Hadi Tjahjanto, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), memukau para hadirin dengan paparan yang menggugah pikiran dalam perayaan Dies Natalis ke-78 Fakultas Teknik UGM yang diselenggarakan pada hari Sabtu (17/2).
Dalam presentasinya yang berjudul "Integrasi Pertanahan dan Tata Ruang untuk Memitigasi Entropi: Perwujudan Filosofi Memayu Hayuning Bawana," ia menggali aspek budaya mengenai ikatan yang rumit antara alam dan manusia serta simbiosis kearifan lokal dengan wawasan global.
Selain itu, beliau juga menjelaskan program-program fokus kementeriannya, yang mencakup regularisasi aset dan redistribusi tanah, serta menyoroti beberapa narasi keberhasilan dari berbagai daerah di Indonesia.
"Masih ada banyak tantangan di lapangan yang menunggu untuk diselesaikan. Terkait lingkungan dan kepemilikan lahan, yang semuanya demi kesejahteraan masyarakat," ujar beliau.
Ia menjelaskan bahwa kebutuhan lahan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas pembangunan, disandingkan dengan ketersediaan lahan yang statis, sehingga menimbulkan ketidaksesuaian antara pasokan (ruang) dan permintaan (manusia dan aktivitasnya).
Entropi, dalam konteks ini, dapat menimbulkan berbagai konsekuensi yang merugikan, seperti degradasi lingkungan, variasi iklim, kekurangan energi, dan kerawanan pangan. Seperti yang ditekankan oleh menteri, perpaduan antara perencanaan tata ruang dan lahan sangat penting untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh entropi ini.
"Entropi mungkin tidak dapat dihindari, tetapi lajunya dapat dimoderasi melalui perencanaan tata ruang dan lahan yang efektif," Menteri Tjahjanto menekankan.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi peran penting ilmu teknik dalam mendorong penelitian dan inovasi ke depan, yang diharapkan dapat mendukung terwujudnya kehidupan yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Selamat atas Dies Natalis ke-78 Fakultas Teknik UGM. Tetaplah berpijak pada bumi, menatap langit, dan teruslah berkontribusi untuk bangsa," pungkas Menristekdikti.
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor UGM, Profesor Ova Emilia, yang turut hadir dalam acara tersebut. Ia berharap agar Fakultas Teknik dapat menjadi ujung tombak dalam mengatasi masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan dan kemajuan teknologi.
"Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh kita semua. Kita harus menjaga keberlanjutan kehidupan di bumi, tempat dunia berputar pada porosnya, memberikan nafas kehidupan," ujar rektor.
78 Tahun Fakultas Teknik UGM
Peringatan Dies Natalis Fakultas Teknik UGM yang jatuh pada hari Sabtu ini menandai 78 tahun dedikasi Fakultas Teknik UGM terhadap pendidikan nasional, yang berawal dari hijrahnya para perintis akademis dari Bandung yang saat itu masih berada di bawah penjajahan Sekutu ke Yogyakarta dengan membawa lambang Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STT Bandoeng).
STT Bandoeng di Yogyakarta diresmikan pada tanggal 17 Februari 1946, tepat enam bulan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan berdiri sebagai batu penjuru dalam silsilah institusi pendidikan tinggi yang menjadi cikal bakal kelahiran Universitas Gadjah Mada.
Tema Dies Natalis ke-78, "Memperlambat Entropi sebagai Paradigma Baru Ilmu Pengetahuan Teknik Menuju Kehidupan yang Berkualitas dan Berkelanjutan," melambangkan pengakuan Fakultas Teknik UGM akan pentingnya memperlambat entropi sebagai paradigma bersama, yang akan membuka jalan bagi kontribusi masa depan bagi peradaban global.
"Paradigma mitigasi gangguan, juga dikenal sebagai perlambatan entropi, muncul sebagai konsep penting untuk kita rangkul secara kolektif, mendorong pergeseran dari pendekatan pembangunan antroposentris ke pendekatan kosmosentris, mendorong kualitas hidup yang harmonis seiring dengan kelestarian alam semesta," kata Dekan Fakultas Teknik, Profesor Selo.
Dalam perayaan ulang tahun tersebut, beliau menyampaikan ikhtisar pencapaian di tahun 2023, serta mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan yang tak tergoyahkan dari sivitas akademika, alumni, dan para mitra.
Dekan Selo juga menegaskan kembali komitmen dan ketangguhan Fakultas Teknik dalam menghadapi era disrupsi teknologi dengan mengedepankan pemahaman dan penerapan konsep perlambatan entropi sebagai paradigma baru dalam ilmu teknik.
"Kami berharap langkah ini tidak hanya meningkatkan reputasi Fakultas Teknik di kancah nasional dan internasional, namun juga memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan, menjawab tantangan masa depan, serta memperjuangkan pembangunan yang berkelanjutan," pungkas dekan.
Disadur dari: ugm.ac.id