[Tanya Jawab] Kecelakaan Kerja dan Human Error
1. Pertanyaan dari Bapak Maeyer Beni
1. Untuk kriteria dari kecelakaan kerja ini ada tidak klasifikasinya? Misalnya kategori kecil, sedang, besar, menengah lalu kalau ada kira-kira parameternya apa? Apakah cost atau mungkin tingkat kecelakaan atau apa?
2. Kalau misalnya ada kasus potensi kecelakaan kerja atau mungkin kecelakaan kerja, contoh misalnya ada kebakaran atau benda jatuh tetapi orang sekitarnya tidak mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan itu, kira-kira apa yang harus dilakukan orang ini supaya dia tidak bersalah di kemudian hari atau kalau dia melakukan bisa saja dia bersalah di kemudian hari gara-gara tidak memiliki kewenangan itu? Kira-kira solusinya seperti apa.
Jawaban dari Nara Sumber:
1. Untuk kriteria itu ada, jadi kalau penilaian potensi kecelakaan kerja di industri itu ada beberapa industri yang banyak menerapkan, misalnya metode HIRARCH atau HAZOP, kalau industri-industri manufaktur itu biasanya menggunakan metode HIRARCH, dengan itu kita menilai untuk kondisi-kondisi proses di berbagai tempat di proses produksi kita, itu kita menilai berapa peluang terjadinya seberapa besar potensi terjadinya kecelakaan kerja di sana. Yang pertama kita nilai dari tingkat kecelakaan yang mungkin terjadi dan kita nilai dari tingkat kekerasannya. Kalau dari tingkat keparahan kecelakaannya seperti yang tadi ditanyakan, itu standarnya menggunakan efeknya terhadap operator dan jam kerjanya, kalau efeknya dia hanya diobati dengan P3K yang ada di pabrik kemudian dia bisa bekerja kembali itu kecelakaan ringan tetapi kalau efeknya dia harus dibawa ke klinik kemudian dia kehilangan jam kerja, itu efeknya kita kategorikan sedang. Kemudian kalau kehilangan jam kerjanya sekian hari itu berat ada standarnya, jadi dinilai dari efeknya terhadap operator dan kehilangan jam kerja tetapi kalau mengakibatkan cacat apalagi meninggal itu tentu saja menjadi agak berat dan ada istilahnya parah. Jadi untuk tingkat kecelakaan kerja dinilai dari efeknya terhadap operator dan kehilangan jam kerjanya.
2. Sebenarnya kalau di industri-industri itu ada manajemen K3-nya, itu mestinya melibatkan semua orang yang bekerja di sana. Jadi kita mengajak ke semua karyawan dan membuat semua karyawan sadar untuk kesehatan dan keselamatan, biasanya yang bagus itu dilakukan training atau training bersama di dalam satu kawasan kalau kita di Cilegon karena kampus kita ini sangat dekat dengan kawasan industri, biasanya di kawasan industri Cilegon ini suka mengadakan simulasi kondisi bahaya, itu semua dilibatkan. Jadi mestinya kalau kondisi bahaya itu mulai dari operator, mulai dari office boy itu mereka terlibat dan pada saat simulasi kita melakukan itu mulai dari operator, office boy sampai manajemen itu terlibat mestinya. Jadi kalau perusahaan menerapkan manajemen K3 itu mestinya mereka mengajak semuanya tapi kalau belum menerapkan bagaimana mau menyalakan, karena karyawannya belum tahu kalau itu memang menjadi tanggung jawabnya. Jadi bukan hanya tanggung jawab dari orang safety-nya saja, karena kalau kejadiannya di depan operator dan orang safety-nya sedang di mana. Jadi kalau di kawasan industri ini dilaksanakan simulasi, jadi kita melibatkan rumah sakit, ada ambulan kemarin sebelum pandemi ada isu-isu akan tsunami, itu ada simulasinya di sini. Jadi kalau melihat itu serius orang-orang industri semua terlibat dan mereka berjalan dari kawasan yang sangat jauh ke titik kumpul di sini, kebetulan kampus kami titik kumpulnya. Jadi melibatkan dan mengajak semua lapisan di dalam industri ikut terlibat mestinya seperti itu.
2. Pertanyaan dari Bapak Maeyer Beni
Apakah ada komposisi dana yang dialokasikan terhadap besarnya perusahaan mungkin atau terhadap identifikasi bahaya atau kecelakaan mungkin? Karena kita di perusahaan bingung juga dana yang harus disisihkan atau trainingnya, untuk biaya yang lain-lainnya. Ada tidak komposisinya supaya K3 di perusahaan ini bisa efektif?
Jawaban dari Nara Sumber: Hanya saya belum tahu juga lokasi dana itu harus berapa atau persentase dana itu harus berapa. Saya belum dapat informasi kalau untuk itu, hanya mungkin yang menyadarkan setiap karyawan tapi semuanya pasti butuh dana atau mengikutkan di training training sehingga mereka sadar bahwa itu semua tanggung jawab semua karyawan.
3. Pertanyaan dari Bapak Aulia
Bawa sekarang ini teknologi, sensor-sensor otomatisasi sudah eksis. Apakah ini solusi yang tepat sebenarnya? Kau dalam pabrik atau dalam industri, robotik biasanya supaya terhindar dari human error yang kadang-kadang lupa pekerjaannya yang berulang-ulang membuat dia lelah akhirnya dipasang robot.
Jawaban dari Nara Sumber: Itu sekarang menjadi kajian di bidang ergonomi, jadi otomatisasi itu memang sangat membantu pekerjaan, menghilangkan kebosanan orang bekerja berulang-ulang. Hanya kalau terjadi kondisi darurat, operator tidak aware karena memang dia tidak fokus ke sana, butuh waktu lama. Sekarang di mobil-mobil kita lihat walaupun belum memakai, kalau di Indonesia walaupun belum memakai yang tidak ada drivernya tetapi sudah lebih di otomatiskan, misalnya untuk keamanan maka mobil itu saya lihat dia kalau jaraknya sudah dekat ada mobil-mobil yang safety-nya lebih bagus itu dia mengerem sendiri, tetapi akibatnya karena kondisi lalu lintas di Indonesia ini berbeda dengan di Eropa misalnya, indonesia ini terlalu dekat-dekat, saya naik mobil itu kadang-kadang kaget jadi kita apalagi di Jakarta itu mobil dekat-dekat biasa, tapi secara safety mungkin itu tidak baik. Di jalan tol saja kita lihat jarak harus berapa ratus meter antar mobil, itu dia tiba-tiba mengerem, sering rem mendadak jadi harus hati-hati kalau memang menggunakan mobil yang dirancang dengan safety yang bagus ternyata memang harus begitu. Namun masalahnya kondisi lalu lintas di Jakarta sangat padat masalahnya sehingga itu menjadi masalah juga tapi itu memang lebih safety sebenarnya, jadi harus dikaji sebenarnya untuk setiap masyarakat dan setiap penempatan juga budaya itu harus diubah, namun masalahnya Jakarta terlalu macet, terlalu dekat-dekat jarak kendaraannya. Mobil yang dengan tingkat safety yang tinggi dia tiba-tiba rem mendadak karena sudah terlalu mepet, ada mobil-mobil yang sudah dilengkapi dengan peralatan yang lebih canggih namun driver harus membiasakan dengan model-model yang seperti itu. Itu belum memakai driver otomatis, itu masih dalam sistem keselamatan kerja yang diperbaiki begitu juga dengan industri, mungkin itu beberapa menjadi kajian karena operatornya kurang aware. Biasanya kalau industri-industrinya menggunakan mesin otomatis, operatornya akan berada di ruang kontrol, dia hanya mengontrol tapi lama-lama bosan dan mengantuk maka itu menjadi masalah juga, kadang-kadang menjadi kurang aware terhadap kondisi mesinnya.
4. Pertanyaan dari Bapak Madani
1. Apakah kurangnya pengetahuan seorang teknisi produk sistem yang baru didapat sedangkan fakta yang sebenarnya mereka belum mendapatkan? belum dapat panduan maupun manual book tentang sistem tersebut dikarenakan sistem yang tergolong baru.
2. Dalam K3 mana yang lebih diprioritaskan? Keselamatan kerja terlebih dahulu atau kesehatan kerja dahulu?
Jawaban dari Nara Sumber:
1. Untuk menghilangkan human error karena knowledge base maka operator itu harus diberi training, jadi skillnya harus diperbaiki. Jadi harus ada training untuk menghilangkan human error karena knowldge base atau skill base tadi, Jadi kalau operator salah karena dia tidak tahu, Karena dia mempunyai pengetahuan yang kurang maka harus diberi training sebelum dia memegang mesin itu. Jadi kalau dia salah melakukan ini bisa jadi bukan karena dia yang salah tetapi errornya mungkin karena supervisi yang error, karena dia tidak diberi training yang memadai. Kita harus meruntut ke belakang penyebab errornya itu kenapa dia melakukan, mungkin dia kelelahan atau mungkin belum dapat trainingnya untuk mengerjakan mesin yang baru ini, itu harus dicari penyebabnya.
2. Kalau industri tentu saja dia berfokus bagaimana produksi itu tetap jalan, sehingga dengan produksi berjalan itu harus ada keselamatan dalam berproduksi, sehingga kita fokus keselamatan itu harus ada dan produksi tetap berjalan dengan begitu maka kita sehat dan ada kesehatan tetapi ada pertentangan fokus, kalau dari sisi kedokteran dia pasti fokus ke kesehatan dulu, orang sehat maka dia bisa bekerja begitu katanya, maka ada perbedaan sudut pandang sebenarnya. Kalau dari sisi industri tentu saja kita ingin produksi itu berjalan terus dan keselamatan terjadi tetapi kalau dari sisi orang-orang kesehatan dia mengatakan harus sehat dulu baru bisa bekerja. Karena kita dari ergonomi, kita memiliki perhimpunan ergonomi Indonesia itu isinya sebagian besar adalah dosen-dosen di bidang teknik industri tetapi ada dokter kesehatan atau orang-orang yang berada di kesehatan kerja, yang berada di fakultas kedokteran dan juga ada dari bidang lain, misalnya desain. Itu ternyata berbeda sudut pandangnya antara orang-orang yang memang industri dengan orang-orang yang latar belakangnya dokter, karena dokter mengutamakan kesehatan dahulu tetapi kalau di industri dia ingin produksi tetap berjalan dan selamat.
5. Pertanyaan dari Bapak Aulia
Apakah memonitor human lewat CCTV atau lewat GPS atau lewat detak jantungnya di monitor atau disensor orang tersebut, apakah itu bisa membantu untuk menekan human error?
Jawaban dari Nara Sumber: Itu bisa Pak, karena kalau kita tanya operator itu mengatakan saya tidak lelah atau yang pernah saya tampilkan waktu meeting 2 bulan yang lalu, itu mengatakan tidak mengantuk tetapi itu pernyataan dia, Jadi kalau secara ilmiah kita mengatakan itu pernyataan subjektif atau itu data subjektif. Tapi secara objektif maka secara fisiologi badan orang itu tidak bisa berbohong, jadi waktu penelitian terhadap sopir truk ini, yang masih muda ini mengatakan saya belum mengantuk dan masih kuat tetapi secara objektif kita ukur indikasi mengantuk itu dari blink duration atau durasi matanya menutup, itu sudah mengindikasikan dia mengantuk tetapi orang itu bilang dia tidak mengantuk. Jadi pengukuran detak jantung atau kita beri CCTV di depannya kita bisa melihat kalau nanti bisa kita olah datanya, ini durasi menutup matanya berapa lama itu bisa kita tahu dia sudah mengantuk, dia harus istirahat atau dengan detak jantung dia sudah mulai kelelahan kalau detak jantungnya sudah di atas 100 artinya kalau fisiknya sudah tinggi, jadi dia harus diberi istirahat. Jadi itu penting sebenarnya karena kalau dengan bertanya secara subjektif Karena orang itu mungkin dia merasa memang nyaman-nyaman saja buat dia walaupun secara objektif itu sebenarnya sudah keluar batas, jadi kemarin ini ada juga ada penelitian yaitu ke engineer dan operator yang bekerja di ruang workshop dengan kebisingan yang tinggi. Kalau di ruangan engineer itu kebisingannya hanya 83 sampai 87, kalau menurut standar kesehatan, standar dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja itu masih aman untuk pekerja 8 jam, itu sebenarnya maksimal 85 desibel, ini diantara 83 sampai 87 tidak jauh. Ternyata setelah dilihat di data medical check up-nya itu 20% terkena gangguan pendengaran walaupun kita tanya mereka bilang tidak masalah, mungkin tidak sadar tetapi dengan pengukuran secara objektif medical check up itu terlihat ada gangguan, jadi ada efek dari kebisingan. Kalau di ruang operator lebih tinggi lagi, banyak persentase yang terkena gangguan pendengaran, makanya APD itu penting sehingga budaya perusahaan itu akan sangat mempengaruhi, kalau perusahaannya disiplin menggunakan APD itu akan sangat membantu bagi operator.
6. Pertanyaan dari Bapak Hardi Sulaiman
Bagaimana kesetaraan sertifikat K3 di antara yang diterbitkan oleh BSI, BNSP dan NAKERTRANS untuk di dunia industri?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau yang nasional aaya kurang tahu, kalau untuk aturan dari Depnaker itu harus dikeluarkan oleh siapa tetapi sekarang itu sedang dibuat standar dari BNSP untuk standar-standar keselamatan kerja di industri. Sekarang sedang dibuat SNI-nya, saya akan kenalkan sedikit nanti karena kebetulan sebulan lalu kita dari ergonomi Indonesia itu diundang untuk melakukan sosialisasi. Bagaimana sosialisasi untuk UKM tentang ergonomi, dia sudah ada di undang-undang dan sekarang sedanh dibuatkan SNI-nya dan sudah mau diresmikan. Itu kemarin Hiperkes di DKI sudah mulai sosialisasi sehingga waktu itu saya diundang untuk memberikan sosialisasi, pesertanya saya lihat kebanyakan PT-PT, sosialisasi bagaimana menerapkan SNI di bidang ergonomi, penilaiannya mungkin ini nanti salah satu bisa jadi tema untuk ke depannya. Hanya sertifikat mana yang benar itu saya belum tahu yang mana Yang menjadi panutan, karena kalau di industri yang mengatur itu kalau tidak Depnaker untuk keselamatan kerja biasanya dari Kementerian Tenaga Kerja kalau tidak dari Kementerian Kesehatan, tetapi sepertinya yang menjadi panutan itu adalah peraturan dari Kementerian Tenaga Kerja sehingga sertifikat yang dikeluarkan yang lebih diakui mungkin juga diakui oleh Kementerian Tenaga Kerja.
7. Pertanyaan dari Ibu Vivi Agustina
Jika semua kecelakaan kerja terjadi di suatu industri, ternyata awalnya disebabkan karena lingkungan supervisi yang tidak save, tidak ada dana untuk training karyawan dan minimnya dana maintenance peralatan. Apa solusinya?
Jawaban dari Nara Sumber: Harus dilakukan perbaikan, solusinya mencari bagaimana cara yang paling murah untuk melakukan itu. Kalau training mungkin bisa dilakukan di dalam perusahaan saja, kalau dilakukan oleh orang K3-nya mungkin tidak memerlukan biaya yang sangat besar, dilakukan di dalam saja minimal ada pengetahuan dan ada kesadaran itu adalah yang paling murah. Tapi itu wajib karena saya lihat sudah ada SNI-nya kalau maka semua perusahaan wajib melakukan tetapi dilakukan dengan biaya yang paling kecil. Sebenarnya tidak besar-besar juga misalnya salah satu SNI untuk keselamatan kerja, itu dia bekerja dengan postur yang aman tidak membungkuk, solusinya dengan memberikan meja dengan ukuran-ukuran tertentu. Kalau meja bagi industri besar tidak masalah bagi dia tetapi kalau industri kecil membeli meja itu dia menghitung dulu, tetapi minimal memberikan training itu adalah solusi yang paling murah, mungkin dilihat dari yang paling murah dulu kalau begitu.
8. Pertanyaan dari Bapak Maeyer Beni
Apa strateginya agar budaya K3 berjalan efektif dan optimal?
Jawaban dari Nara Sumber: Artinya diberi reward sehingga dengan reward orang menjadi lebih tertarik. Kemarin juga ada usulan seperti itu dengan menerapkan adanya aturan-aturan standar seperti ini harusnya diberi reward, dengan reward maka orang akan lebih tertarik dan melibatkan semua lapisan di industri itu sehingga mereka sadar masing-masing punya kewajiban terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Karena untuk melaksanakan K3 juga butuh dana, butuh usaha dan butuh keinginan orang-orang untuk melakukan itu.
Profil InstrukturDr. Lovely Lady, ST. MT.
Kepala Lab. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi - UNTIRTA
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
1994 Sarjana (S1) Institut Teknologi Bandung Teknik Industri
2000 Magister (S2) Institut Teknologi Bandung Transportasi
2013 Doktor (S3) Institut Pertanian Bogor Keteknikan pertanian
Pengalaman kerja
1994 - 2000 Peneliti pada Lembaga Penelitian ITB Penelitian bidang transportasi bekerjasama dengan Badan Litbang Departemen Perhubungan.
2004 - Sekarang Dosen pada jurusan Teknik Industri – UNTIRTA Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Kegiatan Profesional
2014 Narasumber kegiatan Seminar Nasional Penanggulangan Bencana Kegagalan Teknologi pada Industri di Provinsi Banten BPBD Banten, Pemerintah Propinsi Banten.
2016 Keynote speaker ‘Seminar Regional Ergonomi’ Perhimpunan Mahasiswa Teknik Industri Untirta
2017 Narasumber kegiatan Deperindag Tangerang Selatan : ‘Bimbingan Teknis Gugus Penjaminan Mutu (GPM) untuk Industri Kecil Menengah di kota Tengerang Selatan’. Deperindag Tangerang Selatan
2018 Narasumber Workshop Kewirausahaan oleh Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Cilegon tema : ‘Peningkatan Ekonomi Organisasi Wanita’ Gabungan Organisasi Wanita kota Cilegon
Sertifikasi Profesional
2021 Sertifikat profesional sebagai ’HACCP Representative’ TUV Rheinland Indonesia 69666/21/1015
2022 Sertifikat Kompetensi sebagai ‘Pelaksana Ekspor’ BNSP 46000.3324.4.0000821.2022
Pelatihan Profesional
2015 Pelatihan PEKERTI LP3M UNTIRTA Juli 2015
2016 Pelatihan Applied Aproach (AA) LP3M UNTIRTA 22 – 24 Agustus 2016
2016 Pelatihan Training of Trainer Balai Material dan Peralatan Konstruksi 5 – 10 September 2016
2016 Bimtek ‘Perencanaan dan penyusunan dokumen standar proses pembelajaran’ Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)Untirta 16-17 Sept 2016
2016 Bimtek ‘Perencanaan dan Penyusunan dokumen standar dosen dan tenaga kependidikan’ Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)Untirta 27-28 Sept 2016
2016 Bimtek ‘Perencanaan dan Penyusunan dokumen standar penilaian pembelajaran’ Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)Untirta 28-29 Sept 2016
2017 Workshop Kurikulum Fakultas Teknik 25-26 Sept 2017
2021 Online Export Clinic: Prosedur ekspor dan akses pembiayaan FTA center Jakarta dan FEB UI April 2021 2021 Online Export Clinic: Pemasaran Ekspor FTA center Jakarta dan FEB UI Maret 2021
2021 Online Export Clinic: Implementasi Hasil Perjanjian Perdagangan Internasional FTA center Jakarta dan FEB UI Sept 2021
2021 Pelatihan Akses dan Survey Pasar Melalui Internet Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) 27-28 Sept 2021
2021 Pelatihan Bagaimana memulai Ekspor Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) 7- 9 Sept 2021 2022 Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Sertifikasi Pelaksana Ekspor Kemenkop UKM 22-26 Agust 2022
Karya Ilmiah
A. BUKU/PRODUK BAHAN AJAR
2015 ERGONOMI: Lingkungan Fisik dan Performansi Kerja, Untirta Press ISBN: 978-602-1013-21-2
2017 Perancangan Teknik Industri Laboratorium RSKE Untirta - Modul Praktikum (non cetak)
2020 Perencanaan dan Pengembangan Produk Laboratorium RSKE Untirta - Modul Praktikum (non cetak)
2022 Management Plant, Closed Loop Dairy Industry. Untirta Press
2023 Ergonomi dalam Transportasi Percetakan Deepublish ISBN: 978-623- 02-6333-0
B.JURNAL dan SCOPUS Conference
2016 Pengaruh Usia dan Lama Masa Kerja terhadap Beban Kerja Fisiologi dan Psikologi Operator. Jurnal Industrial Services, Vol 2. No 1. Oktober 2016. ISSN 2461-0623. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/issue/archi ve
2017 OPTIMAL PHYSICAL ENVIRONMENT TO MAINTAIN CONCENTRATION ON OFFICE WORK IN TROPICAL CLIMATE IN INDONESIA. International Conference ‘ Quality in Research (QIR) Juli 2017. ISSN : 411-1484 http://qir.eng.ui.ac.id/qir-proceedings/
2017 Analisis Tingkat Stres Kerja dan Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja pada Pegawai BPBD Kota Cilegon. Jurnal Industrial Services, Vol 3. No 1b. Oktober 2017. ISSN 2461-0631. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/issue/archi ve
2018 Analyzing Circadian Rhythms for Breaktime Schedulling on Night Shift Work The 5th International Conference on Industrial Engineering and Applications (ICIEA), April 2018. Singapore. ISBN : 978-1-7281-0850-6. Terindex : IEEE dan SCOPUS https://ieeexplore.ieee.org/xpl/tocresult.jsp?isnumb er=8387054
2019 Factors supporting the implementation of mass transport system in Indonesia The 6th Annual Conference of Industrial and System Engineering 2019 (6th ACISE 2019), Semarang, 23 – 24 April 2019. IOP Conference Series : Materials Science and Engineering, Vol 598 tahun 2019. Terindex : SCOPUS https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757- 899X/598/1/012013 doi:10.1088/issn.1757-899X Online ISSN: 1757-899X Print ISSN: 1757-8981
2019 Effect of Using Electronic Map While Driving on Human Error Probability, Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Bangkok, Thailand, March 5-7, 2019 http://www.ieomsociety.org/ieom2019/papers/370. pdf ISBN: 978-1-5323-5948-4 ISSN: 2169-8767
2020 Efek Usia, Pengalaman Berkendara, dan Tingkat Kecelakaan terhadap Driver Behavior Pengendara Sepeda Motor Jurnal Teknologi UMJ Vol 12, no 1 (2020) Terakreditasi Nasional level 3 ISSN : 2085-1669 eISSN: 2460-0288 https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek/article/vie w/4485 2020 Identify factors that caused false and violation by motorcycle rider IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, Volume 909, terindeks Scopus Q4. International Conference on Advanced Mechanical and Industrial engineering (ICAMIE) 8-9 July 2020, Banten, Indonesia https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757- 899X/909/1/012067 Online ISSN : 1757-899X
2021 Human Error dalam Berkendara Berdasarkan Kebiasaan Pelanggaran oleh Pengemudi Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik Trisakti, Vol 8, no.1, Maret 2021 DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v8i1.510 Print ISSN : 2355-472X Online ISSN : 2442-3149 https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
2021 Assessment Comfortability of Climbing Stairs and the Height of Building Stair IOP Conference Series : Materials Science and Engineering, Vol tahun 2021. The 8th Annual Conference of Industrial and System Engineering 2019 (8th ACISE 2021). September 2021. http://ieomsociety.org/proceedings/2021indonesi a/533.pdf
2022 The Effects of Using Electronic Maps While Driving on The Driver Performance International Journal of Technology (IJTECH), terindex Scopus Q2. Accepted Juli 2022.
2022 Drowsiness on Industrial Logistics Driver In the Morning and Afternoon Trip Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, Johor Bahru, Malaysia, September 13-15, 2022. ISSN: 2169-8767 (U.S. Library of Congress); ISBN: 978-1-7923-9162-0 September 2022, Vol. 12 No. 6 http://ieomsociety.org/proceedings/2022malaysia/7 12.pdf
2022 Integrated eco-design and ergonomic innovation into product design and development, Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, Johor Bahru, Malaysia, September 13-15, 2022. ISSN: 2169-8767 (U.S. Library of Congress); ISBN: 978-1-7923-9162-0 September 2022, Vol. 12 No. 6 http://ieomsociety.org/proceedings/2022malaysia/7 40.pdf
C.Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
2021/2022 Reviewer pada jurnal Industrial Services Untirta Press
2021 Reviewer on 2st International Conference on Broad Exposure to Science and Technology(BEST)
2021 2 nd BEST – FT Untirta 2020 Reviewer on 1st International Conference on Advance Mechanical and Industrial Engineering (ICAMIE) 2020 1st ICAMIE – FT Untirta
2019 Reviewer on 10th Annual International Conference on Industrial Engineering and Operation Management (IEOM) 10-12 Maret 2020 in Dubai. 10th IEOM – Dubai - United Arab Emirates (UAE)
2017 Reviewer Prosiding Seminar Nasional Industrial Services (SNIS) 2017 Jurusan Teknik Industri UNTIRTA Fakultas Teknik UNTIRTA
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
2015 Seminar Hasil Penelitian Desentralisasi 2015, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan – DIKTI DIKTI Presenter
2015 Seminar Nasional Industrial Services Teknik Industri UNTIRTA Moderator
2016 Seminar Nasional INDUSTRIAL ENGINEERING CONFERENCE (IDEC)
2016 Universitas Sebelas Maret – Solo Presenter
2016 International Conference ‘ South East Asia Network of Ergonomics Society (SEANES) Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) Presenter
2017 International Conference ‘Quality in Research (QIR)’ Fakultas Teknik-UI Presenter
2018 The 5th International Conference on Industrial Engineering and Applications (ICIEA), April 2018. Singapore National University of Singapore (NUS) Presenter
2018 Prosiding Kongres dan Seminar Nasional Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) 2018. Universitas Sumatra Utara (USU) Presenter
2019 The 6th Annual Conference of Industrial and System Engineering 2019 (6th ACISE 2019), 23 – 24 April 2019 Universitas Diponegoro (UNDIP) Presenter
2019 4 th International Conference on Ergonomics & 2nd International Conference on Industrial Engineering (ICE & ICIE 2019). Kuala Trengganu, Malaysia University of Malaya dan University Putra Malaysia (UPM) Presenter
2020 1st International Conference on Advance Mechanical and Industrial Engineering (ICAMIE) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Presenter
2021 International Conference on Industrial System Engineering (ACISE) Universitas Diponegoro (Undip) Presenter
2022 Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja setelah pandemic dengan tetap menjaga produktifitas Perhimpunan Ergonomi Indonesia Moderator