Ramai Teori Senjata Biologis Chemtrail, Apakah Jejak "Asap" Pesawat Berbahaya?

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra

03 April 2024, 08.56

Sumber: www.shutterstock.com

Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan oleh pembicaraan tentang chemtrail atau jejak zat kimia di langit yang muncul bersama dengan fenomena "asap" panjang yang ditinggalkan oleh pesawat. Namun, yang sebenarnya terlihat adalah condensation trail atau contrail. Contrail merupakan jejak kondensasi yang muncul dari pesawat terbang karena uap air yang terkondensasi akibat suhu dingin di atmosfer. Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Penerbangan BMKG, Ismanto Heri, menjelaskan bahwa contrail adalah hal yang biasa dalam dunia penerbangan dan dapat terlihat dengan mata telanjang dalam jarak tertentu.

Tidak seperti yang banyak diyakini, contrail tidak membawa risiko bagi kesehatan manusia karena hanya terdiri dari air. Meskipun ada penelitian yang menyebut bahwa contrail dapat berkontribusi pada pemanasan global, namun Ismanto menegaskan bahwa jejak kondensasi pesawat tidak memiliki dampak langsung pada kesehatan manusia.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Wakil Direktur Indonesia Aviation and Aerospace Watch (IAAW), Marsda (Purn) Subandi Parto. Menurutnya, contrail merupakan proses kondensasi yang normal karena uap panas dari mesin pesawat bertemu dengan udara dingin di ketinggian tinggi. Subandi menegaskan bahwa contrail tidak berbahaya dan jejaknya akan hilang setelah beberapa saat karena suhu udara kembali normal.

Namun, di tengah isu mengenai contrail, muncul teori konspirasi mengenai chemtrail. Menurut para penganut teori ini, ada zat kimia yang disebarkan ke atmosfer melalui pesawat dengan tujuan yang tidak jelas, mulai dari penyebaran virus hingga kontrol pikiran. Namun, pemerintah telah menegaskan bahwa informasi mengenai chemtrail tersebut hanyalah hoaks.

Subandi juga meragukan teori konspirasi mengenai chemtrail, karena menurutnya sulit membuktikan bahwa ada pihak yang dengan sengaja menyebar senjata biologis melalui pesawat udara. Ia berpendapat bahwa hal tersebut akan membahayakan banyak orang dan tidak mungkin dilakukan oleh siapa pun.

Disadur dari: nasional.kompas.com