1. Pertanyaan dari Ibu Hirawati Umar
1) Bagaimana strategi untuk usaha kecil, di mana secara semuanya pastinya kalah dari harga beli, lokasi, dll.? Contohnya, seperti pedagang minuman boba.
2) Bagaimana strategi dengan penjualan seragam, di mana semua produk dan harga hampir sama atau pedagang kaos di Jalan Suci?
Jawaban: Kalau saya pakai VRIO dulu, di VRIO itu Sebetulnya kita harus melihat pertama produknya dibutuhkan atau tidak, Oke dibutuhkan, kedua langka atau tidak, kalau semua bisnis itu tidak langka Anda masuk bisnis yang bahaya. Cari bisnis yang dibutuhkan tapi langka, pertanyaan berikutnya mana ada Pak? Ada dengan pembeda pembeda tadi. Simple saja kita balik ke Starbucks, Indonesia itu di mana-mana orang menanam kopi, dimana-mana di Indonesia ada warung kopi. Sebelum ada Starbucks ada warkop, tapi begitu ada Starbucks Kenapa orang pada beralih ke Starbucks, Kenapa Star sales Starbucks begitu banyak keluar, ada banyak mungkin puluhan, mungkin anda juga memiliki teman yang bisnis kopi, dan mereka selalu berusaha mencari pembeda. Janji Jiwa kalau saya lihat pembedaannya ada Janji Toes, kopi kenangan ada dimana-mana. Jadi harus cari pembeda tapi sekarang balik ke UMKM, kalau ke UMKM yang pertama usahakan VRIO-nya masuk, kalau memang tidak masuk Coba cari pembeda. Contohnya coba ibu ke pasar tradisional, di pasar tradisional yang jualan sayur banyak, yang jualan ayam Banyak, yang jualan sapi banyak, tapi ada yang lebih ramai, coba dicek yang lebih ramai itu kenapa, layanannya kah? kesegaran produknya kah? Coba diperhatikan pedagang sayur di pasar ada yang lebih ramai ada yang sepi, padahal sayurnya sama, harganya sama atau yang ramai karena dia suka kasih lebih beli 2 ons dikasih 2,3 ons, selalu senyum, selalu kenal Nama, jadi balik ke VRIO jawaban saya.
Tanggapan dari Ibu Hirawati: Kebetulan kami ada membina juga kalau yang spesifik ini, seperti bagaimana misalnya lokasi pedagang di Masjid Salman. Karena, areanya seperti itu sementara saat ini Kampus tutup sampai belum tahu sementara tidak mungkin keluar dari tempat tersebut. Strategi apa yang harus bisa dilakukan untuk karena kondisi saat ini?
Jawaban: Dia memiliki captive market tiba-tiba captive marketnya hilang tapi masih ada customer dan kita harus manfaatkan, sebetulnya pertanyaan ibu itu pertanyaan marketing. Marketing itu basic-nya adalah 4P, produknya harus benar dulu, produk harus berkualitas Anda bisa jual barang dengan harga yang paling murah, anda iklanin kemana-mana, jualan di mana-mana sehingga orang beli, kita masih ada pembeli karena orang masih makan tapi kalau produknya tidak benar orang tidak akan membeli kedua kali. Jadi produk harus benar, kemudian harga harus sesuai dengan siapa pembeli anda, kemudian anda harus juga mempromosikan sehingga pembeli tertarik. Jadi jangan anda jualan warteg tapi tokonya mewah, banyak kejadian jualan warteg tokonya mewah pembeli jadi takut, jualan warteg jangan di mall orang tidak akan datang, kalau di mall restoran padang premium. Kemudian service, sevice itu di Indonesia sekarang makin diperhatikan karena orang sekarang datang bukan hanya butuh barang tapi butuh pengalaman dan pengalaman itu bisa dari service. Kembali ke Salman, kalau di sana ada 10 pedagang yang sama, yang tadinya ada 1000 customer sekarang customer tinggal 500, pasti ada yang kena. Kita tidak bisa membuat yang 10 pedagang itu tetap ada disana itu kenyataan, tetapi pasar bisa berkembang bu. Ini ada kejadian karena teman saya yang membuat, teman saya itu dia membuat aplikasi sedekah menyediakan makan siang untuk Jumatan. Menyediakan 100 nasi bungkus untuk jumatan di masjid Salman, di aplikasi tersebut keluar nama-nama restoran yang dekat situ, jadi pada saat Jumatan restoran itu kayak go-food, jadi pada saat Jumatan restoran itu mendapat order 100 nasi bungkus buat orang yang Jumatan, bisa seperti itu. Jadi pasarnya itu Ibu jangan berfikir hanya pasar orang yang datang ke Salman, tetapi pasar dari luar, ikutlah go-food, grabfood, sehingga Anda juga mendapat pasar dari luar. Sementara itu dulu, yang tadi aplikasi karena ada trend itu menyediakan, sekarang di semua masjid kecuali bulan puasa Ini di semua masjid pasti ada orang yang sedekah nasi bungkus atau nasi kotak.
2. Pertanyaan dari Bapak Junianto
Bisa dikasih tips Pak, kalau untuk implementasi di organisasi non profit itu bagaimana supaya bisa excellent? Misalnya, contohnya ikatan alumni.
Jawaban: Ikatan Alumni punya captive market, saya kasih contoh ikatan alumni ITB itu punya captive market kalau misalnya mereka mau kasih sedekah ke panti asuhan, yatim piatu, dhuafa, mereka pasang iklan di situ pasti dapat banyak. Misalnya Ikatan Alumni ITB sekarang lagi menggalang dana untuk ITB yang kena masalah di Korea, bukan hanya dana tetapi mereka butuh lawyer, tetapi Ikatan Alumni bisa datang juga ke Kemenlu. Nonprofit itu bukan berarti kita tidak ada review, non profit itu kita harus memiliki review sebanyak-banyaknya sehingga kita bisa memberikan sebanyak-banyaknya. Mahasiswa saya dia membuat profitnya itu korban yang dikalengkan itu inovasi seperti di tanah Arab di Timur Tengah, itu mereka memotong kambing, motong sapi begitu banyak di sana, dulu itu dibuang tapi sekarang dimasukkan ke Frozen kemudian dibuat kornet, dibuat frozen food dan itu bisa dibagikan selama setahun. Yang penting pada saat pemotongannya pada harinya. Jadi kalau buat saya kalau nonprofit itu secara porter dan VRIO-nya masih lebih mudah dicari, bapak analisa secara VRIO, Bapak analisa pakai Porter kemudian dari situ kita bisa membuat strategi. Pakai VRIO untuk mendapatka produk yang pas, pakai Porter untuk membuat strategi yang pas, sementara itu dulu pak.
Tanggapan dari Bapak Junianto: Jadi, mungkin kita harus jeli memanfaatkan moment-moment yang kira-kira pas ya Pak?
Jawaban: Sangat pak, di Tanah Abang itu ada pedagang yang hidupnya dari dulu hanya naik haji saja Pak, dalam setahun dia hidupnya hanya dari orang-orang yang naik haji, sekarang banyak yang umroh dia dapat tambahan banyak dari umroh. Mahasiswa saya ada yang hidupnya hanya jualan kartu telepon, di Arab pada saat naik haji, pada saat naik haji di Arab dia mendapatkan keuntungan kira-kira 1 miliar dalam 3 bulan, ya sudah hidup dia cuma 3 bulan itu saja 1 miliar.
3. Pertanyaan dari Bapak Adi Rahman
Di tempat saya bekerja itu saya bekerja di jasa kesehatan untuk Rumah Sakit. Kami di regional daerah kami diakui, baik itu pesaing ataupun customer yang memang sering berobat di Rumah Sakit kami, bahwa kami dari segi pelayanan itu memiliki nilai yang lebih dibandingkan Rumah Sakit yang lain di kota kami. Seiring berjalannya waktu, yang namanya pelayanan itu tergantung SDM ya, Pak. Dan SDM kami pun sudah ada yang pensiun. Nilai-nilai tersebut yang dibawa oleh senior-senior kami yang sudah pensiun itu juga akhirnya berangsur-angsur mulai berkurang. Budaya yang dulu sangat positif dari segi pelayanan di kami juga, lambat laun berkurang. Hanya mungkin kepekaan dari baik itu pekerjaannya sendiri ataupun dari internal kami itu masih agak kurang untuk membaca bahwa ini ada satu indikasi yang membahayakan. Karena, semakin lama Rumah Sakit pesaing itu makin banyak yang tumbuh, baru berkembang kemudian mereka belajar dari hal-hal yang positif yang telah kami bangun selama ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara kami untuk bisa menyadarkan semua tim di tempat kami bekerja bahwa ini adalah satu-satunya yang akan menjadi masalah besar dan kita akan ketinggalan, kita tidak hanya bisa mengandalkan dari persepsi konsumen kita yang sudah mengatakan kita memiliki pelayanan yang baik. Dan posisi saya saat ini hanya sebagai entry leader. Apa yang kira-kira saya bisa buat supaya Manajemen dan Tim itu bisa aware dengan masalah ini?
Jawaban: Yang pertama adalah sekarang dunia itu menuju ke industri jasa, jadi kalau Bapak sekarang ada di industri jasa Bapak sebetulnya ada di bisnis yang tepat. Untuk mengetahui dan untuk menyadarkan Coba kalau bisa dibudayakan pengetahuan dimanajemen mengenai VRIO tadi, jadi nampaknya bapak memiliki V yang bagus valuable, tadinya unique tetapi kemudian mungkin sulit di sini tetapi tidak diorganisir dengan baik sehingga produk anda, jasa anda itu competitive advantagenya menurun karena saingan mungkin bisa berimitasi dan mungkin lebih bagus. Jadi untuk menyadarkan itu menggunakan VRIO, bahwa anda bisa kehilangan competitive advantage itu yang pertama, yang kedua dengan Porter untuk analisa industri bapak bisa bilang bahwa selama pandemi ini rumah sakit baru banyak dibangun, selama pandemi ini ada banyak klinik, orang banyak yang datang ke klinik, Puskesmas sudah membaik pelayanannya. Klinik dan Puskesmas itu produk substitute kemudian karena ada banyaknya pesaing baru. Kalau bapak tadi ingat di sisi sebelah kiri yang namanya supplier, supplier di rumah sakit adalah tenaga kesehatan yang baru, tenaga kesehatan yang baru dia juga milih-milih. Wah di sana nawarin sekian dan dekat rumah saya, sedangkan di situ rumah sakit pemerintah segini segini saja, jadi bapak bisa menunjukkan ke manajemen ini situasi kita sekarang, pemain baru masuk Puskesmas sudah banyak yang makin baik kemudian tenaga kesehatan yang baru itu memiliki pilihan tidak hanya rumah sakit Bapak untuk pekerja. Kemudian karena itu customer memiliki kebebasan untuk memilih Pak Apa artinya? artinya pendapatan anda akan menurun dan image akan turun. Untuk menyadarkan Anda bisa memberi analisa tersebut, analisa menggunakan VRIO dan Porter. Bagaimana implementasinya? Di balanced scorecard di paling bawah adalah training, coba dicek balanced scorecard itu apakah perusahaan sudah memberikan training yang diperlukan. Kalau tidak salah balanced scorecard itu training kemudian proses memproduksi dengan yang terbaik kemudian proses kepuasan customer, Tolong dicek itu apakah di Balance scorecard anda anda sudah memenuhi standar untuk training. Karena tenaga kesehatan itu bidang yang menurut saya stress full, kemudian kurang penghargaan untuk Indonesia jadi tingkat stresnya tinggi sehingga perlu banyak training untuk refreshing lagi. Jadi tolong bapak cek lagi Apakah Balance scorecard itu untuk training sudah masuk ke standart yang seharusnya.
Profil InstrukturIr. Satya Aditya Wibowo, MBA
Entrepreneurship and Business Strategy Expert
Deskripsi Pemateri:
Satya Aditya Wibowo 35 tahun berkarir di bidang Strategic Management dan Marketing. Memahami corporate strategic manajemen, secara konsep dan implementasinya. Berkarir mulai dari market analyst sampai Direktur Utama. 20 Tahun pengajar MM dengan spesialisasi di Business Strategy dan Marketing.
Sepanjang karir selalu di bidang Marketing, Sales dan Strategic Management, termasuk di PT Dirgantara Indonesia dan Energy dan menjadi Dirut supplier peralatan khusus elektronik.
Dosen paruh waktu di Program MBA – ITB (S2) dan President University. Facilitator di MarkPlus. S1 dari Jurusan Teknik Industri (S1) – ITB dan MBA (S2) dari University of Wisconsin – Whitewater 1990.