1. Pertanyaan dari Bapak Martin Sihite
Jika industri 4.0 era sekarang ini mengandalkan internet dengan alat gadget, di era selanjutnya Society 5.0 akan mengandalkan hal apa? Apakah mengandalkan sosmed? Mengapa "Society 5.0" bisa diangkat jadi tittle era selanjutnya?
Jawaban: Ini Tanggapan saya saja. Kalau misalnya alat gadget, kenyataannya sekarang masih menggunakan gadget, apakah bentuknya nanti akan berubah bisa iya bisa tidak. Tergantung dari fungsi gadget itu bisa mendukung situasi atau moment yang akan dibangkitkan dengan industri itu. Contohnya robotika, robotika sekarang masih belum digunakan, masih simulasi-simulasi dan itu pun sudah lama. Tetapi sekarang dicoba diintegrasikan, ada yang masih bisa digunakan, kemudian dikembangkan sehingga selaras dengan apa yang mau dicapai pada era sekarang. Mungkin saja nanti ada barang yang mirip gadget, namun bisa saja nanti ada temuan baru. Kita sifatnya adalah menerawang masa depan, selama fungsi dari alat yang ada itu mendukung pada era itu, artinya entah platform teknologinya atau yang mau dicapai yang menjadi momen pada era itu mungkin masih digunakan atau yang lebih baru
2. Pertanyaan dari Bapak Budi Puspo
Perusahaan memastikan data tersebut yang sangat rahasia bisa tidak bocor (dalam hal security big data). Apakah platform yang ada assure?
Jawaban: Salah satu platform pada industri 4.0 ada cyber security. Cyber security ini pun sudah lama, pada waktu internet ditemukan kebutuhan akan keamanan data sudah sangat diperlukan dan sekarang ditingkatkan. Waktu saya kuliah di perguruan tinggi di Inggris ada Master atau program studi yang menerangkan tentang security internet Kalau tidak salah. Dikembangkan oleh berbagai macam teknologi dan platform yang bisa mengamankan data itu sendiri. Dari sisi regulasi sudah mulai akan di berlakukan, beberapa waktu lalu saya mengikuti webinar mengenai data security di internet, apakah data yang tersebar di awan atau udara kita ini bebas atau tidak didapatkan? Ternyata tidak, aturannya belum di Undang Undangkan, masih rancangan Undang Undang. Data yang tersebar itu harus menurut rancangan Undang Undang, harus sepengetahuan dari yang bersangkutan. Jadi sebetulnya dari sisi teknologinya sudah terus dikembangkan, kalau masalah platform itu bisa menjamin data, kalau saya rasa tidak ada yang sempurna pasti ada kebocoran dan itu yang diperbaiki. Oleh karena itu tidak hanya secara teknis mengenai platformnya tetapi harus diimbangi dengan regulasi dari sisi hukumnya.
3. Pertanyaan dari Bapak Simson
Kami bergerak di bidang manufaktur, produksi dinding panel precast beton, dari 1 lantai gedung total dinding 70 panel. Total tipe cetakan 60, kami tidak bisa produksi massal seperti produk lainnya (pensil). Ada masukkannya?
Jawaban: Yang penting dahulu, dalam hal produksi dan kapasitasnya. Dilihat dulu demand dan supply, kalau demand itu dari eksternal dia butuh berapa. Dari supplynya kemampuan dari perusahaan nya berapa, kalau itu sudah disinkronkan maka demand yang ada itu pasti bisa dibuat, saya melihatnya tujuh puluh panel total tipe cetakan yang dihasilkan 60. Dari perusahaan ini kemampuannya untuk bisa mencapai standar 70-an belum tentu tercapai. Dugaan saya itu mungkin ada di kapasitas supply dari perusahaannya, maka dilihat secara lebih mikro misalnya kalau di industri itu ada, penentuan waktu baku atau standar nya supaya nanti bisa mengimbangi 70 panel tersebut. Jadi harus dilihat supply nya dahulu, lampu atau tidak menghadapi demand Sekian banyak. Kalau tidak bisa mencapai padahal sudah maksimum, demandnya dikurangi. Pilihannya bisa mengurangi demand atau bisa meningkatkan supply supaya imbang.
Profil InstrukturIr. B. Laksito Purnomo, S.T., M.Sc, IPM, ASEAN Eng, CSCA, CSCM
Dosen Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
• Sarjana Teknik Industri– S.T. ITB (1998)
• Master Manufacturing Management – M.Sc. University of Bradford, England, UK (2014)
• Insinyur – PSPPI ITB (2021)
Pekerjaan
Staf Pengajar, Departemen Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (2000 s.d. skrg)
Sertfikasi
• IPM dan Asean Eng. [PII]
• Certified Supply Chain Analyst [CSCA] – ISCEA
• Certified Supply Chain Manager CSCM – ISCEA
Organisasi:
• Institute of Industrial and System Engineering [IISE]
• Persatuan Insinyur Indonesia [PII]
• Perhimpunan Ergonomi Indonesia [PEI]
Pengalaman Proyek
• Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah for Any Indonesian Local Government Agencies
• Owner Estimate/HPS for Petrokimia Company, PJB Rembang
• Purchasing-Procurement Management for Bank Rakyat Indonesia, Panti Nugroho Hospital Yogyakarta
• Suply Chain Management for PT Pupuk Sriwijaya Company, PBJ Muara Karang
Dll.