4 Inovasi Teknologi Konstruksi Selain dengan Bambu, Siswa Tahu?

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana

13 Maret 2024, 10.37

Hutan Vertikal di Milan (Foto: Google)

Konstruksi lintasan Formula E dan Tol Semarang-Demak sama-sama dilapisi bambu. Di trek Formula E, digunakan sebagai primer untuk area berlumpur. Saat ini digunakan sebagai sistem matras di jalan tol. Bambu merupakan inovasi dalam teknologi konstruksi. Bambu dipilih karena stabil, hemat biaya, dan diyakini dapat mendorong konsolidasi tanah di lokasi konstruksi.

Namun ternyata ada inovasi teknologi lain selain bambu dalam dunia arsitektur. siapa kamu? Berikut pernyataan yang dikutip dari website Universitas Lampung.

Inovasi Konstruksi

  1. Hutan Vertikal

Untuk mengatasi polusi udara di kota-kota besar yang sering kali kehilangan lahan hijau karena pembangunan gedung-gedung, muncul ide konstruksi hutan vertikal. Konsep ini menambahkan pepohonan sebagai bagian dari bangunan untuk mengurangi emisi CO2 dan menjaga keseimbangan lingkungan perkotaan. Selain memberikan manfaat fungsional, desain hutan vertikal juga tetap memperhatikan aspek estetika.

  1. Robot Rayap

Dalam mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh serangan rayap pada konstruksi bangunan, peneliti dari Harvard mengembangkan teknologi robot rayap. Robot ini dirancang untuk bekerja secara kolektif dalam proses perancangan, meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan kerja yang terkait dengan tugas-tugas konstruksi.

  1. Beton Self-Healing

Inovasi beton self-healing mengintegrasikan bakteri ke dalam bahan beton untuk memungkinkan perbaikan diri secara otomatis ketika terjadi retakan. Bakteri tersebut bereaksi ketika terpapar air, menghasilkan kalsit untuk memperbaiki retakan. Dengan demikian, konstruksi yang menggunakan beton self-healing dapat memiliki umur pakai yang lebih panjang dan berkelanjutan.

  1. Smart Roads

Konsep smart roads menghadirkan jalan-jalan pintar yang multifungsi dan berorientasi pada teknologi. Smart roads dilengkapi dengan sensor dan teknologi IoT yang dapat menghasilkan energi listrik dari gerakan kendaraan untuk menerangi lampu jalan dan memasok energi untuk kendaraan listrik. Selain itu, smart roads juga menyediakan informasi real-time tentang kondisi cuaca dan lalu lintas, dengan harapan dapat mengurangi polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor dan penggunaan pembangkit listrik konvensional. 


Disadur dari: detik.com