1. Pertanyaan dari Bapak Imam Hartadi
Bagaimanakah jika ingin memperdalam pengetahuan dan pengalaman di bidang efisiensi dan pencemaran air?
Jawaban: Setau saya ada beberapa kursus yang bersertifikasi untuk BNSP manajemen air, karena manajemen air itu dari mulai supply sampai dengan air limbah diatur disitu. Jadi, kalau mungkin mau memperdalam itu bisa melakukan sertifikasi, kalau efisiensi dan terkait pencemaran air kita bisa lakukan hal hal dengan Langkah-langkah, ini penerapannya lebih banyak ke ISO 50.001, kalau pencemaran bisa dari ISO 14.000. Pencemaran air ada baku mutunya, itu kita bisa pelajari dan kita sesuaikan, mau itu dari limbahnya itu sendiri, limbahnya jenis apa kita bisa evaluasi, proses diapres nya apakah sudah teknikal atau sistem yang ada itu bisa dilakukan efisiensi.
2. Pertanyaan dari Bapak Hendra Purwanto
1) Monitoring energi yang digunakan sebaiknya setiap hari atau setiap pekan? Berdasarkan pengalaman Bapak.
2) Buku apa yang bisa dipelajari terkait meminimalkan proses steam?
3) Untuk energi listrik perlu dipasang kw meter tiap mesinkah?
Jawaban:
1) Sesering mungkin itu lebih baik, tetapi umunya itu harian harus ada monitor, entah itu manual atau penarikan dari sistem harus ada supaya bisa di evaluasi, evaluasi artinya orang yang melakukan monitoring itu harus tau standar nya seharusnya berapa untuk pemakaian harian atau mungkin bisa berkaca dari hari-hari sebelumnya ketika ada lonjakan atau penurunan jauh itu berarti ada abnormal yang harus dievaluasi, kalau penurunan artinya bisa jadi meterannya rusak, atau mungkin bebannya rendah, kalau ada peningkatan ini bisa diinfokan pihak terkait untuk dilakukan investigasi. Misalkan lonjakannya cukup jauh dan naik terus, ini ada apa ? Apakah ada penambahan beban atau penambahan mesin atau apa itu bisa dipelajari. Untuk evaluasi dilakukan setiap pekan atau tiap bulan.
2) Ada beberapa buku yang pernah saya baca, dan saya pakai untuk perhitungan yaitu satu buku dari Aplif sekitar tahun 2015, tapi memang bukunya saya belum pegang secara digitalnya, saya sempat foto jadi saya jadikan pegangan untuk yang standar. TLV itu ada sharing-sharing standar bagaimana cara pemasangan steam yang tepat, bagaimana instalasi yang tepat, kerugiannya, dll, keluaran Taiwan/Jepang.
3) Sebenarnya tidak perlu, karena kalau menurut saya tiap mesin sudah punya kapasitas sendiri di berapa kw. Sebenarnya itu kalau dari standar hitung-hitungannya kalau kita mau bandingin itu bisa 1 hari itu jalan berapa mesin, standarnya berapa kw, mungkin bisa dikali 0.8 karena memang tidak selalu full load. Tapi kalau kita pasang kw meter per mesin itu akan jadi pemborosan atau investasinya cukup besar, investasi itu bisa dari meteran bisa dari kabelnya. Padahal yang kita mau lihat adalah sebenarnya 1 line produksi itu konsumsinya berapa dan disesuaikan dengan outputnya, kalau outputnya lebih tinggi dengan penggunaan yang sama itu kan artinya ratio nya baik dan juga bisa dilakukan efisiensi. Jadi, rekomendasinya mungkin di tiap line produksi atau di tiap bangunan atau di tiap lantai atau di sub distribution panel. Tapi kalau mungkin mau ditiap mesin tidak apa apa namun costnya akan lebih tinggi dan evaluasinya akan lebih panjang lagi, karena harus dievaluasi tiap mesin, butuh waktu yang lebih banyak untuk menganalisa.
3. Pertanyaan dari Bapak Febrianto
Mohon rekomendasi untuk control meter pada setiap gedung, alat apa saja yang harus diinstal dan mendapatkan data yang valid serta tetap safety?
Jawaban: Kalau pergedungan yang dipakai mungkin listrik dan air, kalau industry ada steam meter, flow meter khusus compress care. Rekomendasinya brand-brand sudah cukup terkenal di bidang listrik atau meter, mereka sudah bisa mengeluarkan data digital, dan tinggal gimana kita menariknya. Brand tersebut sudah punya receivernya yang nanti ada memori di dalamnya yang kita bisa langsung konekkan ke server dan kita bisa tarik datanya ke bulanan, harian atau perjam kalau untuk listrik. Tapi kalau untuk air, steam meternya itu biasanya digital, tetapi receivernya tidak ada namun bisa dilakukan dengan PLC, kita taruh PLC dan kita tarik datanya kesitu dan datanya di convert menjadi data log konsumsi yang bisa kita pakai, tapi itu butuh keahlian khusus, namun kalau yang listrik untuk umum sudah jual receivernya juga itu bisa langsung diinstall ditarik itu dimasukkan ke server perusahaan terkait keamannya, datanya tetap safety, jadi data itu hanya bisa dibuka di kantor/perusahaan selama kita akses dengan wifi perusahaan.
4. Pertanyaan dari Bapak Bagus Ridwan Arifin
Ketika perusahaan memiliki gas buang berupa CO2, apakah itu bisa dikatakan sebagai buang-buang energi? Mengingat kita bisa memanfaatkan CO2 sendiri menjadi produk-produk tertentu namun memerlukan proses pengolahan lebih lanjut dan biaya tinggi, mana yang akan dipilih?
Jawaban: CO2 ini kalau pembuangannya murni itu harusnya punya semacam filter atau receiver tank nya sendiri jadi bisa diolah sehingga bisa jadi gas pure CO2 itu bisa ditampung, tapi kalau sudah tergabung/tercamput dengan oksigen atau sisa-sisa pembakaran lainnya contohnya di boyler batubara/boyler gas itu biasanya ada sulfurnya juga di dalamnya atau ada kandungan gas lain, dan itu aga sulit terpecah karena sudah tercampur dengan gas atau udara di luar. Jadi memang itu hitungannya kitab isa bilang pemborosan juga, tapi pemborosannya bukan secara gas tapi secara panas yang dibuang, jadi kalau panas dibuang dari boyler gas itu normalnya diatas 200°C kalau boyler batu bara normalnya dibawah 200°C, itu bisa dimanfaatkan untuk economizer, pemanas air, dll selama jalur udara yang keluar tidak terganggu atau ada hambatan, kalau ada hambatan justru yang depannya yang untuk supply udaranya akan terganggu, oleh karena itu perhitungannya harus tepat, tapi itu bisa dimanfaatkan pemborosan untuk heat and changer, tapi kalau untuk CO2 sendiri kalau pure itu harus ada CO2 generator mungkin, tapi di udara itu sendiri banyak kandungan selain nitrogen.
5. Pertanyaan dari Bapak Ziko Paskah
Lampu LED dan inverter memang baik untuk energi saving tapi side effectnya adalah harmonic listrik yang jadi naik melebihi batas normal yang berbahaya bagi trafo atau overheat. Bagaimana solusi untuk mengatasinya?
Jawaban: Bisa kita antisipasi / tanggulangi dengan pemasangan beberapa filter-filter harmonic biasa umum dipasang untuk sistem-sistem kontrol atau di installasi yang banyak inverter, tapi untuk secara besarannya tetap di support oleh kapasitor dan juga bisa dilengkapi dengan filter harmonic.
6. Pertanyaan dari Ibu Gustina Rosalin
Bagaimana jika ingin membandingkan baseline tahun sebelumnya dan tahun ini? Kan tidak bisa jadi apple to apple, misalnya penggunaan listrik karena banyak WFH. Jadi, penggunaan listrik di perusahaan akan berkurang dari sebelumnya, begitupin jika dibandingkan dengan output produksi.
Jawaban: Kalau pandemic/WHF tidak bisa apple to apple, namun disitu ada catatan ketika ada pemakaian benda itu pasti harus ada catatan, bukan berarti pemakaian benda itu bagus tapi ada catatan bahwa ada potensi akan tinggi lagi ketika kondisi normal. Konsumsi listrik perusahaan akan turun khususnya di area office, tapi ini akan jadi catatan di 2 tahun belakangan ini akan ada WFH jadi jika tahun berikutnya sudah kembali normal, kita patokannya jangan pakai yang kondisi khusus ini, in ikan force major. Kita pakainya tetap kembali ke kondisi sebelumnya, begitu juga dengan output produksi, kalau untuk output produksi tentunya lebih banyak bisa membantu ratio lebih rendah, kalau output rendah bisa membuat ratio lebih tinggi. Kalau kita bandingkan kondisi yang sama, tapi kalau untuk produksi sendiri sebenarnya itu bisa di isolir di 1 tempat saja, line produksi itu sendiri terpisah dari gedung office yang memang orangnya banyak WFH dan listriknya office jauh lebih kecil, itu bisa ada penyesuaian, lalu kalau di line produksi sendiri berhati-hatinya kita pakai 1 mesin untuk menghasilkan kapasitasnya misalnya 100, kalau 2 mesin hasilnya 200, kita akan membandingkan itu, jangan sampai kita pakai 1 mesin outputnya 50, itu berarti tidak optimal penggunaan mesinnya . Jadi yang dihitung di line produksi tersebut adalah terpisah dari bangunan, kalau untuk bangunan ada standarnya, efisiennya berapa, mungkin tahun ini jatuhnya sangat efisien karena ada catatan yaitu banyak WFH. Tapi kalau di produksi atau pabrik tidak mungkin operatornya WFH tapi tetap jalan dengan kapasitas yang sama, jadi harus diterapkam ketika tidak dipakai dimatikan, itu yang bisa mempertahankan rationya tetap bagus.
7. Pertanyaan dari Bapak Waluyo Triyono
Bagaimana cara menghitung efisiensi energi khususnya listrik untuk industry seperti farmasi, yang mana penggunaan AHU dipakai secara kontinu tetapi produksi belum rutin digunakan atau sebulan hanya digunakan seminggu, tetapi AHU ini harus jalan terus untuk menjaga kualitas ruangan?
Jawaban: Memang ini menjadi istilahnya sedikit kendala, karena terkait regulasi. Dari pengalaman, area steril itu tidak boleh dimatikan itu regulasi, kita tidak masuk ke area yang tidak boleh dimatikan, kita masuk ke area yang lain. Karean AHU tidak hanya di area steril tetapi di area sterilpun banyak, dan kita masuk ke ranah non steril. Kita bisa pakai penerapan kualifikasi, kualifikasi normalnya tahunan, kita lakukan studi AHU di area non steril, kita matikan selama 4 hari, di hari ke 5 kita lakukan pengecekan baik itu dari partikel, mikro, atau mungkin dari parameter-parameter lainnya, bahkan rekap free time nya kita coba pelajari jadi jam berapa dia dinyalakan sehingga dia kembali kondisinya ke kondisi ideal untuk produksi. Dari hasil studi itu baru bisa merekomendasikan bahwa ini AHU bisa dimatikan selama 4 hari lalu dinyalakan 1 hari, lalu kalau untuk persiapan atau apa, lalu besoknya bisa dimatikan lagi 4 hari, polanya seperti itu, jadi kita minimalkan pemakaian, apalagi di area unclassified, itu bisa kita langsung matikana kalau tidak dipakai karena secara regulasi juga tidak ada kewajiban atau kelengkapan untuk mikronya. Mungkin itu yang bisa dilakukan, dan sudah pernah diterapkan juga, bahkan di area steril pernah diterapkan namun ada bentrokan dengan regulasi.
8. Pertanyaan dari Bapak Nicholas Feri
Bagaimana cara mempertahankan hasil baik yang sudah dicapai, dan bagaimana cara agar tidak terlena karena sudah dapat pencapaian yang baik?
Jawaban: Harus rutin, dari fungsi evaluasi bulanan, audit rutin itu fungsinya untuk supaya kita bisa introspeksi kegiatan, aktifitas kita masih on track atau sudah sedikit menyimpang, yaitu dengan cara review, evaluasi bisa kita capai dan itu cara mempertahankannya supaya tetap, kecuali ada khususnya mungkin ada beberapa insiden akhirnya harus memerlukan pemakaian berlebihan , tapi itu dengan catatan mungkin bulan ini saja, bulan depan akan kembali normal. Jadi supaya tidak terlena harus ada rutin pembahasan, tapi pembahasan jangan sampai seperti judge atau menjatuhkan tetapi untuk mencari mencari solusi bersama, kalau sudah menjudge sesuatu itu biasanya timnya nanti programnya tidak akan jalan karena kebersamaannya akan hilang.
9. Pertanyaan dari Bapak Ulung
Apa saja yang perlu diaudit dari penggunaan energi pada installasi pengolahan air serta operasional pompa di PDAM yang menggunakan teknologi scada?
Jawaban: Sudah cukup baik menggunakan scada, jadi sistemnya sebenarnya sudah otomatis sesuai dengan parameter-parameter atau schedule yang sudah diinput, jadi kalau kita mau audit untuk penggunaan energi pada installasi pengolahan air ini kita ngomongnya secara sistem airnya sendiri mulai dari air bahannya diambil dari sungai, kali atau apanya sampai dengan prosesnya sendiri, kalau energi sendiri paling banyak kan pasti di sistem pemompaan, pompanya apakah sudah sesuai, arti sesuai itu pressurenya sesuai standar atau tidak, jangan sampai kite terapkan over pressure, misalnya kebutuhan pressurenya cuma 4, di pompa sendiri di headernya atau apa jadi 6 lembar, itu tidak bisa, oleh karena itu perlu penambahan inverter untuk mengadjust pressurenya supaya pemakaiannya lebih efisien. Dan kalau di sistem installasi pengolahan air ini sepertinya close sistem jadi memang tidak bisa pakai torn, mau tidak mau pakai installasi pipa bertekanan jadi memang solusi satu-satunya menggunakan inverter dan juga standarisasi tekanan. Kemudian yang perlu di audit yaitu standarnya sudah sesuai atau belum, lalu apakah ada luberan air atau kebocoran. Secara sistem di perusahaan air lain itu kalau jam malam mereka melakukan penurunan pressure, karena industry itu biasanya kalau malam off tidak memakai banyak air tapi memang beberapa tetap pakai, jadi bagaimana membalance supaya semua bisa diwakili dengan pressurenya bisa diturunkan ketika malam. Jadi, dengan sistem scada ini otomatis terschedulling, pompa ini pressurenya sesuai dengan schedule yang sudah diinput diterapkan, yang perlu diaudit adalah pelaksanaannya seperti apa, apakah sistem otomatis itu berjalan atau tidak, jangan-jangan sistem itu sudah ada tetapi ketika pelaksanaan tidak berjalan itu yang harus di audit.
10. Pertanyaan dari Bapak Agus Syarif
Boleh share pengalamannya bagaimana tahapan memulai program efisiensi energi di perusahaan dan bagaimana menjadi programnya sustain?
Jawaban: Ini menjadi tantangan kita sendiri. Memulai itu pertama meyakinkan manajemen dahulu, kalau kita mampu dan sebenarnya bisa menjalankan program energi ini. Jadi, yang pertama komitmen manajemen, setelahnya kita bentuk gugus tim, tim gugus tugas, nanti tim ini akan terdiri dari beberapa PIC area masing-masing, karena harapan kita bukan jalan di 1 area saja tapi semuanya turut serta, baik itu di office, pabrik, semuanya diterapkan program ini. Lalu kita lakukan audit sederhana dari pengalaman yang kita punya setelah itu ada rekomendasi, action plan mau ngapain. Setelah itu baru memunculkan ide-ide yang lain untuk projek kecil, misalkan projek penurunan listrik di lantai ini, projek penurunan kimia di satu area, semua bisa berjalan. Supaya bisa sustain itu report harus ada bulanan, harus ada evaluasi bulanan, meeting bulanan dan tahunan, itu semua di report dilaporkan ke manajemen supaya komitmennya tidak luntur. Dengan program seperti ini sebenarnya bisa mengurangi beban perusahaan, lalu setelahnya kalau sudah ada hasilnya sedikit itu kita bisa membuat proposal, bahwa ada rewards untuk tim yang sudah berhasil menurunkan sekian juta/M, reward itu tidak hanya berupa uang bisa dari pengumuman atau undang makan, voucher, dll, itu cara-cara menjaga agar programnya tetap jalan terus.
11. Pertanyaan dari Ibu Erna
Mohon sharing untuk perusahaan yang baru mau mulai program energi efisiensi, poin penting yang harus dihighlight apa?
Jawaban: Yang pertama kita minta izin untuk melakukan program ini, misalnya, bisa tidak diturunin biaya? Bisa caranya seperti apa? Kita buat semacam pemaparan dengan program saving energi, biasanya responnya bagus, karena tidak langsung mikirnya biaya, karena sudah dijelaskan. Ada beberapa juga yang bisa dilakukan tanpa biaya, biaya sedang, dan biaya tinggi. Dari hal tersebut sudah bisa kasih gambaran ke manajemen, kalau tidak pakai biaya saja sudah bisa nurunin sekitar 5% itu dari kesadaran karyawan sendiri, segitu saja cukup besar kalau kita bandingkan dengan tagihan sudah berapa ratus juta, secara tidak langsung manajemen juga akan mendukung. Lalu dibentuk gugus tugas, kemudian audit sendiri ada beberapa rekomendasi dan juga setelahnya kalau mungkin perusahaannya tergolong tidak familiar dengan bidang energi / konservasi energi itu mau tidak mau manggil orang untuk training atau minta konsultan untuk melakukan audit atau bimbingan.
12. Pertanyaan dari Bapak Ahmad Trisnantara
Adakah pengalaman untuk program konservasi energi disinkronkan dengan program TPM di perusahaan?
Jawaban: Sebenarnya masih sinkron dengan salah satu tujuannya memang mengurangi biaya produksi, salah satu biaya terbesar adalah energi. Ini sebenarnya masih sinkron, dari pengalaman memang tetap harus ada, harus ada action plan disitu. Jadi memang masih nyambung bahkan salah satu TTM pillarya sendiri itu mewajibkan evaluasi energi, entah itu dari pillarnya PM/EM, misalnkan kita beli mesin itu bener-bener ramah energi.
Profil InstrukturJacky Chin, S.T., M.T,, CEM, Ph.D
Praktisi Profesional Industri, Senior Engineering Manager PT. Argo Manunggal Triasta, Dosen Teknik Industri Universitas Mercubuana
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
Ph.D, Doctoral Degree - National Taiwan University of Science and Technology (NTUST)
Majoring in Industrial Engineering Management GPA 3.95
Post Diploma BMC College Singapore – MEP Design
Magister Degree Industrial Engineering – Mercu Buana University
Bachelor Degree Mechanical Engineering - Catholic University of Atma Jaya
Trainings & Professional Certificate:
• Certified Energy Manager (Association of Energy Engineers-USA)
• Fire Safety Manager (BNSP)
• ISCEA Certified Supply Chain Analysis
• Prasetya Mulya Univ, Middle Management Program (Mini MBA)
• Training SGS for internal Auditor (ISO 9001:2008, ISO14001:
2004; OHSAS 18001, ISO 17025 Calibration)
• Training (ISO 9001:2015, ISO14001: 2015; ISO 45001)
• Total Productive Maintenance system JIPMS
• Energy Management system, Building Maintenance and Environmental Proper
• LEAN MANUFACTURING & KAIZEN ( CONTINUOUS IMPROVEMENT) & 5S
• FAT in Italy for Autoclave machine
• FAT in Shanghai China for Mixing tank machine
• FAT in Italy for Pure Steam Generator machine
• ERP ORACLE system
• Quality Risk Assessment
• AutoCad for MEP and Autodesk Revit for Building
• Good Manufacturing Practices (GMP)
Achievements