Mahasiswa ITS Temukan Metode Efektif Ekstraksi Jintan Hitam

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra

21 Maret 2024, 19.09

Sumber: www.its.ac.id

Kebutuhan akan suplemen ekstrak jintan hitam yang berperan dalam menjaga daya tahan tubuh semakin meningkat di tengah pandemi. Hal ini menjadi inspirasi bagi tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menciptakan proses ekstraksi jintan hitam yang optimal, efisien, dan ramah lingkungan, yang juga dapat diaplikasikan dalam industri produksi besar.

Tim ini dipimpin oleh Elisabeth Ratnani Wahyu Hapsari dan terdiri dari tiga anggota lainnya, yaitu Achmad Haris Sofani, Serli Dwi Rahayu, dan Arin Pashadiera Mellina. Mereka mengajukan ide ini dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 dan berhasil meraih medali perak untuk kategori presentasi terbaik.

Elisa, sapaan akrab Elisabeth, menjelaskan bahwa inovasi tim mereka terwujud dalam penelitian berjudul "Optimasi Proses Pemisahan Minyak Biji Jintan Hitam secara Foodgrade dengan Metode Hydrodistillation melalui Variasi Treatment Pra-Ekstraksi." Penelitian ini menggunakan metode hydrodistillation dengan variasi perlakuan pra-ekstraksi dalam pengambilan minyak biji jintan hitam. Dengan kata lain, penelitian ini merupakan kombinasi antara proses ekstraksi menggunakan metode hydrodistillation dan perlakuan pra-ekstraksi.

Keutamaan dari penelitian ini yaitu limbah bekas percobaan terhitung zero waste karena ampas biji jintan dapat didaur ulang menjadi pupuk, khususnya untuk tanaman jintan hitam itu sendiri. Sementara untuk pelarut bekas percobaan bisa digunakan kembali menjadi aquades.

Proses Hidrodistilasi untuk mengekstraksi biji Jintan Hitam

Proses pra-ekstraksi dan hydrodistillation ini bertujuan untuk meningkatkan hasil ekstrak yang diperoleh dan mengurangi penggunaan energi yang berlebihan dalam proses pra-ekstraksi. Pra-ekstraksi merupakan tahap perlakuan bahan sebelum proses ekstraksi dimulai. Sedangkan hydrodistillation adalah metode ekstraksi standar yang diatur oleh Food and Drug Administration (FDA) yang memastikan keamanan dan ketidakberacunan ekstrak yang dihasilkan.

Selain itu, penggunaan proses ini juga dapat mengurangi biaya produksi terutama ketika diterapkan dalam industri skala besar. Dalam kondisi meningkatnya permintaan, industri perlu meningkatkan produksi mereka sambil mengontrol biaya agar tetap optimal. Oleh karena itu, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi industri skala besar dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi mereka.

Proses ekstraksi minyak dari biji jintan hitam dimulai dengan tahap pra-ekstraksi pada bijinya menggunakan aquades dengan variasi waktu, yaitu 10, 20, 30, 40, 50, hingga 60 menit. Kemudian, dilanjutkan dengan proses ekstraksi hydrodistillation selama 9 jam.

Proses praekstraksi biji Jintan Hitam

Jintan hitam yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis tanpa selaput dan harus dalam kondisi segar. Setelah mendapatkan ekstrak jintan hitam, langkah selanjutnya adalah memprosesnya menggunakan alat rotary vacuum evaporator untuk memisahkan pelarut dari ekstrak dan mendapatkan minyak.

Minyak yang dihasilkan kemudian akan melalui serangkaian analisis, termasuk uji warna, densitas, Gas Chromatography and Mass Spectroscopy (GCMS), Scanning Electron Microscope (SEM), serta efisiensi konsumsi energi, dan lain-lain. Proses ini diakhiri dengan menghitung perbandingan antara bahan kering dan hasil minyak.

Tim ini melakukan riset mulai bulan Januari hingga September 2021, dengan Elisa menjadikan penelitian ini sebagai topik tugas akhirnya. Jika ada kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat magister, Elisa berencana untuk mengembangkan penelitian ini dengan rentang waktu yang berbeda dan mencari akurasi yang lebih baik dalam efisiensi energi.

Dengan harapan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam berbagai bidang, terutama dalam mendukung tenaga medis dan masyarakat dengan penyediaan suplemen yang aman dikonsumsi. Mereka juga berharap bahwa keprihatinan terhadap pandemi COVID-19 ini dapat membuka peluang bagi industri untuk menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan.

Disadur dari: its.ac.id