pindah. Kalau kita bicara tentang yang paling mendasar tentang 5S, pertama benda itu harus dibuang, jadi yang tidak diperlukan harus dibuang, kalau yang tidak diperlukan tidak dibuang maka itu pasti mengganggu proses karena dia akan berada di situ dan memakan ruangnya, itu pasti akan terganggu. Kedua adalah waktu, kalau kita berbicara tentang menata kalau seandainya tempatnya berubah-ubah pasti waktunya tidak akan standar dan akhirnya ketika waktu itu tidak standar, sebagai contoh plastik, kalau material plastik yang warna putih itu tidak ada di tempat itu maka yang pertama akan kejadian adalah material plastiknya tidak termonitor, jadi kita tidak tahu kapan habisnya maka akan dapat laporan dadakan tiba-tiba habis, kita tidak akan pernah tahu kalau tidak tertata dengan baik, kita tidak akan tahu kondisi riil kira-kira materialnya ada berapa. Jadi kalau tempat materialnya sudah jelas dimana, kita akan tahu begitu materialnya sudah mulai habis, kita sudah bisa untuk melakukan pemasaran kembali atau di situ ada visual control, misalnya tempat material yang memakai karung, kita cat dindingnya misalnya, begitu karungnya dikeluarkan dindingnya berwarna merah misalnya maka saatnya untuk memesan material plastik itu kembali, jadi kalau itu berhasil kita kontrol yang paling sederhana saja 5S-nya berhasil kita kontrol kemudian penataan barangnya berhasil kita kontrol maka waktunya akan menjadi tetap, kalau waktunya makin tetap maka apapun yang terjadi, semua hal yang akan terjadi itu bisa diprediksi.
2. Pertanyaan dari Bapak Myer Beni
Apakah masalah adalah sumber ide terbaik atau ada sumber lain?
Jawaban dari Nara Sumber: Masalah itu kita buat, kalau seandainya tidak ada masalah berarti itu ada masalah. Misalnya di tempat kerja Bapak sepertinya tidak ada masalah, sebulan ini tenang-tenang saja, target tercapai maka saatnya kita membuat masalah, itu saat yang paling penting adalah saat membuat masalah. Kenapa demikian? Bagaimanapun juga ketika kita berbicara tentang lean, berbicara tentang addict value ini baru bisa kita dapat kalau seandainya kita selalu terus untuk mendapatkan, kira-kira dapat tambahan dari mana lagi? Kalau di pabrik seolah-olah semuanya berjalan seperti apa adanya tapi kenyataannya tidak, masih banyak yang bisa kita lakukan kalau misalkan kita cek. Misalkan dari sisi waktu, sepertinya masih kurang cepat, kita masih bisa produksi lebih banyak lagi sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan, yang paling bagus ide dasarnya itu adalah waktu. Jadi kalau Pak Myer misalnya mau bicara ide yang paling menyenangkan untuk melakukan perubahan itu adalah waktu, sebagai contoh yang paling mudah dahulu orang untuk mengangkut 1 ton batubara dari A ke B itu butuh waktu seminggu, tapi orang berpikir bagaimana caranya agar bisa cepat, agar lebih cepat maka idenya adalah waktu bagaimana lebih cepat. Kenapa begitu? Karena kalau misalnya waktunya akan bisa lebih cepat maka saya memiliki waktu istirahat lebih banyak atau kita bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain jauh lebih banyak, maka ide dasar biasanya tentang sesuatu itu adalah waktu, bagaimana kita bisa lebih cepat untuk sampai ke suatu tempat atau kita bisa lebih cepat untuk mengerjakan sesuatu.
3. Pertanyaan dari Bapak Myer Beni
Bagaimana cara mengolah data history masa lalu dan data prediksi masa depan agar proses bisnis dapat berjalan?
Jawaban dari Nara Sumber: Yang paling sederhana sebenarnya kalau di mall itu mungkin bisa dicek misalnya customer dari motor, perusahaan seperti AHM manufaktur motor roda dua. Dari situ kita bisa melihat pesanan dia dalam waktu 1 tahun terakhir misalnya pary motor beat itu berapa? Itu kita bisa tahu dia makin lama makin besar dan makin tinggi, kita bisa buat regresinya, garisnya kira-kira akan naik atau akan turun dan lain sebagainya.
4. Pertanyaan dari Ibu Anita
1. Apakah lean ini bisa diaplikasikan untuk project management? Kira-kira data apa yang dapat dikumpulkan untuk menghindari keterlambatan proyek?
2. Jadi lebih pada inventory system?
Jawaban dari Nara Sumber:
1. Satu hal yang seringkali kalau di gas itu biasanya mereka lebih pada ketersediaan part matetial dan kecenderungannya, gudangnya itu full atau penuh. Jadi kalau kita berpikir dengan hal yang paling sederhana, lean itu berbicara tentang yang paling fundamental adalah ruang, di mana diletakkan benda itu harusnya lebih mirip misalnya seperti di Alfamart, dia memiliki "kanban" atau kartu, benda itu ada di mana dan berapa itu dulu yang diselesaikan.
2. Iya itu kita berbicara tentang inventory system, tapi ini kita berbicara tentang membereskan gudangnya, bisa dilihat atau tidak? Kadang benda itu ada di mana dan tersimpan di mana, tercatat pun lupa, ini yang pernah kita hadapi kalau kita berbicara tentang logistik biasanya begitu. Yang paling mendasar adalah Ibu harus cek dulu ruangnya dahulu, ruang di mana keperluannya apa sebenarnya, dalam operation itu kebutuhannya apa dalam project itu, waktunya kapan, kendala utama yang biasa terjadi di dalam itu adalah lebih banyak ke logistik. Logistik harus ada buffer part di situ, itu di mana? Harus dipastikan bahwa setiap orang tahu alamatnya di mana, datanya harus clear jelas betul di tempat rak nomor berapa, itu harus di clear-kan dulu data-datanya dan harus terlihat di situ.
5. Pertanyaan dari Bapak Axel Madani
Apakah lean analytic bisa digunakan sebagai metode penunjang untuk data maintenance mesin produksi?
Jawaban dari Nara Sumber: Sangat menunjang, sebenarnya data analitik ini kalau untuk di lean sendiri munculnya justru di maintenance, jadi penggunaan motor berapa lama kemudian penggantian part, tapi kalau zaman sekarang sudah bagus PLC-nya. Misalnya seperti di Denso, mereka membuat sendiri part-nya mesinnya, itu mesinnya belum rusak partnya sudah datang, jadi dia memiliki sensor di mana kalau misalnya sudah pada titik ini maka dia harus segera diganti, yang buat mesinnya itu di Jepang, mesinnya ditaruh di Indonesia. Lean analytic ini sebenarnya sangat erat munculnya mulai dipergunakan untuk maintenance, dulu untuk TPM (Total Productive Maintenance) namanya kalau di manufaktur, disitu ada prediktif maintenance, ada preskriptif maintenance, itu gunanya pendataan terjadi.
6. Pertanyaan dari Bapak Harisson
Apakah konsep lean perlu digabungkan dengan kaizen dan agile atau cukup lean sendiri saja?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau di perusahaan Jepang sebenarnya kaizen dan lean itu satu kesatuan, karena lean itu menyangkut pada improvement terus-menerus, jadi kita berbicara tentang plan, action dan lain sebagainya. Bisa dilihat di sini ada people, proses, produk dan lain sebagainya, data analisis itu berbicara tentang improvement, jadi kaizen tadi kira-kira sama. Sedangkan agile sendiri itu adalah prosesnya lebih banyak memang terjadi di IT, jadi untuk membuat produk, itu mungkin agak sedikit berbeda cara berpikirnya. Kalau agile kita mencari sesuatu yang lebih efisien, jalur yang lebih efisien jalannya, kalau ini dia pada proses yang terus-menerus ada.
Profil InstrukturYanli Rachman
Lean Management Expert
Deskripsi Pemateri:
Education
October 1995, Under Graduate of Art & Design Faculty, Majoring in Industrial Design, Institut Teknologi Bandung
Membership of Professional Societies
1999– Present, IATO, Indonesia,Society of Automotive Professional Societies
1997 – Present, ADPI, Indonesia Product Designer Association
Key Qualification
Specialist in Product Planning, Industrial Design, Car Styling, Kaizen Training. (Productivity & Quality Improvement), Lean Production System
Employment Record
January 2020 - Present, PT Leantegra Tekno Mandiri, Sr. Consultant for Lean and Production
March 2012 – December 2019, Gabungan Industri Alat alat Mobil dan Motor (GIAMM) - Association of Indonesian Autoparts Industry, Autoparts Business Development
November 2013 – January 2015, PT, Dela Cemara Indah, Technical Division Head
September 2002 – March 2012, Yayasan Sentra Otomotif Indonesia, Kaizen & Productivity Consultant
2005 – April 2006, PT. Sentra Manufaktur Indonesia, General Manager
September 2002 – January 2005, Yayasan Sentra Otomotif Indonesia, Technical Consultant for Small Medium Industry
April 2000 – September 2002, Ikatan Ahli Teknik Otomotif, (Society of Automotive Engineers), Information Staff
September 1998 – July1999, Astra Revitalization Program, Product Planner / Design Engineer
June 1998 – September 1998, Ikatan Ahli Teknik Otomotif, (Society of Automotive Engineers), Information Staff
April 1996 – June 1998, PT. Astra International, Design Center Division, Product Designer/Car Stylist
September 1995 – April 1996, PT. Telnic Industries, Product Designer
Detailed Tasks Assigned (Product Development, Lean Manufacturing & Kaizen Specialist) - Work Undertaken that Best Illustrates Capability to Handle the Task Assigned ((a) Name of Assignment or Project (b) Year (c) Location (d) Client (e) Main Project Features (f) Position Held (g) Activities Performed)