1. Pertanyaan dari Fredy Kurniawan
Ketika kami selaku purchasing membeli barang di luar negeri, misalnya di Amerika, kemudian barang akan dikapalkan ke Jakarta selama 45 hari, pada saat barang masih di intransit dari pihak finance akan mengakui sebagai utang karena akan diaudit. Nah, bagaimana cara SAP mengakomodir intransit shipment agar dapat diakui sebagai utang oleh finance pada saat pemeriksaan audit?
Jawaban: Suatu proses di ERP itu di Cover, sedangkan di SAP ada yang namanya User Exit/Custemer Exit. Jika proses normalnya tidak bisa mengcover di proses maka di carilah cust Exitnya seperti apa, maka jika cust Exit nya ini berupa tambahan program yang merupakan tambahan program yg mengubah standar program SAP, yaitu teknik untuk yg hanya standar saja/ yang ada cust exit nya. Jika dalam standar tidak ada maka harus mencari cust exit nya yang pasti ada, sehingga jika logikanya di amrik itu diakui sebagai hutang dan di akomodel ke dalam sistem dan merupakan masuk kedalam kita mendesign ERP tersebut.
2. Pertanyaan dari M. Tri Hanjono
Konsep ini bisa juga dipergunakan untuk perusahaan distribusi juga ya, Pak. Kalau ada barang promo atau sample, bagaimana proses flownya, Pak? Apakah nantinya produk teramsuk sebagai AP-nya perusahaan tersebut atau hanya terkait inventory movement nya saja ya?
Jawaban: Selain ERP dibutuhkan nama nya AddOn(indestrial solution) yang dimana cara implementasi nya menggunakan SAP User Grup yang dmn terdapat kesepakatan requarement tentang proses requarement dan lalu dibuatlah indstrial solution itu deskripsi untuk pengembangan sistem. Di SAP khususnya terdapat 24/26 indestrial sektor, dimana semua sudah mencakup di dalamnya.
3. Pertanyaan dari Bayu Aji S.
Untuk develop property dan konstruksi di mana peran ERP, Pak? Software yang digunakan itu apa, Pak?
Jawaban: Tentunya dikembangkan diluar negeri yang dimana belum tentu sama dengan di indomesia maka dara itu membutuhkan konsultan untuk menyaring yang sesuai dengan ketentuan di indonesia, dimana konsultan tersebut harus mempelajari proses nya terlebih dahulu, dan menanyakan pada perusahaan mengenai get proses nya maka dari itu membutuhkan get proses antara carrem/ SS/future nya dan dipastikan bagaimana implementasi nya dimana apa sistem nya yang diubah/get proses nya maka dario itu dibutuhkan change management dimana untuk implementasi dari suatu ERP, dimana ini memang sulit untuk dijalankan walaupun mudah dalam melakukan pembahasan.
4. Pertanyaan dari M. Alfan Qadar
Ketika terjadi gangguan transit material karena suatu proses penyelesaian dari aplikasi bagaimana ya, Pak?
Jawaban: Sudah dijawab sebelumnya.
5. Pertanyaan dari Nandang Gumelar, ST., MT.
Jika ada kesalahan proses input saat proses terima atau distribusi barang untuk proses pembenaran di sistem itu seperti apa dan butuh waktu berapa lama? Bagaimana perlakukan di sistemnya, jika barang yang diterima itu setelah proses cek quality ternyata reject?
Jawaban: kembali ke design di mana ada yang namanya pressing edition yang menggunakan movie ngfreeze, jika menggunakaan moving propose setiap pergerrakan dari material sudah dicatat ketentuan harganya contoh: stock + 5 dengan harga 100k dan memerlukan 500, tapi jika beli 6 harga 90 berarti 450 tamba value 900 dan quanty nya 950:11 jadi lebih murah, jadi maksudnya ini sudah bergerak dengan sendiri nya.
6. Pertanyaan dari Yen Noviar
Estimasi biaya untuk membangun sebuah integrated ERM itu berapa?
Jawaban: Memang sebuah implementasi ERP itu harus menghitung Cost dan Beat nya untuk menentukan dengan cost segini apakah yang perlu di hemat, seperti sistem material exp dengan yang lama itu slalu terjadi dan kita bisa cataat dan dimana dengan ERP seharus nya itu tdk terjadi, contoh: ada nya kelebihan/kekurangan inventory itu menyebabkan dead stock/terhambatnya prodduksi dimana kita harus mengidentivikasi addon nya apa saja dan harus menghitung total kerugian dan jumlah dimana kita harus mengistemasi. Biaya apa saja: yaitu biaya infrastruktur dmna trdapat teknologgi yg memudahkan yaitu clowt.lalu lisensi dari ERP tersebut yaitu berapa jumlah lisensi yg dibutuhkan dan laulu implementasi dalam membentuk team, berapa lama, sewa konsultan, berapa harganya, kemudian produksi support menggunakan apakah internal resource sudah bisa menyentuh atau belum ada biaya lain, dimana komponen ini harus dihitung ujungnya/bentuk investasi dan pilihan software nya pun bermacam” tergantung scope nya seperti software yang sedang rame yaitu software ODDU, yang open source.
Profil InstrukturIr. Sri Sardjananto, S.T, M.T., IPM
Praktisi ERP/SAP
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
S1, Sarjana Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung
S2, Magister Teknik Industri, Binus University
Certified : SAP Consultant MySAP SCM Procurement 4.6C , S0001944543
Project Experience