[Tanya Jawab] Asesmen dan Rehabilitasi Bangunan Sipil
1. Pertanyaan dari Bapak Angga
Saya ingin bertanya terkait beberapa hal:
- Judul pada hari ini assesment dan rehabilitasi bangunan, saya mengira awalnya hari ini fokus terhadap assesment terlebih dahulu, karena bangunan sipil jadi saya kira assesment-nya. Latar belakangnya sebelumnya izin menyampaikan, latar belakang saya disini adalah owner. Jadi kami memiliki beberapa bangunan di tiap daerah di bandara, yang mana itu bangunan sudah lama, jadi rata - rata bangunan 1970, 1960 tergantung dari bandaranya dan tower. Jadi dari bangunan tower tersebut tentunya banyak mengalami kerusakan apabila kita bandingkan dengan SNI yang saat ini, jadi kalau dibandingkan dengan SNI saat ini sudah banyak yang tidak kompatible dengan SNI beton yang ada saat ini. Yang jadi pertanyaan, saya pribadi kesulitan untuk menyampaikan kepada rekan - rekan di daerah, jadi kami dari Aceh sampai dengan Oksibil dan Merauke kita punya bangunan - bangunan tersebut, tidak bisa kita cek 1 per 1 setiap tahunnya, setiap bulannya kita cek tidak mungkin sedangkan bangunan-bangunan tersebut banyak yang lama. Kira-kira ada tidak ya bagaimana cara mengecek bangunan tersebut dengan mudah terutama di keretakan? Karena di keretakan bangunan itu kita bisa membagi dengan arsitektural dan struktural, kalau misalkan arsitektural mungkin tidak mempengaruhi performa bangunan dan yang struktural mempengaruhi performa bangunan. Mungkin bisa dijelaskan sedikit terkait kira - kira keretakan seperti apa yang mempengaruhi struktural? Kadang ada yang melintang di dinding, ada yang tidak lurus di kolom dan sebagainya. Bisa menjadi masukkan kepada saya kira-kira bagaimana untuk memperbaiki hal tersebut.
- Terkait di sheet awal, di paparan awal itu ada kolom yang berisi tentang checklist-checklist, itu apakah ada di peraturan Mentri atau di PP atau SNI yang kiranya bisa kita gunakan untuk assesment bangunan? Apabila ada mungkin bisa disampaikan nomor Permen-nya juga agar menjadi masukkan bagi kami. Kemudian kami juga sering dibantu assesment Sucofindo, Lapi ITB dan lain sebagainya. Kita juga pernah melakukan assesment tower di Semarang. Mungkin Bapak tahu juga di Semarang tanahnya agak mudah turun, konsolidasinya belum selesai. Jadi kemarin kita ada kondisi bangunan kurang lebih turun berapa meter, itu juga sudah kita lakukan assesment bangunan kemudian kita rencanakan perbaikan. Jadi ada tidak kira - kira peraturan khusus mengenai assesment? Apa saja yang kita lakukan kemudian tindak lanjutnya seperti apa? Terutama yang bisa kita lakukan sendiri tanpa menggunakan asesor ibaratnya, itu saja terima kasih.
Jawaban dari Nara Sumber: - Memang proses asesment ataupun proses pengecekan fasilitas-fasilitas itu butuh proses yang tidak sebentar, karena memang apa yang harus dilihat itu sangat spesifik terutama ketika kita menuju ke area tertentu. Kalau tadi saya catat bagaimana cara cek keretakan, misalkan pada bangunan yang mungkin sudah lama dengan waktu-waktu tertentu, maka memang saya pakai untuk peraturan dari SKKNI dengan kode unitnya ini di gambar. Kode unit ini nanti ada deskripsi lagi itu tentang tahapan-tahapannya seperti apa, tapi memang di sini kalau misalkan beberapa yang kita bantu itu mereka melihat secara layak saja, untuk mengajukan SLF terutama, misalkan keretakan tadi. Posisi keretakan dokumen yang pertama kita siapkan lebih ke gambar awalnya itu seperti apa karena dari konstruksi pil itu ada area kolom, area dinding yang dinding itu sebagai penahan beban bearing wall structure atau non bearing wall structure. Jadi ketika itu retak apakah dia masuk ke bearing wall structure dinding penahan beban atau dinding itu hanya sebagai pembatas ruangan. Contoh saja di Lawang Sewu itu karena bangunan lama berarti dia masih menggunakan bearing wall structure, jadi kita tidak bisa dengan mudah untuk menghilangkan dinding-dinding yang berada di situ, karena dinding itu terkait untuk menjadi sebuah sistem pandangan beban. Tapi untuk bangunan baru misalkan dinding itu dipasang sebagai untuk pembatas ruang, jadi ketika kita tahu kalau misalkan struktur dari bangunan itu maka dinding itu kita lepas, bangunan itu masih tetap berdiri, jadi proses penghilangan dinding dan sebagainya itu harus melewati proses pengecekan terlebih dahulu. Ketika bangunan itu lama memang PR dari teman-teman user atau owner itu kebanyakan data dari gambar kurang lengkap, maka penggambaran ulang itu menjadi hal yang penting untuk owner supaya tahu kira-kira aset saya itu seperti apa. Ketika misalkan ada tower seperti itu, lantainya turun dan sebagainya retaknya Itu di bagian dinding misalkan, kalau itu dindingnya tidak penahan beban maka tidak masalah, bisa dihilangkan atau mungkin diperbaiki, tapi kalau itu retaknya di dinding penahan beban yang dia masih menggunakan struktur lama berarti itu menjadi masalah struktur yang harus diperbaiki dengan mungkin penambahan kolom sebagainya ataupun inject struktur dan sebagainya. Jadi memang yang kita coba sampaikan di sini proses seperti itu memang kita dapatkan dari nomor 4 Ini dokumen pembangunan gedung dan persiapan pemeriksaan, jadi sejauh mana data yang didapatkan untuk melakukan proses assessment. Assessment ini dimulai kalau bisa kita lihat dari prosesnya itu nomor 5 sampai dengan nomor 10, itu untuk pendataan misalkan mulai dari bagian-bagian dari unit bangunan itu sendiri, mulai dari mungkin tanahnya yang berarti ada tes tanah, itu sebenarnya dilakukan ketika kita membuat bangunan baru juga kurang lebih. Jadi persyaratan di atas bangunan dua lantai dibutuhkan sondir misalkan, di atas bangunan 34 lantai dibutuhkan boring ketika butuh ada basement atau tidak, ketika ada basement butuh lap tanah dan sebagainya untuk mengetahui situasi tanah itu seperti apa sampai nanti muncul rekomendasi kurang lebih dengan bangunan seperti ini butuh apa dan apa. Untuk bangunan lama biasanya belum ada, lalu kemudian ketika bangunan lama akan dinaikkan fungsi untuk bangunan yang baru tadi dikatakan ada beberapa SNI yang tidak sesuai, itu berarti memang ada proses penyesuaian, apakah itu ditambahkan misalkan untuk bangunan-bangunan gedung, misalkan untuk penggunaan kantor proses K3 itu penting. Mungkin dulu belum memikirkan yang namanya hidran misalkan, lalu namanya smoke detector dan sebagainya itu belum ada, jadi kemungkinan harus ditambahkan, secara casing mungkin dia masih bangunan lama tapi secara isi atau secara kekuatan bertahan dari bangunan itu sudah mengacu SNI yang terbaru.
- Bagaimana cara mengeceknya itu supaya lebih mudah? Berarti salah satu adalah inventarisasi aset dahulu, itu yang pertama supaya kita tahu gambaran, kita punya aset di mana saja, tingkat kerusakannya seperti apa, jadi data untuk dilakukan proses selanjutnya. Kemudian untuk checklist - checklist SNI tadi karena mungkin peraturan itu juga berubah secara dinamis, jadi kurang lebih secara garis besar ini biasanya nanti akan ada peraturan turunan-turunan sesuai apa yang mau didapatkan di sini, misalkan kalau yang tadi adalah list ini dibutuhkan untuk pengajuan konsep green. Jadi ketika bangunan itu kita ingin mendapatkan sertifikasi dari lembaga Green tersebut misalkan GBCI atau AIDS, kita memenuhi list dari ini yang nanti biasanya mereka akan tetap menurunkan asesor tadi untuk mengecek, dan biasanya untuk di ini dimulai dari proses perencanaan. Berarti sebelum bangunan itu dimulai dari dokumen perencanaan itu akan dicek terlebih dahulu seperti yang kami lakukan di Universitas Diponegoro, kita akan membuat sebuah bangunan workshop lokasi itu dokumen gambar sebelum dilaksanakan dilakukan checklist seperti ini, ini checklist pekerjaan kami dan ada beberapa yang kurang dan juga ada beberapa masukan dan pasti akan melibatkan tenaga ahli yang terkait, mungkin salah satunya yang paling mudah itu perhitungan OTTP, jadi kebutuhan AC yang dihitung dari jumlah AC yang terpasang lalu nanti munculnya adalah standarnya berapa per meter persegi. Ternyata masih lebih misalkan, berarti solusinya apa? Perubahan secara gambar mungkin atau secara teknologi yang digunakan, jadi memang kalau peraturan fix yang tertentu ini memang nanti dengan BNSP yang lebih detail untuk masalah peraturan tapi yang saya pahami peraturan itu berubah secara dinamis sesuai dengan kebutuhannya seperti apa sebenarnya. Misalkan bandara kelas apa, standar apa seperti itu, bangunan apa misalkan Rumah Sakit kelasnya apa lalu kemudian dia spesifikasi khususnya apa, mungkin ada beberapa ruangan yang tidak terlalu standar misalkan area lobi dan sebagainya tetapi untuk area tertentu, OK VK misalkan atau instalasi bedah sentral misalkan itu memang butuh penanganan yang serius. Jadi memang di sini dari user atau dari owner kebanyakan memang punya grand design, tentang asetnya itu mau diapakan sebenarnya dalam jangka waktu tertentu, jadi dengan ada konsepnya itu maka akan mempermudah nanti untuk merencanakan tahapan-tahapan apa yang harus dilakukan. Misalkan di Aceh tadi ketika ada potensi gempa di situ berarti analisa struktur gempa di sana cukup penting, jadi inject jack hammer tadi untuk mengetahui kekuatan betonnya sekarang masih berapa atau setelah mungkin ada aset yang terbakar misalkan seperti Pasar Johar kemarin dia terbakar di tahun mungkin kau tidak salah 5 tahun sebelumnya atau mungkin 10 tahun, itu terbakar beberapa kolom kualitas beton setelah dilakukan pengetesan itu tinggal mungkin 30% atau berapa dan itu didapatkan setelah proses jack hammer tadi. Entah metodenya sekarang juga sangat berkembang itu akan memudahkan sebenarnya, jadi kalau saya rasa dengan kita mengikuti proses dinamis itu tadi akan mempermudah kita sendiri sebenarnya. Untuk ceklis peraturan nanti bisa di BNSP karena kadang-kadang mereka melakukan update yang nanti biasanya akan apa, itu ketika mandiri dilakukan asesor mandiri maka kita bisa mengambil salah satu peraturan yang sudah dibuat, jadi ini sebagai dasar untuk menentukan apa yang dibutuhkan. Misalkan di sini tadi komunikasi dengan pihak terkait, dari pihak internal dengan terkait dengan pihak siapa saja untuk mengakses aset ini misalkan, persiapan pemeriksaan apa saja, mungkin divisinya apa, apakah pembuatan divisi baru untuk pengecekan, lalu dokumen gedung ini apa saja yang dimiliki dan yang belum dimiliki apa, lalu kemudian sudah melakukan proses assessment tadi sampai terakhirnya membuat rekomendasi. Jadi aset ini direncanakan untuk apa sebenarnya, untuk bangunan A misalkan, ternyata rekomendasinya ketika bangunan A dibutuhkan perbaikan A, B, C, D dan sebagainya dengan menelan biaya sekian persen dan sebagainya mungkin nanti keyika dilakukan FS dan sebagainya masih retinable, jadi dilakukanlah proses adaptasi dari bangunan tersebut.
2. Pertanyaan dari Bapak Hendrawan Winata
Mohon penjelasan singkat mengenai rectified photography dan photogrammetry.
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau rectified ini adalah teknik foto yang membawa atau mem-foto objek secara paralel, kemudian itu digabungkan dalam satu tarikan. Misalkan ini biasanya digunakan untuk foto koridor jalan dengan misalkan satu gambar di foto dan ditata secara paralel untuk mendapatkan sebuah gambaran secara sudutnya lebih pas, ini biasanya digunakan contohnya seperti ini. Kurang lebih misalkan kita berjalan mungkin di Jalan Malioboro, misalkan di Jogja, di sana sudut pandang kita akan melihat ke depan, akan ada sudut pandang yang di kanan dan di kiri untuk melihat bangunan-bangunan di samping. Teknik ini mungkin gampangnya dilakukan secara manual, kita foto setiap bangunan berurutan dari awal Malioboro itu sampai terakhir, satu-satu kemudian itu ditata dalam sebuah tarikan panjang dan itu akan memberikan kita sebuah gambaran secara paralel dan dua dimensi kurang lebih. Vista dari jalan itu seperti apa, jadi nanti ada bangunan satu atau dua lantai tentunya itu seperti apa, mungkin nanti bisa dilakukan sebagai data analisa untuk teori-teori perkotaan yang terkait misalkan seperti itu. Ini secara manual tapi bisa juga dilakukan dengan teknik yang lebih modern, mungkin dengan sinar laser tadi, jadi 3D laser berarti dia mengcover dan bisa memberikan gambaran secara tiga dimensi, kurang lebih seperti. Untuk photogrammetry kalau dijelaskan di sini sebuah teknik survei dimana geometri dua dimensi atau tiga dimensi diukur dari gelombang elektromagnetik untuk menyelidiki struktur bawah tanah, jadi di sini memang ada yang digunakan untuk mengetahui kedalaman itu seperti apa, itu biasanya digunakan dan dapat diukur foto-foto dari dua dan berbeda posisi dengan metode pengambilan foto yang disebut stereograph tadi menyediakan penampil dari dua perspektif yang berbeda. Dua tipe ini tadi itu adalah salah satu metode yang untuk mendapatkan gambaran secara tiga dimensi, ini adalah tahapan. Berarti sebelum teknik itu dilakukan secara manual dan memang dituntut peralatannya teknologinya tinggi, lalu photogrammetry tadi berarti sudah mengkaitkan dengan elemen tiga dimensi. Informasi dikontruksi menggunakan beberapa instrumen perangkat keras jadi sudah ada, kalau tadi kita foto masih di atas satu-satu, kalau di photogrammetry itu dia sudah melibatkan tiga dimensi. Berarti fotonya ada di dua posisi, jadi kalau di rectified itu hanya satu posisi di depan, tampilan dua dimensi tetapi kalau di photogrammetry dia lebih ada dua arah atau lebih sedikit berbeda posisi, yang nanti akan ditarik ke atas atau sampai ke prosteknik. Global posisi dan reflectography inframerah ini sudah dilakukan di beberapa Candi yaitu dengan merencanakan pengukuran sebuah Candi tertentu yang dia sudah direncanakan berapa titik yang nanti ketika dia tembak, dia akan mendapatkan sebuah gambaran tadi mulai dari tekstur dinding sampai dalam dan itu datanya berupa data 3 dimensi. Outputnya bisa sampai seperti ini, ini sudah dilakukan di beberapa Candi, ini diletakkan di beberapa sudut tertentu untuk scanning, jadi ketika scanning tadi itu akan ada proses penganalisaan data selanjutnya untuk menyatukan scanning 1, 2, 3, 4 untuk mendapatkan 3D positioning dari Candi ini. Misalkan Candi Prambanan ini sudah ada titik berdirinya ada 4 titik, kemudian datanya seperti ini kurang lebih, jadi satu kamera dia menembak satu kelihatan 1, 2, 3, 4. Satu menembak ini kita cover semua, 2, 3, 4 kemudian digabungkan dalam sebuah gambar dan itu bisa di upgrade atau bisa diekspor untuk data-data yang lain. Misalkan untuk plan-nya ataupun untuk sitenya dan sebagainya. Ini contoh yang lain Brahmana 4 titik outputnya seperti, ini untuk bangunan cagar budaya atau bangunan Candi heritage atau bisa juga untuk bangunan-bangunan yang dirasa tidak mempunyai data awal, jadi proses ini adalah proses penggalian data yang digunakan untuk tahapan selanjutnya. Misalkan dicurigai untuk Candi ini itu belum ada data awal atau belum ada rencana awal seperti apa, tapi ketika memang itu ada rencana atau dokumennya ada biasanya bisa dilakukan lebih cepat tapi karena ini mungkin belum ditemukan berarti digunakan metode ini yang lebih cepat, tapi memang menggunakan teknologi yang lebih tinggi dan secara cost pasti akan cukup mahal.
3. Pertanyaan dari Bapak Heriyadi
Apakah kita asesor dapat melakukan sendiri terhadap pemeriksaan kelayakan gedung tersebut Pak? seandainya kita sudah memegang sertifikat itu.
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau yang saya tahu maksudnya memang ini prosesnya administratif, ini adalah mengatur kewenangan-kewenangan dari pihak-pihak terkait untuk memberikan sebuah respon. Ini memang harus ada koordinasi terlebih dahulu karena pembentukan, mungkin kalau assessment-nya itu dalam rangka internal, mungkin seperti Pak Angga tadi di awal mungkin bisa. Kita secara divisi siapkan sebagai owner, sebagai user kita siapkan pada beberapa tim kita yang memiliki kompetensi untuk mengakses dengan mempunyai sertifikat asesor, hanya mungkin secara legal, itu berarti harus muncul siapa yang memverifikasi hasil dari assessment itu tadi. Mungkin butuh pihak terkait misalkan BNSP sebagai peng-kaji ataupun pihak luar untuk memverifikasi, jadi kecenderungan tidak subjektif, walaupun kita asesor tapi memang kalau boleh saya berpendapat karena memang peraturan itu juga berubah cukup dinamis, jadi biasanya tetap kita melibatkan pihak lain untuk verifikasi, jadi meminimalkan adanya perbedaan data. Jadi mungkin orang dari pihak lain bisa mengevaluasi dan Kita juga bisa berdiskusi nantinya, misalkan retak tadi menurut kita kaji dari segi waktu ternyata keretakannya tidak dominan misalkan karena terletak di bagian dinding tapi setelah diverifikasi oleh pihak lain yang expert atau mungkin yang terkait misalkan dari tim teman-teman dari TACB misalkan, ternyata bangunan ini masuk dalam kurun waktu tertentu dan trend di bangunan ini adalah konsepnya seperti ini, jadi beliau menemukan rekomendasi ketika ada penambahan atau kehilangan sebuah dinding maka dilakukan perkuatan struktur karena dicurigai posisi dinding itu juga ikut menahan beban. Tidak mungkin kita menunggu bangunan itu crack dulu baru kita lakukan perbaikan tapi antisipasi itu menjadi sebuah awalan yang penting, dan konsolidasi dari pihak-pihak yang terkait itu juga menjadikan sebuah kekuatan sendiri dalam prosesnya nantinya.
4. Pertanyaan dari Bapak Seldy
Meliputi apa saja yang dituangkan kedalam laporan dan rekomendasi?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau dalam laporan dan rekomendasi itu pasti akan mengacu untuk apa assessment ini akan dilakukan. Assessment ini dilakukan di bangunan A karena terdapat keretakan dan sebagainya, nanti bangunin ini rencananya dari pihak user akan digunakan sebagai peningkatan fungsinya misalkan seperti itu atau akan ada proses kegiatan yang lainnya. Jadi laporan ini pasti yang pertama adalah kondisi eksisting dari bangunan yang akan di DSS tadi dengan memberikan keterangan, misalkan selengkap apa dokumennya, kualitasnya seperti apa, ya kan kolom structure dan ME dan sebagainya. Setelah laporan data existing itu ada maka akan muncul rekomendasi, itu untuk merespon keinginan user tadi di depan seperti apa. Misalkan dari gudang kemudian menjadi restoran, berarti untuk mendukung kegiatan ini secara struktur pasti bisa karena kekuatan gudang lebih mengakomodir untuk kekuatan restoran, tetapi yang menjadikan kesenjangan adalah sarana utilitasnya. Jadi di desain awal gudang itu tidak mengakomodir kegiatan untuk area dapur dengan standar tertentu, jadi butuh adanya penambahan DME untuk gas, air kemudian ada pembagian untuk zonasi kitchen dan sebagainya, drop off, office dan lain sebagainya. Lalu untuk area tempat makan juga ada beberapa yang ditambahkan, jadi bahkan rekomendasi mungkin bisa muncul kurang lebih desainnya seperti apa, ketika bangunan ini nanti jadi bangunan dengan fungsi yang lain, tapi dengan tetap mempertimbangkan poin-poin tadi. Misalkan bangunan ini termasuk bangunan yang lama akan dijadikan sebuah bangunan yang baru, itu apa saja yang ditambahkan, Itu masuk di rekomendasi. Jadi rekomendasi itu untuk menjawab alasan kenapa bangunan ini diakses di awal, dengan mempertimbangkan data bangunan resisting yang kita dapatkan tadi dari poin kurang lebih 5 sampai 8 tadi.
Profil InstrukturMirza Ramandhika, S.T.,M.T.
Dosen Universitas Diponegoro, Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
Pekerjaan
Dosen Universitas Diponegoro, Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
Pengalaman